Pertanyaan:
Apakah kaum dari golongan jin dan golongan setan itu sama? Bagaimana pula dengan hantu, apakah mereka dari golongan jin ataukah mereka golongan dari setan? Siapa pula iblis la’natullah alaihi itu?
Jawaban:
Jin dan setan, ditinjau dari asal kejadiannya, adalah sama. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan setan dari nyala api yang panas. Allah berfirman,
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan jin dari api yang panas.
Adapun perbedaannya, tidak semua jin tergolong setan. Jin dinamakan setan bila dia durhaka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya,
Jin, ditinjau dari ketaatannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, ada dua macam: ada yang beriman dan ada yang durhaka atau kafir.
Adapun hantu, maka dia adalah setan atau jin yang durhaka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, namanya ifrit, dia suka mengganggu orang. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Adapun iblis, ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan dari malaikat, sedangkan makna ayat di atas “dia adalah dari jin”. Disebut jin karena arti jin ialah “sesuatu yang tidak nampak oleh manusia”. Malaikat dan jin adalah makhluk yang tidak bisa dilihat manusia pada bentuk aslinya, tetapi sebaliknya mereka bisa melihat manusia. Allah berfirman,
Imam al-Qurthubi berkata, “Sesungguhnya, iblis berasal dari malaikat. Ini pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Mas.ud, Ibnu Jurej, Ibnu Musayyib, Qatadah, dan lainnya. Pendapat ini dipilih oleh Syekh Abdul Hasan, dan dikuatkan oleh Imam ath-Thabari. Ibnu Abbas berkata, ‘Iblis punya empat sayap, dan nama selanjutnya adalah iblis.” Ibnu Abbas berkata, ‘Lalu, dia durhaka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian, Allah Subhanahu wa Ta’ala marah kepadanya dan melaknatnya, maka jadilah dia setan (makhluk yang jauh dari kebenaran).’” (Lihat: Tafsir al-Qurtubi: 1/ 294)
Ibnu Abbas berkata, “Adapun di dalam ayat surat al-kahfi: 50 disebutkan bahwa iblis dari jin, maksudnya adalah dia itu penjaga jin.”
Beliau menambahkan, “Andaikata jin bukan dari malaikat, tentu Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyuruh mereka sujud kepada Adam. “ (Lihat: Tafsir ad-Durul Mantsur: 5/402)
Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir dan Abu Hatim, dari Hasan, dia berkata, “Allah Subhanahu wa Ta’ala melaknat suatu kaum yang mengira bahwa iblis adalah dari kalangan malaikat, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan iblis itu dari kalangan jin.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Abu Syaikh di dalam kitab adh-Adhamah, dari Ibnu Syihab, dia berkata, “Bahwa iblis adalah bapak jin, sebagaimana Adam adalah bapaknya manusia.” (Lihat: Tafsir ad-Durul Mantsur: 5/402)
Kesimpulannya, ulama berbeda pendapat tentang asal-usul kejadian Iblis, ada yang mengatakan dari malaikat dan ada yang mengatakan dari jin. Wallahu a’lam.
Sumber: Majalah Al Furqon, edisi 8, tahun ke-4, 1426 H.
(Dengan beberapa pengubahan tata bahasa dan aksara oleh redaksi www.konsultasisyariah.com)
Apakah kaum dari golongan jin dan golongan setan itu sama? Bagaimana pula dengan hantu, apakah mereka dari golongan jin ataukah mereka golongan dari setan? Siapa pula iblis la’natullah alaihi itu?
Jawaban:
Jin dan setan, ditinjau dari asal kejadiannya, adalah sama. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan setan dari nyala api yang panas. Allah berfirman,
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلاَّ تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِيْنٍ
“Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu
Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “Saya lebih baik daripadanya. Engkau
ciptakan saya dari api, sedangkan Engkau ciptakan dia dari tanah.” (Qs. al-A’raf: 12)Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan jin dari api yang panas.
وَ الْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارٍ السَّمُوْمِ
“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (Qs. al-Hijr: 27)
وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ
“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (Qs.ar-Rahman: 15)Adapun perbedaannya, tidak semua jin tergolong setan. Jin dinamakan setan bila dia durhaka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوْا ِلآدَمَ فَسَجَدُوْا إِلاَّ إِبْلِيْسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat,
‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia
adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Rabbnya.” (Qs. al-Kahfi: 50)Jin, ditinjau dari ketaatannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, ada dua macam: ada yang beriman dan ada yang durhaka atau kafir.
وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُوْنَ وَمِنَّا دُوْنَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا
“Dan sesungguhnya di antara kami (kata jin) ada jin yang shalih,
dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Kami menempuh
jalan yang berbeda-beda.” (Qs. al-Jin: 11)
وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُوْنَ وَمِنَّا الْقَاسِطُوْنَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُوْلَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
“Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada yang taat dan ada yang
menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu
benar-benar telah memilih jalan yang lurus.” (Qs. al-Jin: 14)
وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَباً
“Adapun yang menyimpang dari kebenaran mereka menjadi kayu api neraka jahannam” (Qs. al-Jin: 15)Adapun hantu, maka dia adalah setan atau jin yang durhaka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, namanya ifrit, dia suka mengganggu orang. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنَّ عِفْرِيْتًا مِنَ الْجِنَّ جَعَلَ يَفْتِكُ
عَلَيَّ الْبَارِحَةَ لِيَقْطَعَ عَلَيَّ الصَّلاَةَ وَإِنَّ اللهَ
أَمْكَنَنِي مِنْهُ فَذَعَتُّهُ فَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ أَرْبِطَهُ إِلَى
جَنْبِ سَارِيَةً مِنْ سَوَارِي الْمَسْجِدِ حَتَّى تُصْبِحُوْا
تَنْظُرُوْنَ إِلَيْهِ أَجْمَعُوْنَ أَوْ كُلُّكُمْ ثُمَّ ذَكَرْتُ قَوْلَ
أَخِي سُلَيْمَانَ (رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبَ لِي مُلْكًا لاَ يَنْبَغِي
ِلأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي) فَرَدَّهُ اللهُ خَاسِئًا
“Sesungguhnya ifrit (hantu dari kalangan jin) telah datang untuk
menggodaku semalam agar aku lalai ketika shalat. Akan tetapi, Allah
telah melindungi aku darinya, sehingga aku dapat menangkapnya. Aku
mempunyai keinginan untuk mengikatnya di salah satu tiang mesjid hingga
waktu pagi, supaya kamu semua dapat melihatnya. Namun, aku teringat
kata-kata saudaraku Nabi Sulaiman, ‘Rabbku, ampunilah aku, berikanlah
kepadaku suatu kekuasaan yang tidak akan dicapai seorang pun selepasku.’
Maka, Allah melepas ifrit (hantu) dalam keadaan keadaan hina dan
lemah.” (Hr. Bukhari: 239)Adapun iblis, ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan dari malaikat, sedangkan makna ayat di atas “dia adalah dari jin”. Disebut jin karena arti jin ialah “sesuatu yang tidak nampak oleh manusia”. Malaikat dan jin adalah makhluk yang tidak bisa dilihat manusia pada bentuk aslinya, tetapi sebaliknya mereka bisa melihat manusia. Allah berfirman,
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَ قَبِيْلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (Qs. al-A’raf: 27)Imam al-Qurthubi berkata, “Sesungguhnya, iblis berasal dari malaikat. Ini pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Mas.ud, Ibnu Jurej, Ibnu Musayyib, Qatadah, dan lainnya. Pendapat ini dipilih oleh Syekh Abdul Hasan, dan dikuatkan oleh Imam ath-Thabari. Ibnu Abbas berkata, ‘Iblis punya empat sayap, dan nama selanjutnya adalah iblis.” Ibnu Abbas berkata, ‘Lalu, dia durhaka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian, Allah Subhanahu wa Ta’ala marah kepadanya dan melaknatnya, maka jadilah dia setan (makhluk yang jauh dari kebenaran).’” (Lihat: Tafsir al-Qurtubi: 1/ 294)
Ibnu Abbas berkata, “Adapun di dalam ayat surat al-kahfi: 50 disebutkan bahwa iblis dari jin, maksudnya adalah dia itu penjaga jin.”
Beliau menambahkan, “Andaikata jin bukan dari malaikat, tentu Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyuruh mereka sujud kepada Adam. “ (Lihat: Tafsir ad-Durul Mantsur: 5/402)
Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir dan Abu Hatim, dari Hasan, dia berkata, “Allah Subhanahu wa Ta’ala melaknat suatu kaum yang mengira bahwa iblis adalah dari kalangan malaikat, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan iblis itu dari kalangan jin.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Abu Syaikh di dalam kitab adh-Adhamah, dari Ibnu Syihab, dia berkata, “Bahwa iblis adalah bapak jin, sebagaimana Adam adalah bapaknya manusia.” (Lihat: Tafsir ad-Durul Mantsur: 5/402)
Kesimpulannya, ulama berbeda pendapat tentang asal-usul kejadian Iblis, ada yang mengatakan dari malaikat dan ada yang mengatakan dari jin. Wallahu a’lam.
Sumber: Majalah Al Furqon, edisi 8, tahun ke-4, 1426 H.
(Dengan beberapa pengubahan tata bahasa dan aksara oleh redaksi www.konsultasisyariah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar