Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) adalah sebuah lembaga pendidikan
dan dakwah Islam yang berkedudukan di Surakarta yang didirikan oleh ustadz Abdullah Thufail Saputra rahimahullah pada tahun 1972 dengan tujuan untuk mengajak umat Islam kembali kepada
Al-Qur’an.
Dua puluhan tahun sudah saya aktif di MTA, tepatnya sejak bulan Oktober 1987 di Cabang Mojosongo Boyolali. Sungguh suatu fase kehidupan yang membahagiakan dan bersemangat dalam Quran dan Sunnah. Banyak hal yang saya dapatkan, mulai dari tersadarnya akan perlunya ilmu, ittiba' dan menjauhi syirik, tidak sekedar ikut-ikutan dalam tradisi masyarakat, sampai bagaimana memunculkan al haq sebagai suatu perjuangan dakwah.
MTA Jakarta menjadi awal keistiqomahan saya di MTA, yang semula mustami' biasa menjadi siswa tetap, bahkan sampai khususi (bai'at dengan pimpinan MTA). Beberapa tugas atau kepercayaan yang pernah diberikan Pimpinan Perwakilan kepada saya selama di MTA Jakarta antara lain, menjadi ketua panitia kurban beberapa kesempatan, ikut mewakili pertemuan-pertemuan pengurus di MTA Pusat (Pertemuan Ahad Siang), menjadi ketua Tim Janaiz (sempat menerbitkan buku), dilibatkan dalam pembinaan calon Cabang di Cikampek (sekarang Karawang) dari tahun 1997, dan moment-moment penting lainya dalam kegiatan Perwakilan. Terakhir sebelum saya pamit keluar dari MTA awal tahun 2010, saya masih dipercaya sebagai Koordinator Tim Dakwah dan Koordinator Satgas untuk Jakarta dan sekitarnya,
Awal mula pencetus kenapa saya pamit keluar dari MTA adalah adanya statemen MTA bahwa 'Siapa yang berbeda (punya faham yang beda dengan MTA) lebih baik keluar (dari MTA)'. Saat Ketua Perwakilan memberitahukan statemen itu secara khusus kepada saya, saat itu juga langsung saya pamit keluar. Perlu saya tegaskan, keputusan saya bukan didasari karena ada masalah pribadi dengan persons-persons MTA atau kepengurusan MTA, murni karena faham dan pendirian. Kenapa ini saya angkat? karena ada rumor seolah-olah orang yang keluar dari MTA adalah orang-orang yang 'bermasalah' dalam konotasi negatif. Perlu diketahui juga, malam sebelum saya pamit keluar, saya masih mengisi pengajian atas nama MTA dan membahas perjodohan lewat telepon dengan ketua perwakilan sampai hampir setengah-an jam.
Apa alasannya?
Orang akan bertanya, kalau memang sudah punya faham berbeda kenapa nggak dari awal bersikap?
Waktu itu saya berfikir bahwa saya bisa memperbaiki dari dalam dengan posisi yang ada. Saya lupa bahwa tidak ada perintah dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam untuk memelihara firqah, yang ada tentu tinggalkan firqah! (Hadits Hudzaifah)
Ada faham apa sih di MTA (yang saya selisihi)?
Semula tidak banyak yang saya selisihi, tapi ternyata berkembang menjadi banyak, dan tersimpul dalam tiga masalah besar, yaitu masalah jama'ah, aqidah, dan manhaj.
Dalam masalah jama'ah, MTA memiliki Imam sendiri yang dibai'at, dita'ati dan seterusnya, sebagaimana LDII, Jama'atul Muslimin (Hizbullah), MMI, Ikhwani dan lain-lain. Kalau mereka ini al-jama'ah sebagaimana hadits Rasulullah, lantas mana firqah-firqah yang banyak yang disebutkan Rasulullah. Sudah sangat jelas mereka membangun wala' dan bara' di atas kelompoknya. (bahkan di sebagian tempat ada boikot terhadap orang yang keluar dari MTA)
Dalam masalah aqidah, MTA mengingkari syafa'at di akhirat, mengimani kalau orang islam masuk neraka ya selamanya sebagaimana pemahaman khawarij/mu'tazilah (tidak ada jahanamiyyun), mengingkari kesurupan jin, mengimani bahwa malam lailatul qadr sudah tidak ada lagi, mengimani bahwa Allah tidak menetapkan taqdir (tapi sebagai sebab akibat murni, ini pemahaman qadariyah mu'tazilah), tidak mengimani beberapa peristiwa hari akhir antara lain turunnya Isa, munculnya Dajjal, dan Imam Mahdi, beraqidah Asy'ariyah dengan menakwilkan asma wa sifat Allah, istawa nya Allah, wajah Allah, tangan Allah, Allah dimana-mana, dan lain-lain
Dalam masalah manhaj, metodologi MTA dalam memahami agama adalah mendahulukan akal, kadang mengesampingkan hadits shahih (bila dianggap menyelisihi Al-Quran), apalagi atsar, atau perkataan para 'ulama kibar. Dari metodologi ini maka anjingpun jadi halal, sutera dan emas untuk laki-laki juga mubah, atau paling banter jadi makruh hukumnya.
Disamping itu, dalam masalah fikh juga terjerumus dalam bid,ah, padahal masalah memerangi bid'ah ini menjadi jargon MTA. Sangat ironis memang! Contohnya, menerapkan zakat tanpa memakai haul dan nishab, orang safar boleh bertayamum (bahkan menjadi kebiasaan sebagian besar warga MTA) walaupun di depan mata ada air yang melimpah
Mudah-mudahan blog yang saya garap ini ada maslahahnya, dan mampu menjawab berbagai permasalahan sebagaimana saya sebutkan di atas. Inilah perjalananan saya menuju manhaj salaf. Kepada saudara-saudaraku yang menyempatkan mampir di blog ini, saya berharap kritik dan sarannya. Akhirnya hanya kepada Allah-lah saya berhajat dan mohon ampun, semoga blog yang saya kelola ini tercatat sebagai amal shalih. Wallahu a'lam.
Syafaat disebutkan pertama kali dalam Al-Qur'an adalah pada QS.AL-Baqarah ayat 48. Dalam ayat tersebut terdapat perintah Allah kepada Bani Israil untuk bertaqwa dengan alasan di akhirat nanti tidak akan ada syafaat (pertolongan) dari siapapun kecuali amal manusia masing-masing. Syafa’at hakikatnya adalah doa, atau memerantarai orang lain untuk mendapatkan kebaikan dan menolak keburukan. Atau dengan kata lain syafa’at adalah memintakan kepada Allah di akhirat untuk kepentingan orang lain. Dengan demikian meminta syafa’at berarti meminta doa, sehingga permasalahan syafa’at ialah sama dengan doa.
BalasHapusIbnu Qudamah Al-Maqdisi berkata: “Nabi kita Muhammad akan memberikan syafaat kepada para pelaku dosa besar yang telah masuk neraka agar mereka bisa keluar setelah mereka terbakar dan menjadi arang, kemudian masuk ke dalam surga. Dan para nabi, orang-orang yang beriman serta malaikat akan memberikan syafaat (dengan seizin Allah). Allah berfirman: “Dan mereka tidak akan sanggup memberikan syafaat melainkan untuk orang yang Allah ridhai, dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada Allah.” (QS. Al-Anbiya`: 28) Adapun orang-orang kafir, tidak akan bisa merasakan syafaat orang yang memberi syafaat.” (Syarah Lum’atil I’tiqad, hal. 128)
HapusImam Syafi’i berkata: “Semalam saya mengambil faidah (istimbath) dari dua ayat yang membuat saya tidak tertarik kepada dunia dan yang sebelumnya. Firman Allah: “…Dia bersemayam di atas ‘Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tiada seorang pun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada izin-Nya….” (QS. Yunus: 3). Dan dalam Kitabullah, hal ini banyak: “Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya?” (QS. Al-Baqarah: 256) Syafa’at tertolak kecuali dengan izin Allah.” (Ahkamul Qur’an 2/180-181, Manhaj Imam Asy-Syafi’i fi Itsbat al-Aqidah, 1/291)
Al-Qurthubi berkata: “Ayat (yang mulia) ini menetapkan bahwa Allah mengizinkan siapa yang dikehendaki-Nya untuk (memberikan) syafa’at, mereka adalah para Nabi ‘alaihissalam, para ulama, orang-orang yang berjihad (di jalan-Nya), para malaikat, dan orang-orang selain mereka yang dimuliakan dan diutamakan oleh Allah. Kemudian mereka tidak bisa memberikan syafa’at kecuali kepada orang yang diridhai Allah, sebagaimana firman-Nya: “Dan mereka tidak (bisa) memberi syafa’at melainkan kepada orang yang diridhai Allah.” (QS. Al-Anbiyaa’: 28) (Tafsir Al-Qurthubi 3/273)
إِنَّ الْمُجْرِمِينَ فِي عَذَابِ جَهَنَّمَ خَالِدُونَ # لاَ يُفَتَّرُ عَنْهُمْ وَهُمْ فِيهِ مُبْلِسُونَ # وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِن كَانُوا هُمُ الظَّالِمِينَ # وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُم مَّاكِثُونَ #
BalasHapusSesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam adzab neraka Jahannam. Tidak diringankan adzab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa. Dan tidaklah Kami menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Mereka berseru,"Hai Malik, biarlah Rabbmu membunuh kami saja." Dia menjawab,"Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)." [Az Zukhruf:74-77]
Dua komentar sdr. Tower di atas saling membenarkan terhadap apa yang saya tulis, adanya pengingkaran terhadap syafa'at di akhirat kelak. Dalil-dalil yang dipakai pun sama ketika saya dulu mendakwahkan ingkar syafa'at ini bahkan saya bisa tambahkan beberapa ayat atau hadits bila mau. Saya tambahkan satu ayat saja yang sering dipakai; Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan (7:40).
HapusApakah sdr. Tower tidak tahu sabda Rasulullahi shalallahu 'alaihi wa sallam;
Syafa’atku akan diberikan kepada pelaku dosa besar dari ummatku....
juga Firman Allah;
Pada hari itu tidak berguna syafa’at, kecuali (syafa’at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya dan Dia meridhai perkataannya". [20: 109]
Ulama mana yang membimbing saudara punya pemahaman tentang syafa'at seperti itu?
Menurut Syaikh Shalih bin Fauzan al Fauzan, dalam menyikapi masalah syafa’at, manusia terbagi menjadi tiga golongan:
Pertama, golongan orang-orang yang ghuluw (berlebih-lebihan) dalam menetapkan syafa’at.
Mereka adalah orang-orang Nasrani, orang-orang musyrik, kaum sufi ekstrim dan Quburiyun (pecinta “ziarah kubur” dan pengalap berkah di kuburan). Ketika mereka mempunyai keperluan terhadap Allâh Ta'âla, maka mereka memintanya melalui syafa’at orang yang mereka agung-agungkan. Alasannya, apabila seseorang memerlukan sesuatu dari rajapun, maka orang itu memerlukan perantaraan atau syafa’at dari orang-orang dekat raja. Apalagi memerlukan sesuatu dari Allâh Ta'âla, tentu juga memerlukan perantaraan.
Dengan demikian, mereka hakikatnya meminta-minta kepada orang yang diagungkannya, bukan kepada Allâh Ta'âla.
Kedua, golongan Mu’tazilah dan Khawarij.
Mereka ghuluw (berlebihan) di dalam menolak syafa’at. Sehingga mengingkari syafa’at Nabi Muhammad shallallâhu 'alaihi wasallam dan syafa’at selain Nabi bagi para pelaku dosa besar.
Ketiga, Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Mereka menetapkan adanya syafa’at sesuai dengan apa yang ditetapkan di dalam nash-nash al Qur`ân dan hadits-hadits Nabi shallallâhu 'alaihi wasallam. Karena itu, Ahlu Sunnah wal Jama’ah menetapkan syafa’at sesuai dengan persyaratan-persyaratannya.
oke yang saya tanyakan adalah kapan syafaat itu di berikan? apakah orang yg akan masuk neraka ato orang yg sudah masuk neraka?
Hapusyang saya tanyakan kapankah syafaat itu di berikan, apakah orang yg akan msuk neraka atau orang yg sudah masuk neraka
HapusApakah saudara mengimani syafa'at Rasulullah di akhirat kelak? Untuk apa dijawab bagi orang yang tidak mengimani!
Hapuskekeliruan utama MTA (dalam hal ini) adalah salah dalam menafsirkan QS Maryam 71.
HapusSilahkan baca tafsir muktabar untuk lebih lengkapnya. Yang pada intinya semua orang pasti "mendatangi neraka". setelahnya (orang mukmin) ada yg menuju surga atau mampir dineraka, sehingga pertanyaan kapan syafaat diberikan menjadi tidak relevan.
Saudaraku bila anda tidak sepaham alangkah bijaknya anda tidak usah mencatut nama dari Majlis itu,apalagi anda memakai simbolnya.apa kata2 anda itu bisa dipertangung jawabkan,jangan sampai kata2 anda menjadi fitnah.
BalasHapusKalau ada yang keliru/fitnah, saudara bisa mengkoreksi/meluruskannya. Jazakallahu!
Hapuskalau saya dulu malah seperti anda sekarang ini. tapi saya sadar, ternyata kebenaran itu milik allah. jangan menganggap yg lain sesat yg benar hanya diri sendiri. (itu namanya sombong)
HapusRupanya anda selama di MTA tidak ikhlas...
sehingga tidak ada kebaikan pada MTA.
sekarang anda jalani yg anda yakini, yg penting ikhlas, tidak merasa paling benar sendiri. tidak menyalahkan yg lain.
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim!
HapusSemoga Allah mengampuni antum, dan memberikan semangat untuk belajar dan belajar! Begitu juga saya!
kmrin comentnya 9 kok berkurang lg,kenapa ngk siap di serang balik
BalasHapusEh ada penyerang?
HapusKoment yang tidak sesuai tema dan hanya copas-an sampah dengan berat hati di delete, dan perlu moderasi untuk komentar-komentar selanjutnya!
Harap dimengerti
Assalamualaikum wr. wb.
BalasHapusSaudaraku Abu Faris Bambang Surono,
Demi Allah saya tidak mengetahui kebenaran tulisan yang anda tulis di blog anda karena sesungguhnya Allah yang Maha mengetahui.
Ijinkan memperkenalkan diri saya. Nama saya Rukani siswa tetap MTA perwakilan Nganjuk. Belum lama saya menjadi siswa. Saya hanya ingin bertanya, Benarkah anda dulu siswa MTA? Aslikah nama yang anda cantumkan di blog ini? mohon kejujurannya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang jujur dan mengerjakan kebajikan.
Assalamualikum wr.wb.
Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabarakaatuh,
HapusKalau ada yang tidak benar dengan tulisan saya, saudara bisa membenarkannya/ meluruskannya supaya tidak ada fitnah, apalagi saudara masih aktif di MTA, banyak peluang saudara untuk tanya kepada Guru daerah (ustadz) yang dikirim.
Sdr. Rukani, saya dikenal di MTA dengan nama Bambang Surono. Saudara bisa tanya langsung ke Ust. Sukino atau pengurus Pusat lainnya, atau ke Perwakilan Jakarta tempat terakhir saya mengaji di MTA (021.7428631)
Barakallahu fiik...!
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
HapusTerimakasih atas balasannya saudaraku, saya menghargai setiap pendapat dan perbedaan, saya menghargai kejujuran anda. Sesungguhnya Allah maha mengetahui.
Saya sudah menanyakan kepada ketua perwakilan Nganjuk perihal anda, beliau kenal dengan saudara.
saya kutip salah satu pernyataan saudara;
"(bahkan di sebagian tempat ada boikot terhadap orang yang keluar dari MTA)"
Demi Allah yang maha mendengar dan maha melihat, sejauh ini saya mengaji di MTA tidak ada satu-pun statement yang mengatakan bahwa orang yang berhenti ngaji / keluar dari MTA harus diboikot, kecuali jika ada warga yang melakukan ZINA. Dia harus keluar dan diboikot!!
Barakallahu fiik...!
Sdr. Rukani,
HapusSalam saya buat Ketua Perwkilan Nganjuk.
Na'am, saya sendiri juga tidak diboikot, makanya saya tulis 'di sebagian tempat'.
Kalau sdr. Rukani ingin tahu lebih lanjut tentang apa yang saya tulis, sdr. bisa add akun Fecebook saya 'Abu Faris Bambang Surono'. Lewat inbox saja, supaya tidak terlalu fulgar.
KOK ADA ORANG YANG MENGINGKARI KERASUKAN JIN YA ..?
BalasHapusANA MEMANG HERAN KOK YA PUNYA KELOMPOK SAMPAI BEGITU GEDENYA .ALLAHU AKBAR.
MEMANG KEBENARAN SUDAH DI ANGKAT DARI ATAS BUMI.
barakallahu fikum
BalasHapusakan sangat menambah ilmu bila ada tanggapan dari Siswa MTA, terutama buat saya.
BalasHapusmonggo, bila salah katakan kebenarannya
bila mengetahui kebenaran tetapi kita diam saja maka kita akan dianggap orang yang lemah imannya
maaf pak
BalasHapussaya belum pernah dengar pernyataan jika berbeda pendapat dengan pendapat mta lebih baik keluar.
bapak dapat pernyataan seperti darimana yah
Antum bisa tanya langsung ke ust. Sukino, atau ke mas Bambang Sulistyobudi (Ketua Perwakilan Jakarta ketika itu), atau ust. Sardjiman (Koordinator Gurda). Barakallahu fiik!
HapusAssalamu'alaikum
BalasHapusMenurut antum apakah MTA waktu masih dipegang Ust Abdullah Tufail dulu dengan MTA sekarang sama?
Jazakallah khairan
Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabarakaatuh,
Hapus99 % sama dalam pemahaman. Dalam hal kebijakan/politik tentu ada perbedaan. Wallahu a'lam
Mta memang bukan yang sempurna yang pernah saya temui tetapi paling baik dari yang lain yang pernah saya temui, dan keputusan keluar belum tentu yang terbaik. Apalagi karna perkataan segilintir orang, menurut saya berkolompok masih lebih baik daripada sendiri2. Saya sendiri memang baru pendengar, saya juga pernah dikecewakan dan diremehkan oleh kepala satgas mta, tetapi itu saya anggap oknum, selama mta masih berjalan pada garis islam, saya akan kesampingkan masalah pribadi. Oh ya di dalam alquran pelajaran tentang makanan haram ada 4, surat yang membahasnya pun juga ada 4. Apa itu gk bagiab dari penegasan?
BalasHapusSemoga antum terus semangat menuntut ilmu! Ketergelinciran MTA sudah sebagian saya tulis, semoga cukup sebagai pertimbangan bagi siapa saja yang mau belajar.
HapusSaudaraku,
Berkelompok2/firqah adalah perpecahan yang dibenci, bagaimana dikatakan lebih baik? Semoga Allah menunjuki antum pada pemahaman salafush shalih, ahlu sunnah wal jama'ah.
Ibnu Qudamah al-Maqdisi rahimahullah mengatakan, “Setiap golongan yang menamakan dirinya dengan selain identitas Islam dan Sunnah adalah mubtadi’ (ahli bid’ah) seperti contohnya : Rafidhah (Syi’ah), Jahmiyah, Khawarij, Qadariyah, Murji’ah, Mu’tazilah, Karramiyah, Kullabiyah, dan juga kelompok-kelompok lain yang serupa dengan mereka. Inilah firqah-firqah sesat dan kelompok-kelompok bid’ah, semoga Allah melindungi kita darinya.” (Lum’atul I’tiqad, dinukil dari Al Is’ad fi Syarhi Lum’atil I’tiqad hal 90. Lihat pula Syarh Lum’atul I’tiqad Syaikh al-‘Utsaimin, hal. 161)
mengomentari pendapat bapak, saya mau bertanya kalau berkelompok itu tidak baik maka yang baik itu yang bagaimana? sendiri-sendiri? sedangkan nabi saja berkelompok, bersama-sama dalam berdakwah, ada strategi ada komunikasi, ada musyawarah. Kalau kita sendiri2 bagaimana bisa timbul kekuatan. Berkelompok memang ada jeleknya yaitu anggotanya seolah memperjuangkan dan membela kelompoknya itu salah satu kekurangan, tetapi kelebihanya juga ada. Dengan berkelompok kita bisa menghimpun kekuatan, dana, kekeluargaan, kebersamaan, kepedulian dll.Lalu bagaimana seharusnya kita berdakwah, sendiri2, lepas tanpa nama, tanpa ikatan, tanpa organisasi? Mohon maaf apabila beda pendapat.
HapusKelompok/firqah yang dimaksud adalah sebagaimana fokus pada blog ini (MTA). Yang mana ia membai'at imam sendiri, sehingga membangun wala' dan bara' di atasnya. Bukankah kelompok yang seperti ini berbilang dan banyak? Ingat hadits perpecahan umat! Ada firqah, ada al-jama'ah! Hendaklah antum cari tahu masalah ini, sudah banyak dikupas oleh ahli ilmi. Jangan agama antum disandarkan kepada akal semata! Wallahu a'lam
HapusAssalamu'alaikum wr wb,
BalasHapussaya sangat menghargai bapak2 yang berdiskusi dengan ilmu dan santun dalam berhujah. ok.
sangat menarik pembahasan ini. Menurut pendapat saya memang disetiap kelompok ada ciri2 unik/tersendiri. Hampr semuanya LDII, MTA, NU, MD, SALAFY, HTI dll dan tidak mungkin semua orang setuju dengan penyeragaman pendapat tersebut, walau satu jamaah misalnya bapak sendiri tidak setuju dan tidak kuat menahan rasa tersebut akhirnya keluar. Itu hak dan pilihan seseorang. Daripada tidak nyaman di MTA lebih baik keluar itu pilihan bapak. Boleh saja. Tetapi ada juga, orang yang nyaman danmantap di MTA, itu masalah pribadi, nafsi-nafsi. Jadi mari kita jaga dan kita kita hormati pilihan kita maupun orang lain. Mengenai perbedaan itu wajar, sejak jaman nabi perbedan sudah ada, ulama 4 madhabpun berbeda pendapat.
Wa'alaikumussalaam warahmatullahi wabarakaatuh,
HapusAda perbedaan pendapat yang masyhur dan diakui (yang lahir dari ijtihad para 'ulama, karena tidak adanya nash/dalil yang jelas). Namun ada perbedaan pendapat yang tidak diakui yang lahir dari kalangan orang-orang awam yang tidak mengerti dan tidak memahami, misalnya antara sunnah dan bid'ah, antara tauhid dan syirik, dst. Karena itu, hendaknya orang awam merujuk kepada ahlul ilmi, sebagaimana ditunjukkan oleh Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
فَسْئَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَتَعْلَمُونَ
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43)
Anda harus bisa mencari yang lebih baik dari firqah sebelumnya baru solusinya. Klo hanya keluar saja baru setengah jalan
BalasHapusBismillah, anda bisa lihat tagline di atas blog ini " Dari MTA menuju Manhaj Salaf " semoga anda paham setelah keluar dari firqoh kemana berlanjut perjalanannya.
Hapusjazakumullah perhatiannya
yang terdahulu ada blog "Mantan Kyai N*", sekarang ada blog "mantan siswa mta", mungkin besok lagi ada blog "Mantan ustad X", besoknya lagi ada blog ginian lagi,,,hancurlah Islam kalau semua orang berpikiran seperti ini. Dari sini, saya orang yang sangat bodoh ini pun bisa menilai bagaimana kualitas dakwah dari orang-orang seperti ini. Sangat disayangkan sekali sebenarnya, termasuk yang bapak lakukan ini, memakai nama blog "mantan-siswamta" dan memakai logo MTA untuk mengulas faham-faham dari MTA yang tidak cocok dengan faham anda saat ini. Dengan kata lain bahwa faham anda saat inilah yang paling benar. Hal ini tidak jauh berbeda dengan beberapa blog/website lain yang sering saya temui, baik yang berpaham "opo jare" maupun yang berpaham "Al Qur'an dan Sunnah", bahkan diantaranya website utama milik salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, yang isinya menunjuk-nunjuk faham kelompok lain, bahkan tidak sedikit yang menghujat, mencemooh, dan memfitnah kelompok lain yang tidak sepaham,,,naudzubillah,,,
BalasHapusBagaimanakah pengamalan dari "lana a'maluna wa lakum a'malukum"?
Kalau di MTA diberlakukan "yang tidak sepaham lebih baik keluar" ini saya rasa adalah suatu bentuk ketegasan dalam menjalankan ajaran Islam. Dan saya rasa aturan seperti ini diberlakukan untuk para ustad/guru-guru yang ditugasi oleh MTA, dengan tujuan untuk meluruskan faham dari pusat sampai daerah-daerah. Sering kita saksikan dalam satu ormas di daerah yang satu dengan daerah yang lain fahamnya pun berbeda-beda, hal ini karena masing-masing individu punya kepentingan sendiri-sendiri, tidak disamakannya faham dari pusat sampai daerah-daerah. Jadi kalau tidak sepamam kenapa harus menyatu. Yang terpenting, walaupun tidak menyatu tetapi tetap satu saudara seiman. Keluar dari satu sekolah untuk mencari sekolah yang lebih baik itu bagus asalkan tidak merasa lebih pandai dari yang lain, karena pada hakikatnya kebenaran itu hanya milik Allah SWT.
Siapa lagi yang mau ikut-ikutan bikin blog "MANTAN-MANTAN" seperti ini? Silahkan, hanya Allah SWT yang tahu niat dan tujuan anda.
Hadi - Klaten
Saya tegaskan, di blog ini tidak ada fitnah!
HapusLagi-lagi ayat ini (lana a'maaluna wa lakum a'maalukum) dijadikan senjata oleh teman-teman MTA ketika menerima nasihat, disamping senjata yang lainnya, misal; jangan merasa paling benar, jangan menjelek-jelekkan, ghibah, ...dst. Antum telah menempatkan dalil bukan pada tempatnya!
Silahkan dibuka tafsirnya!
Udah tua kok masih ngeyel.. :(
Hapusbagaimana cara beragama yang paling mendekati kebenaran? saya ingin beragama seperti itu. dan kalau itu ada namanya apa nama kelompok tersebut? saya ingin selamat dunia akhirat.
BalasHapusCara beragama yang benar adalah cara beragamanya para salaf, yakni Rasulullah dan para shahabatnya, tabi'in, tabi'ut tabi'in. Merekalah salafush shalih! Cocokkah pemahaman kita dengan pemahaman mereka, cocokkah cara ibadah kita dengan cara ibadah mereka,... dst. Wallahu a'lam
HapusTo. Isman Purwanto
HapusKEBENARAN [ AL HAQ ]
Imam Al Barbahari rahimahullah berkata:
واعلم رحمك الله أن الدين إنـما جاء من قبل الله تبارك وتعالى لم يوضع على عقول الرجال وآرائـهم وعلمه عند الله وعند رسوله فلا تتبع شيئاً يهواك فتمرق من الدين فتخرج من الإسلام فإنه لا حجة لك فقد بين رسول الله صلى الله عليه وسلم لأمته السنة وأوضحها لأصحابه وهم الجماعة وهم السواد الأعظم والسواد الأعظم الحق وأهله
“Ketahuilah saudaraku, semoga Allah merahmatimu, bahwa :
▌agama Islam itu datang dari Allah Tabaaraka Wa Ta’ala.
▌Tidak disandarkan pada akal atau pendapat-pendapat seseorang.
▌Janganlah engkau mengikuti sesuatu hanya karena hawa nafsumu. Sehingga akibatnya agamamu terkikis dan akhirnya keluar dari Islam.
▌Engkau tidak memiliki hujjah.
▌▌Karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah menjelaskan As Sunnah kepada ummatnya, dan juga kepada para sahabatnya. Merekalah (para sahabat) As Sawaadul A’zham.
▌▌▌Dan As Sawaadul A’zham itu adalah al haq dan ahlul haq” .
[ Syarhus Sunnah, 1/66 ]
Sebelum itu, beliau juga berkata:
والأساس الذي تبني عليه الجماعة وهم أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم وهم أهل السنة والجماعة فمن لم يأخذ عنهم فقد ضل وابتدع وكل بدعة ضلالة
“Pondasi dari Al Jama’ah adalah para sahabat Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Merekalah Ahlussunnah Wal Jama’ah. Barang siapa yang cara beragamanya tidak mengambil dari mereka, akan tersesat dan berbuat bid’ah. Padahal setiap bid’ah itu kesesatan” [ Syarhus Sunnah, 1/65.].
Beliau juga berkata:
قال عمر بن الخطاب رضي الله عنه : لا عذر لأحد في ضلالة ركبها حسبها هدى ولا في هدى تركه حسبه ضلالة فقد بُينت الأمور وثبتت الحجة وانقطع العذر وذلك أن السنة والجماعة قد أحكما أمر الدين كله وتبين للناس فعلى الناس الإتباع
“Umar bin Al Khattab Radhiallahu’anhu berkata: Tidak ada toleransi bagi seseorang untuk melakukan kesesatan, karena petunjuk telah cukup baginya. Tidaklah seseorang meninggalkan petunjuk agama, kecuali baginya kesesatan. Perkara-perkara agama telah dijelaskan, hujjah sudah ditetapkan, tidak ada lagi toleransi. Karena As Sunnah dan Al Jama’ah telah menetapkan hukum agama seluruhnya serta telah menjelaskannya kepada manusia. Maka bagi manusia hendaknya mengikuti petunjuk mereka” [ Syarhus Sunnah, 1/66.].
apa tujuan anda masih memakai lambang mta????
BalasHapusapa anda blm punya lambang???
saya berharap anda menulis blok ini dalam keadaan ikhlas
Barakallahufiikum...smoga kita tetap istiqomah diatas manhaj salaf... manhaj yang lurus manhajnya ahlussunnah wal jamaah... jazakallahu khairan ustadz.. ana bener2 baru tahu sepak terjang MTA ini... kalau ga mampir ke sini mungkin ga tau sama sekali... syukron jazilan atas peringatannya....
BalasHapusMau manhaj salaf silahkan, NU silahkan, Muhammadiyah silahkan, MTA silahkan, HTI silahkan, Al Irsyad silahkan atau kelompok apapun silahkan, tapi jangan sampai kita merasa paling benar sendiri karena sesuatu yang kita anggap benar itu belum tentu benar dihadapan Allah SWT. Masalah perbedaan paham memang tidak bisa saling ketemu karena masing-masing pihak pasti berkeyakinan pada pahamnya masing-masing. Untuk itu kita jalankan ajaran Islam berdasarkan yang kita yakini kebenarannya, rujukannya kan sudah jelas yaitu Al Qur'an dan Sunnah Nabi. Kita semua pasti sudah tahu bahwa manusia itu tak ada yang luput dari dosa dan khilaf kecuali Rasulullah.
HapusPertanyaan pada pemilik blog ini yang mengaku mantan siswa MTA yang sudah 20 tahun belajar agama di MTA, apakah benar pelajaran ilmu agama yang diajarkan di MTA seperti itu? Ataukan pemilik blog ini benar-benar bisa memahami pelajaran Al Qur'an dan Sunnah Nabi yang diajarkan di MTA?
Pada para pembaca blog ini, kalau anda seorang muslim/muslimah, saya bisa mengatakan ANDA SEORANG MUSLIM/MUSLIMAH YANG SANGAT BODOH kalau anda-anda semua percaya dan meyakini begitu saja apa yang ditulis di blog ini apa-apa tentang MTA atau tentang siapa sajalah tanpa anda mencari tahu sendiri apa dan bagaimana MTA atau siapa-siapa saja yang diberitakan langsung dari sumber yang bersangkutan.
MTA mempunyai website dan radio resmi, semuanya bisa diakses kapan saja dari seluruh penjuru dunia, kajian-kajian di radionya pun juga bisa didengarkan dari seluruh penjuru dunia baik yang siaran langsung maupun siaran ulangnya. Begitu juga untuk kelompok-kelompok ataupun organisasi-organisasi lainnya, semua pastilah menginformasikan kelompok/organisasi dan kegiatan-kegiatannya pada publik, kita seharusnya mencari tahu langsung dari sumber-sumber yang bersangkutan, bukan dari pihak lain seperti ini.
"JANGANLAH KITA MERASA BANGGA KALAU BISA MENEMUKAN KESALAHAN ORANG LAIN SEDANGKAN KESALAHAN PADA DIRI KITA SENDIRI TIDAK MAU MENGOREKSI"
Sering saya menemukan statement 'jangan sampai kita merasa paling benar sendiri karena sesuatu yang kita anggap benar itu belum tentu benar dihadapan Allah SWT' satu sisi 'perbedaan paham memang tidak bisa saling ketemu karena masing-masing pihak pasti berkeyakinan pada pahamnya masing-masing. Untuk itu kita jalankan ajaran Islam berdasarkan yang kita yakini kebenarannya'. Pertanyaanya, pertama; apakah antum beragama dengan landasan keraguan, belum ada barometer untuk mengukur kebenaran? kedua; apakah ada orang beragama dengan tanpa keyakinan? Tentu tidak ada! lantas untuk apa antum dakwah kepada orang yang sudah punya keyakinan masing2?
HapusAkh Hadi Satari, antum jangan menebar syubhat dan tuduhan, kalau antum siswa MTA tunjukkan dimana letak ketidak benaran apa yang saya tulis. Semoga Allah menunjukkan antum pada manhaj yang haq, manhajnya Rasulullah dan para shahabat!
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
BalasHapuskepada saudara2 yang menyatakan bermanhaj salaf, saya ingin mempelajari bagaimana amalan untuk hal2 sbb:
1. Saya pernah tinggal 3 bulan di kawasan afrika yang mayoritas bermadzhab Maliki. Dalam urusan2 sederhana mereka masih berusaha mencontoh Rasulullah saw. Dalam hadits diriwayatkan bahwa Nabi saw verwudhu dengan satu mud dan mandi dengan 5 mud. Di mana pun tempat di negara itu, wudhu menggunakan mud. Apakah saudara2 bermanhaj salaf di Indonesia juga wudhu menggunakan mud? Atau menggunakan air kran?
2. Tentang zakat fitrah, mereka menggunakan ukuran sha', bukan kg, liter, atau uang. Apakah saudara2 bermanhaj salaf di Indonesia juga mengamalkan zakat fitrah menggunakan satuan sha' ini?
3. Tentang distribusi zakat fitrah, jika makanan pokok dikumpulkan, bagaimanakah manajemen pengelolaan dari pengumpulan hingga distribusinya?
4. Tentang zakat maal. Selain menggunakan syarat haul dan nishab, apakah untuk yang berprofesi karyawan/bergaji bulanan juga mengeluarkan zakatnya? kalo iya, dilihat sebagai zakat apa?
5. Tentang shalat rawatib ba'diyah Jum'at. Beberapa kali ketemu dengan saudara2 yang bermanhaj salaf, shalat ba'diyah jumat-nya dua rakaat dan bukan empat rekaat. Manakah yang dijadikan pegangan? Dan jika Dua rekaat, dalil manakh yang digunakan?
6. Tentang penggunaan kalender, sebagaimana diketahui bahwa kalender masehi adalah buatan orang kristen. Sementara kalender hijriah keluaran depag sendiri belum sepenuhnya diakui oleh masyarakat luas Indonesia. Untuk saudara2 yang bermanhaj salaf, apakah juga menggunakan kalender masehi>
Demikian dan terimakasih untuk penjelasannya.
wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Wa'alaikumussalaam warahmatullahi wabarakaatuh,
HapusKalau antum benar ingin belajar maka datangilah majlis ilmu yang bermanhaj salaf! Bergabung disini https://www.facebook.com/groups/jadwalkajiansalaf/ Barakallahu fiik!
Syukron url-nya. ane mo ikutan.
Hapusane dulu juga ikut kajian mta tapi cuma -+ 4 x. karena disitu ingkar syafaat ane pemit keluar.
Wa'alaikumussalaam warahmatullahi wabarakaatuh..
HapusPak Abbas dalam manhaj salaf tidak bermadzab tertentu namun juga tidak mencemooh Ulama yg bermadzab..
dalam fiqh akan sangat banyak variasi perbedaan dalam setiap pemahaman.. kewajiban kita mengikuti dalil yang paling kuat bukan mengikuti Personal Ulama..
namun bila perbedaan itu nyleneh/ tidak ada Sahabat yg memahami demikian sudah semestinya perbedaan itu tidak ditoleransi dan diperingatkan.. (seperti maulidan, tahlilan, yasinan)
namun dalam masalah AQIDAH semua Ulama Ahlu Sunnah Wal Jamaah bersepakat tidak ada perbedaan..
sehingga yang berbeda dengan AQIDAH para Sahabat dan Ulama Ahlu Sunnah tentu saja kelompok menyimpang..
wallahu a'lam..
Bismillah
Hapusafwan jiddan.,ana jujur sudah ikut kajian MTA sejak thn 2009 lalu,semangat mengaji ,,masyaALLAH,, disisi lain ana juga baca berbagai buku salaf, ana menemukan berbagai perbedaan pemahaman, nah, ana sempat dilema dengan hal itu, lambat laun .qodarulloh ana keluar dari MTA dan aktif dalam manhaj salaf,setelah berbagai kajian ana ikuti..masyaALLAH ternyata selama di MTA banyak terjadi syubhat syubhat(kerancuan dalam berfikir).bukan niat ana berbangga bangga dengan manhaj,akan tetapi ana hanya menasehati para pengikut MTA.termasuk orangtua ana,yang bapak ana dulu bertugas menjadi satgas MTA,ana sedikit" memberikan nasehat,alhamdulillah bapak ana sudah mengetahui mana yang benar,bukan brarti kami berbangga dengan kelompok kami,. ana menasehati teman teman MTA,. dan ingat nasehat bukan berarti celaan ,waallahu alam bish shawab. Abu Harist
terus terang saya binggung dengan yg saya hadapi:
BalasHapusnu salahkan mta
nu salahkan salaf
mantan mta sekarang salaf juga salahkan mta
nu dan salaf juga saling menyalahkan
mana yg benar??????
tolong bagi semua saja jangan bikin orang awam jadi tambah binggung
Antum jangan berkecil hati, teruslah berproses, bukankah menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim (HR. Ibnu Majah, shahih)! Insya Allah antum akan mendapatkan bila antum mau mencarinya. Bukankah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda 'Orang yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan, akan dimudahkan untuk memahami ilmu agama' (HR. Bukhari-Muslim). Barakallahu fiikum...
Hapussemua saling menyalahkan.. lalu apakah kita tidak ingin tahu dan mengikuti 1 yang paling benar dan paling selamat?
Hapuscontoh: Kristen menganggap ISA anak Tuhan, Yahudi menganggap ISA anak haram, dan ISlam menganggap ISA Rasul Allah..
Kristen, Yahudi, Islam saling menyalahkan namun hanya 1 yang benar.. dan yang benar akan selamat..
demikian dalam Islam ada berbagai aliran dan juga saling menyalahkan.. namun hanya 1 yang paling benar.. yaitu: Islam berdasarkan Quran SUnnah dengan pemahaman Sahabat.. karena Para Sahabat telah dijamin masuk surga dan Allah telah ridho terhadap mereka...
wallahu a'lam..
Yang benar hanya milik Allah Ta'ala dan apa yang di bawa oleh RasulNya...
HapusDari 2 kebenaran yang haqiqi ini selanjutnya dibawa oleh para sahabat dan diajarkan kepada para Tabi'in dan terus berlanjut sampai pada ulama2 Ahlussunnah dan sampailah ajaran itu kepada kita...oleh karena kita di wajibkan untuk terus belajar dan menuntut ilmu syar'i ini, maka insya Allah kita akan dituntun untuk mengetahui mana yang benar menurut Allah Ta'ala dan RasulNya...
Afwan untuk semua, ana juga seorang penuntut ilmu, semoga selalu di tuntun untuk meraih Hidayah Allah yang selalu di lantunkan dalam sholat...
Makna Ayat Kelima
اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
Artinya: “Tunjukilah Kami jalan yang lurus.”
Maknanya: “Tunjukilah, bimbinglah dan berikanlah taufik kepada kami untuk meniti shirathal mustaqiim yaitu jalan yang lurus.” Jalan lurus itu adalah jalan yang terang dan jelas serta mengantarkan orang yang berjalan di atasnya untuk sampai kepada Allah dan berhasil menggapai surga-Nya. Hakikat jalan lurus (shirathal mustaqiim) adalah memahami kebenaran dan mengamalkannya. Oleh karena itu ya Allah, tunjukilah kami menuju jalan tersebut dan ketika kami berjalan di atasnya. Yang dimaksud dengan hidayah menuju jalan lurus yaitu hidayah supaya bisa memeluk erat-erat agama Islam dan meninggalkan seluruh agama yang lainnya. Adapun hidayah di atas jalan lurus ialah hidayah untuk bisa memahami dan mengamalkan rincian-rincian ajaran Islam. Dengan begitu do’a ini merupakan salah satu do’a yang paling lengkap dan merangkum berbagai macam kebaikan dan manfaat bagi diri seorang hamba. Oleh sebab itulah setiap insan wajib memanjatkan do’a ini di dalam setiap rakaat shalat yang dilakukannya. Tidak lain dan tidak bukan karena memang hamba begitu membutuhkan do’a ini (lihat Taisir Karimir Rahman, hal. 39).
saya mau tanya:
BalasHapus1. apakah semua hadist sahih ada yg ternyata tidak do'if?
2. apakah semua hadist do'if ternyata ada yg sahih?
mohon jawabanya
1. Semua Hadist Shohih pasti shohih (khan sudah jadi hadist shohih).
Hapus2. Semua Hadist Dho'if pasti dhoif.
bila yang dimaksudkan Shohih dan Dhoif berdasarkan Kesepakatan Ulama Ahlu Hadist.
namun bila yang dimaksud ada Ulama A dan Ulama B memberikan hukum yang berbeda tentang derajat hukum suatu hadist dimungkinkan..
namun demikian apakah kita akan menolak SEMUA HADIST SHOHIH hanya karena adanya kemungkinan menurut dugaan (tanpa ilmu) kita DHOIF?
dan kita hanya menggunakan AL QURAN?
bila demikian, apakah kita tidak sholat sama sekali karena seluruh gerakan sholat terdapat dalam Hadist (yang dimungkinkan ada Hadist Dhaif)???
apa beda salaf dgn salafi?
BalasHapusKata salaf tidaklah asing di kalangan 'ulama. Bila kita mendengar kata salaf, maka yang kita ingat pertama kali adalah Rasulullah dan para shahabat, kemudian tabi'in, kemudian tabi'ut tabi'in. Tiga generasi awal inilah yang disebut dengan salafush shalih (orang-orang terdahulu yang shalih). Merekalah tiga generasi utama dan terbaik dari umat ini yang diakui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana sabdanya, “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi sesudahnya kemudian generasi sesudahnya lagi.” (HR. Ahmad, Ibnu Abi ‘Ashim, Bukhari dan Tirmidzi).
HapusSedangkan salafi adalah orang yang menyandarkan diri pada salaf. Bukankah kita wajib mengikuti jalan (manhaj) yang mereka tempuh! Barakallahu fiik..
Adz-Dzahabi berkata: ”As-Salafi adalah sebutan bagi siapa saja yang berada di atas manhaj salaf.” (Siyar A’lamin Nubala 6/21)
HapusAs-Suyuthi berkata dalam Lubbul Lubab jilid 2 hal.22 : "Salafi dengan difathah {huruf sin dan lam-nya} adalah penyandaran diri kepada madzhab As-Salaf."
As-Sam’ani dalam Al-Ansab jilid 3 hal.273 berkata: "Salafi dengan difathah adalah nisbah kepada As-Salaf dan mengikuti madzhab mereka."
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Tidak ada celaan bagi orang yang menampakkan madzhab salaf dan menisbahkan diri kepadanya dan merujuk kepadanya bahkan wajib menerima hal tersebut menurut kesepakatan. Karena sesungguhnya madzhab salaf itu adalah tak lain kecuali kebenaran”. (Majmu’ Fatawa jilid 4 hal. 149)
Assalamu’alaikum wr.wb,
BalasHapusأَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيْمِ
At Taubah [9:11]: Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.
Saudarakaku, tidak ada gunanya menghujat saudara kita lain, bahkan jika saudara kita zina sekalipun, janganlah rame2 "mengarak di jalan".
Aku mengharamkan makan daging --anj—ing--. Tetapi ingatlah "setahu saya" 4 imam besar pun tidak persis sama pendapatnya tentang "air liur", "moncong - mulut lidah", "kotoran" dan "dagingnya". Mohon diluruskan jika salah, setahuku imam Malik tidak mengharamkan daging anjing, apakah beliau imam malik "ingkaru sunnah" atau "bodoh" ?.
Aku yakin, dari kajian di mta-online.com aku dapatkan Ustad MTA faham persis tentang nishab. Pendapatku sama dg dia, andaikan aku membeli kan cincin anakku hanya beberaa gram, tidak sampai senishab kmd aku zakati apa terlarang? zakat fitrah 1 kwintal kan juga boleh.
Tentang syafa'at, akau yakin ada, Cuma pemahamanku “Syafaat = pertolongan Allah”. Mendapat syafaat Rasulullah aratinya mendapat pertolongan Allah karena mengikuti sunah2 beliau. Mendapat syafaat alqur’an karena mengkaji dan mengamalkan firman Allah. Mendapat syafaat puasa krn banyak melakukan puasa wajib dan sunah. Mendapat syafaat malaikat karena iman kepada malaikat. Aku tdk tahu, apakah pemahaman MTA sama seperti saya ini.
Tentang lailatur-qodar, aku berpendapat masih ada, tentu dgn berbagai dalil. Dan memang ustadz MTA dari kajian saat ramadhan, tidak meyakini turunnya lagi, tentu dengan berbagai dalil juga. Pendapatku beda, tetapi menurutku tidak bisa aku katakan ustadz tersebut "mendahulukan akal" karena ternyata juga memakai dalil.
Setelah aku coba fahami , amalan A = mta mengikuti imam malik, tetapi amalan B = bisa jadi mta ngikuti imam hanafi, dll. Menurutku? tidak salah juga cari aman, dan menurutku cara itu tidak berarti menafsirkan sendiri. Namun, aku yakin antum yg 20 tahun di MTA lebih mengerti pendapat2 ustad2nya MTA.
Aku jg coba fahami antum, yg sedang berburu ilmu, mencari yg paling benar bukan?.
Itulah ilmu, bs jadi kelak kita mendapatkan dalil lebih kuat. Kusarankan, antum coba ngaji juga di Masjid Baitul Makmur Solobaru, setiap bakda maghrib. Ustadnya ada yg dari pondok slafi, ada yg dr pondok ngruki, dan pondok lain2. Khusus selasa malam rabu kliwon dipakai al-hidayah (para habib agak condong NU).
Maksudku, antum akan lebih arif jika memahami sisi2 pendapat mereka terutama maslah fikih.
Setahuku, ketika ngikuti tausyiah ustadz mereka yg dr manhaj salaf tidak suka “menyebut suatu kelompok” apalagi menjelekan saudara muslim gara2 beda pemahaman fikih seperti halal-haram anjing ini. Bukan berarti tdk tegas, menjadi beda, jika ttg "menjadikan ahli kubur washilah dalam berdo'a".
Anda saja, ada orang mengklaim manhaj salafi (sebagai organisasi) adalah yg paling benar pendapatnya, apa bedanya dengan kelompok/yayasan/firqah lain yg antum tuduh membangun wala' dan bara' di atas kelompoknya?".
Maka aku sarankan, tutuplah blok ini dan bertaubatlah... sebelum terlambat.
Manfaatnya jauh lebih sedikit dari mudlaratnya. Ini nasihat sbg kewajiban thdp saudara muslim.
Wa’alaikumussalam wr wb.
Bismillah, saya akan mencoba membantu meluruskan beberapa pernyataan/pertanyaan dari saudaraku anonym :
HapusAt Taubah [9:11]: Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.
Saudarakaku, tidak ada gunanya menghujat saudara kita lain, bahkan jika saudara kita zina sekalipun, janganlah rame2 "mengarak di jalan".
Saya tidak faham yang anda maksud dengan ayat diatas, mungkin bisa dijelaskan tafsirnya sehingga lebih pas ( bukan dipas-paskan) dan itulah fungsi kaidah tafsir yaitu tidak boleh menafsirkan Al Qur’an dengan ro’yu. Kemudian tentang menghujat saudara yang lain silakan ditunjukkan bagian mana hujatan tersebut, justru karena menganggap warga MTA adalah saudara maka kami berusaha untuk meluruskan pemahaman yang menyimpang dari pemahaman para pendahulu Islam.
Aku mengharamkan makan daging --anj—ing--. Tetapi ingatlah "setahu saya" 4 imam besar pun tidak persis sama pendapatnya tentang "air liur", "moncong - mulut lidah", "kotoran" dan "dagingnya". Mohon diluruskan jika salah, setahuku imam Malik tidak mengharamkan daging anjing, apakah beliau imam malik "ingkaru sunnah" atau "bodoh" ?.
Saudaraku, pernahkan anda belajar ushul fiqih, kalau ya maka pasti tahu bagaimana ulama salafiyin mendudukkan imam Malik beliau diberi udzur untuk beberapa pendapat yang menyelisihi ijma’ karena mungkin hadits yang dipegangi oleh imam yang lain belum sampai pada beliau, serta tingkat keilmuan beliau yang membuat kesalahan beliau sangatlah kecil dibandingkan dengan manfaat dari ilmu beliau. Sedangkan kita yang hidup di akhir zaman yang saat ini ilmu begitu tersebar apakah akan diberi udzur juga seperti beliau? Jawabannya ya kalau situasinya sama, maka kami memberi udzur dengan kejahilan sehingga kami sampaikan dakwah ini.
Aku yakin, dari kajian di mta-online.com aku dapatkan Ustad MTA faham persis tentang nishab. Pendapatku sama dg dia, andaikan aku membeli kan cincin anakku hanya beberaa gram, tidak sampai senishab kmd aku zakati apa terlarang? zakat fitrah 1 kwintal kan juga boleh.
Saudaraku, kalau anda katakan faham persis tentang nishob wallahu a’lam namun setahuku tidak, tolong suruh jelaskan secara detail nishob kambing, unta ketika jumlahnya sdh 2 atau 3 kali lipat dari nishob. Untuk jawaban pertanyaan selanjutnya maka ada pertanyaan yang aku ajukan kepadamu, Zakat termasuk ibadah atau bukan? Kalau ya maka kaidah ibadah adalah harom kecuali ada perintah/ contoh dari Rasulullah trus zakat dengan jiwa zakat itu nyonto siapa?
Tentang syafa'at, akau yakin ada, Cuma pemahamanku “Syafaat = pertolongan Allah”. Mendapat syafaat Rasulullah aratinya mendapat pertolongan Allah karena mengikuti sunah2 beliau. Mendapat syafaat alqur’an karena mengkaji dan mengamalkan firman Allah. Mendapat syafaat puasa krn banyak melakukan puasa wajib dan sunah. Mendapat syafaat malaikat karena iman kepada malaikat. Aku tdk tahu, apakah pemahaman MTA sama seperti saya ini.
Silakan baca artikel “Apakah syafaat itu” sedangkan pemahaman diMTa tidak ada syafaat seperti dalam artikel tersebut.
HapusTentang lailatur-qodar, aku berpendapat masih ada, tentu dgn berbagai dalil. Dan memang ustadz MTA dari kajian saat ramadhan, tidak meyakini turunnya lagi, tentu dengan berbagai dalil juga. Pendapatku beda, tetapi menurutku tidak bisa aku katakan ustadz tersebut "mendahulukan akal" karena ternyata juga memakai dalil.
Saudaraku pernahkah belajar manhaj, pengertian berdalil itu bukan hanya menggunakan dali Al Qur’an dan Hadits Shohih saja namun pemahaman terhadap dua sandaran juga harus dengan pemahaman yang shohih juga yaitu dengan pemahaman para pendahulu islam silakan lihat artikel “MENGAPA HARUS MANHAJ SALAF SAJA?”
Setelah aku coba fahami , amalan A = mta mengikuti imam malik, tetapi amalan B = bisa jadi mta ngikuti imam hanafi, dll. Menurutku? tidak salah juga cari aman, dan menurutku cara itu tidak berarti menafsirkan sendiri. Namun, aku yakin antum yg 20 tahun di MTA lebih mengerti pendapat2 ustad2nya MTA.
Aku jg coba fahami antum, yg sedang berburu ilmu, mencari yg paling benar bukan?.
Itulah ilmu, bs jadi kelak kita mendapatkan dalil lebih kuat. Kusarankan, antum coba ngaji juga di Masjid Baitul Makmur Solobaru, setiap bakda maghrib. Ustadnya ada yg dari pondok slafi, ada yg dr pondok ngruki, dan pondok lain2. Khusus selasa malam rabu kliwon dipakai al-hidayah (para habib agak condong NU).
Maksudku, antum akan lebih arif jika memahami sisi2 pendapat mereka terutama maslah fikih.
Saudaraku, jangan-jangan anda masih belum tahu bagaimana mengukur kebenaran dalam islam, dan menganggap silakan islam dipahami dengan pemahaman masing-masing dan nanti dihadapan Allah lah akan diketahui siapa yang benar. Silakan belajar manhaj untuk mengetahui hal tersebut. Justru karena kami paham dengan pendapat ustadz2 MTAlah blog ini dibuat.
Setahuku, ketika ngikuti tausyiah ustadz mereka yg dr manhaj salaf tidak suka “menyebut suatu kelompok” apalagi menjelekan saudara muslim gara2 beda pemahaman fikih seperti halal-haram anjing ini. Bukan berarti tdk tegas, menjadi beda, jika ttg "menjadikan ahli kubur washilah dalam berdo'a".
Anda saja, ada orang mengklaim manhaj salafi (sebagai organisasi) adalah yg paling benar pendapatnya, apa bedanya dengan kelompok/yayasan/firqah lain yg antum tuduh membangun wala' dan bara' di atas kelompoknya?".
Saudara, sekali lagi anda kurang teliti, dimana letak menjelek-jelekkannya, justru media ini untuk berdiskusi kalau dikatakan pemahamanmu menyelisihi maka sampaikan hujjah untuk menguatkan pendapatmu sehingga orang akan mengerti apakah itu perbedaan pendapat atau menyelisihi pendapat yang shohih. Sekali lagi belajarlah tentang manhaj
Wallahu a’lam semoga Allah memberi petunjuk kepada jalannya salafus sholih.
Dari hamba Allah yang dho’if
Abu Ro’fah
Alhamdulillah.. sedikit tambahan buat anonym==setahuku imam Malik tidak mengharamkan daging anjing, apakah beliau imam malik "ingkaru sunnah" atau "bodoh" ?.==
Hapusperlu di teliti kembali keabsahan riwayat yang menyatakan bahwa Imam Malik menghalalkan hewan-hewan tersebut. Karena kalaupun hal ini benar, tentu ini sangat bertentangan dengan pernyataan imam malik sendiri secara shahih dalam kitab beliau “Al Muwaththa’”, yang mana beliau menyatakan suatu pendapat yang menunjukkan bahwa hewan tersebut haram. Hal ini ketika beliau mengomentari dan menjelaskan petunjuk hukum yang ada dalam hadits Abu Hurairah diatas yang berbunyi : أَكْلُ كُلِ ذِي نَابٍ مِنَ السِبَاعِ حَرَامٌ “Memakan setiap binatang buas yang bertaring adalah haram”. Beliau katakan : وَهُوَ الْأَمْرُ عِنْدَنَا “Demikian pula halnya (haram) menurut kami.” Imam al Qurtuby berkata, ” dan menurut fuqahaul amshar (ahli fiqh yang hidup dalam masing-masing kawasan/daerah yang mereka tinggali) diantaranya Imam Malik, Imam Syafi’i, Abu Hanifah dan Abdul Malik menyatakan bahwa memakan setiap hewan buas yang bertaring adalah haram”.
Lebih dari itu Syeikh Abdurahman Al Jaziry dalam kitabnya Al Fiqh Ala Madhahibil Arba’ah menegaskan bahwa tidak ada seorang ulama’ pun dari Malikiyah (madhab imam malik) yang menghalalkan hewan anjing, paling tidak mereka terbagi menjadi dua pendapat dalam menyikapi status hewan ini. Yaitu mereka yang memakruhkan dan yang mengharamkanya Dan itu pun pendapat kedualah yang paling masyhur. Bahkan mereka (malikiyah) mengatakan : “Perlunya diberi pelajaran/sanksi bagi mereka yang berani menisbatkan bahwa Imam Malik menghalalkan hewan tersebut”. Adapun mengenai khabar tersebut, diantara lafadznya ialah sebagaimana berikut ini : رَوَي عَنْ ابنِ عُمَر أنه سُئِلَ عَن لَحُوْمِ السِبَاعِ فَقَالَ: لاَ بَأْسَ بِهاَ Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia ditanya tentang hukum daging binatang buas, maka beliau katakan,” hal itu tidak apa-apa” قَالَ القَاسِمِ: كَانَتْ عَائِشَة تَقُولُ لمَاَ سَمِعَتْ النَاسَ يَقُولُوْنَ حرم كل ذِي نَابٍ مِنَ السِبَاعِ: ذَا لِكَ حَلاَلٌ، وَتَتْلُوا هذه الآيَةِ ” قُلْ لاَ أَجِدُ فِيْمَا أُوحِيَ إِلَىَّ مُحَرَّماً ” Berkata Qasim : ” Ketika ‘Aisyah mendengar para sahabat mengatakan bahwa haramnya setiap hewan buas yang bertaring, maka ia berkata, ” itu adalah halal”, kemudian ia mengucapkan ayat ” قُل لاَ أَجِدُ فِيمَا أُوحِيَ إِلى مُحَرَماً عَنْ ابنِ عَبَاس قَالَ : لَيْسَ شَيْء مِنَ الدَوَابِّ حَرَامٌ إِلاّ مَا حرّم الله فِي كِتَابِهِ : { قُل لا أَجِدُ فِيمَا أُوْحِىَ إِلَىَّ مُحَرَّمًا } Dari Ibnu Abbas ia berkata, ” tidak ada satu pun dari binatang melata yang haram kecuali yang telah diharamkan Allah dalam firman-Nya : قُل لا أَجِدُ فِيمَا أُوْحِىَ إِلَىَّ مُحَرَّمًا ” Sedangkan mengenai kedudukan dari khabar diatas, Abu Umar Bin Abdil Barr memberikan komentar sebagaimana dinukil oleh Ibnu Hajar Al ‘Asqalany dalam kitabnya Fathul Barri Syarh Shahih Al Bukhary, bahwa jalur periwayatannya adalah lemah/dhaif. Imam asy syaukany lebih menegaskan lagi dengan perkataannya,”dan telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan ‘Aisyah bahwasanya tidak ada yang diharamkan kecuali yang telah telah disebutkan dalam ayat ini (surat An Naml : 145), dan hal itu diriwayatkan pula dari imam malik, namun perkataan ini gugur/lemah”. Dan telah kita ketahui bersama bahwa hadits/khabar yang dhaif tidak bisa dijadikan landasan hukum dalam permasalahan yang sifatnya amaliyah.
HapusBismillah. Salafy adalah pengikut generasi salaf yaitu pengikut Rosululloh dan para sahabat beliau. Jadi kalau pengin jadi salafy tidak usah mendaftar, tidak ada ketuanya , juga tidak ada organisasi apapun. Yang ada adalah orang orang yg menyampaikan da'wah sesuai dengan apa yg disampaikan Rosululloh dan para sahabatnya.
BalasHapusSdangkan untuk MTA, teman saya yg dulu sudah bertahun tahun menjadi ketua MTA pun skarang sudah keluar darinya. Juga ada salah satu cabang di kabupaten XXXX yg dibubarkan karena tidak sami'na wa atho'na kepada kbijakan MTA (SUKINA). Allahulmusta'an.
Kalau anda ingin menjadi salafy, maka tidak akan ada pembubaran atau dikeluarkan dari salafy kecuali kalau antum menjadi penyembahkubur, pemuja kesyirikan, kebid'ahan maka otomatis anda akan keluar dari salafy.
Terus carilah ilmu di luar MTA di kajian kajian yg bermanhaj salaf mka akan anda ketahui 'ilmu yg benar. Barokallohufiykum.
Bismillah. Komentar dari anonim di atas adalah penuh dengan syubhat yg berbahaya. Terlihat bahwa sang penulis masih kebingungan dalam menentukan mana manhaj yg haq dan mana manhaj yg bathil. Manhaj ini bukanlah makanan yang asal kelihatanya baik maka boleh dimakan, manhaj yg ada skarang ini telah disabdakan oleh Rosululloh bahwa akan terpecah menjadi 73 golongan, dan hanya satu yg benar BUKAN SEMUANYA BENAR. Maka pilihlah manhaj yg selamat yaitu manhaj salaf. Karena dengan pertimbangan dalil dalil yg ada maka manhaj salaflah yg lurus dalam mengikuti dalil tsb. Bisa di baca di kitab Minhajulfirqotinnajiyyah wa tho'ifah manshuroh : syaikh muhammad bin jamil zainu rohimahullohuta'ala.
BalasHapusDownload kajian mp3 nya di http://abumundziralghifary.blogspot.com
Semoga yg masih menempuh Manhaj BOLAH BOLEH, dan Manhaj GADO GADO segera ruju' menuju manhaj yg lurus. Sbagaimana firman Allah dlm surat al an'am 153. Jalan lurus itu satu BUKAN BANYAK.
Ahlussunnah adlah yg mencocoki kebenaran, Ahlussunnah adlah yg menjauhi penyimpangan penyimpangan, buat apa mempertahankan pendapat kelompok2 yg sudah menyimpang??? maka tunggulah akan semakin jauh penyimpangan itu sbagaimana firman Allah "Nuwallihi maa tawalla" (annisa:115).
Saudaraku abu faris salam kenal dari ana: Abu Mundzir Al-Ghifary, dan ana mohon ijin utk menjadikan website antum ini menjadi salah satu link di website ana. Smoga tetap lanjutkan langkah dalam mendakwahi saudara saudara kita yg belum memahami makna manhaj alfirqotunnajiyyah. Dan memang logo antum ahsan diganti dengan yg lain ini saran ana pribadi, tetapi isinya yg membongkar kesesatan kelompok kelompok yg menyimpang terus dipertahankan karena itu merupakan bagian dari perintah Allah "Tawashow bilhaq". Barokallohufiykum.
Barakallaahu fiikum..
Hapussatu kata untuk orang-orang yang mengaku bermanhaj salaf yang terlibat di blog ini "SOMBONG"
BalasHapusSombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.
Hapus(HR. Muslim no. 91)
Jadi menurut keterangan hadits tsb, kesombongan ada 2 unsur yaitu :
Hapus1. Menolak kebenaran
2. Meremehkan orang lain
1. "Menolak kebenaran"
untuk unsur menolak kebenaran ini, yang dapat menilai kebenaran hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
2. "Meremehkan orang lain"
Orang-orang yang mengaku bermanhaj salaf yang terlibat di dalam blog ini jelas-jelas meremehkan orang lain, terlihat dari tulisan-tulisan yang mereka tulis yang merasa bahwa diri merekalah yang paling benar.
Saya percaya dengan pemahaman orang-orang salaf, tetapi orang-orang yang mengaku bermanhaj salaf yang terlibat di blog ini BUKAN ORANG SALAF, mereka "hanya mengaku" bermanhaj salaf.
Benar sekali kata beberapa Kyai yang seringkali saya dengar, "sekarang banyak orang yang menuntut ilmu tinggi-tinggi tapi tujuannya hanya untuk berdebat dan untuk menyalah-nyalahkan orang lain".
1. QS: Al Baqarah:99
Hapus"Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik."
kebenaran itu JELAS..
menurut Al Quran dan Sunnah dgn pemahaman sahabat..
afwan inilah dalil JIL "yang dapat menilai kebenaran Allah" sehingga:
Hindu Budha Nasrani Yahudi juga BENAR.. Jangan Klaim Kebenaran.."
lalu apa artinya Sahabat dan Ulama? bila keilmuan mereka dianggap sama dengan orang awam?
apakah artinya Syaikh Profesor Guru Besar Ulama Kibar bila keilmuannya (pengetahuan kebenaran) disamakan dengan awam yang tidak pernah sekolah?
2. Afwan antum mengatakan kami paling benar.. yang berarti antum pun telah menghakimi kami salah dan antum benar.. tolong tunjukkan saja apa kebenaran antum dan dalilnya.. tolong tunjukkan bagaimana kami meremehkan orang lain?
“Jangan anda mengatakan sesuatu yang membuat anda akan perlu untuk meminta udzur (meralatnya) besok hari“
HapusSemoga Allah mengampuni kesalahan-kesalahan kita!
Maaf, dalam komentar saya sebelumnya saya tulis "Insya Allah saya tidak akan berkomentar lagi di blog ini", tapi sayangnya komentar tsb tidak ditampilkan (sengaja tidak ditampilkan atau mungkin sudah dihapus), untuk itu saya tulis ulang di sini supaya ada kejelasan yang sejelas-jelasnya bagi semua pembaca blog ini (tidak asal memvonis orang/pihak lain, akan tetapi tahu dan mengerti dengan mata, telinganya dan akal pikirannya sendiri).
BalasHapusKalau ternyata komentar saya kali ini tidak ditampilkan lagi, berarti bisa dipastikan bahwa ada niatan tidak baik dari pemilik blog ini untuk memecahbelah persatuan umat Islam. Dan kalau komentar saya ini ditampilkan, saya berprasangka baik saja, mungkin komentar saya sebelumnya terlewati belum di-approve karena banyaknya komentar yang masuk.
Berikut ini komentar saya sebelumnya :
Nyuwun sewu pak, bukan maksud saya menuduh panjenengan, di blog ini bapak menulis tentang pihak lain, dalam hal ini MTA. Di blog ini dikupas "kesalahan-kesalahan MTA" (saya berasumsi bahwa semua yang tidak sesuai paham anda dianggap salah, karena semua yang ditulis tentang MTA tsb yang tidak sesuai paham anda dianggap "ketergelinciran MTA").
Saya yakin bahwa pelajaran agama yang disampaikan di MTA tidak sebatas pada apa yang ditulis di atas, akan tetapi masing-masing poin dijelaskan secara terperinci yang tentu saja bersumberkan dari Al Qur'an dan Sunnah Nabi.
Dengan hanya membaca dari keterangan-keterangan pada tulisan blog di atas, para pembaca sudah menyimpulkan sendiri-sendiri seperti apa MTA itu. Untuk itu alangkah "BIJAKNYA" jika keterangan-keterangan di atas merujuk pada sumbernya, misalnya dengan menambahkan : "untuk lebih jelasnya bisa dengarkan sendiri kajiannya di...... (menunjukkan link kajian MTA, website MTA atau radio MTA)". Dengan begitu bagi ORANG YANG MAU MENGGUNAKAN AKALNYA pastilah mau membuktikan sendiri langsung ke sumbernya, kecuali bagi orang-orang yang hanya mengedepankan emosi tentu saja langsung memvonis begitu saja. Bukankah Allah memerintahkan kita untuk tabayun jika mendengar suatu berita, apalagi yang menyangkut kejelekan orang/pihak lain?
Sampai di sini saja Ustad, Insya Allah saya tidak akan berkomentar lagi di blog ini, tidak ada manfaatnya saling otot-ototan mempertahankan ego masing-masing, bisa-bisa hanya akan menimbulkan rasa saling curiga dan sebagainya. Teruskanlah dakwah panjenengan untuk membangun moral bangsa ini yang sudah diambang kehancuran, siapkanlah generasi penerus bangsa yang lebih baik dari generasi yang sekarang dengan dibekali ilmu agama.
Lebih baik kita saling menebarkan salam, menebarkan salam di sini bukan sekedar dalam ucapan saja, akan tetapi dengan menebarkan salam berarti kita harus menjaga keselamatan saudara-saudara kita, walaupun beda paham tetap saudara.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
wa'alaikum salam warahamtullahi wabarakatuh..
Hapusafwan.. pemilik blog ini orang yang sangat paham materi pelajaran mta.. beliau telah mengaji selama 22 tahun telah ber BAIAT menjadi warga khususy.. menjabat ketua TIM DAKWAH Jakarta dan sekitarnya.. beliau bukan orang luar yang tidak paham MTA.. bahkan sangat paham karena turut menyebarluaskannya..
contoh: banyak Pendeta Nasrani menulis penyimpangan Nasrani dan mengapa keluar..banyak warga LDII menulis kesesatan LDII dst.. itu semua agar kesalahan yang mereka lakukan tidak terulang pada umat..
lha apakah mereka merekomendasikan kajian Nasrani/ LDII untuk didengarkan sebagai pembuktian peringatan mereka?
bisa2 umat yang lemah imannya bisa terkena syubhat menjadi Nasrani atau ikut LDII..
khan lebih baik mendengarkan kajian, website, atau Radio yang JELAS Aqidahnya saja.. yaitu Kajian Ahlu Sunnah Wal Jamaah/ Salafy..
semoga Mas masih mau membaca2 blog ini walau tidak komentar..
semoga bermanfaat karena peringatan dalam blog ini sangat ilmiah tanpa emosional hanya mengharap kebaikan...
22 tahun kalau tidak bisa memahami percuma kan? bagaimana bisa memahami kalau pahamnya saja sudah beda? Dari tulisan-tulisan di blog ini jelas-jelas terlihat bahwa pemilik blog yang katanya sudah 22 tahun di MTA ternyata tidak bisa memahami pelajaran yang disampaikan di MTA, semua pelajaran hanya dipahami sepotong-sepotong. BUKTIKAN SENDIRI,,, anda akan tahu kalau pemahaman pemilik blog ini tentang pelajaran yang disampaikan di MTA hanya sepotong-sepotong, dengan kata lain, pemilik blog ini walaupun sudah 22 tahun bahkan menjadi TIM DAKWAH tapi nyatanya tidak paham betul dengan pelajaran-pelajaran yang disampaikan di MTA !!!!
HapusLagi-lagi kesombongan selalu muncul dari Sdr. Noviandi Cahyo Putro....
Monggo, kalau mau menuntut ilmu di kajian salaf, mengaji dulu yang benar di salafy. Ustad-ustad salafy yang benar-benar bermanhaj salaf tidak seperti orang-orang yang menjadi kontributor di blog ini. Beliau-beliau orang-orang yang paham terhadap ilmu agama.
Berbeda dengan para kontributor di blog ini, dakwah kok isinya "mengupas kejelekan" pihak lain yang belum tentu jelek di mata Allah SWT.
Tidak ingatkah ajaran Islam yang milia ini? kalau kita mengetahui aib saudara kita, kita harus bagaimana? bagaimana cara kita meluruskan kekhilafan saudara kita (kalau memang saudara kita menyalahi ajaran agama)?
Seseorang keluar dari suatu organisai tertentu belum tentu keluar karena paham akan kesesatan atau kejelekan organisasi yang di ikuti bisa karena :
Hapus1. merasa lama dan senior tapi tidak mendapatkan sesuatu yang dicari dan dikehendaki hatinya.
2.karena tidak puas dengan keputusan pimpinan
3. tidak berani meluruskan pimpinan,maka mencari sesuatu yang lain untk menjadikan pembanding, apalagi sampai 20 tahun berjalan pasti dalam perjalanan berorganisasi dalam dirinya terdapat setengah setengah, ibarat orang menaiki 2 kapal, hiangga tidak mungkin dalam perjalanan akan mengarungi 2 kapal terus secara bersamaan,.....maka setelah ia pindah ia akan bercerita tentang kondisi kapal yang pernah ia tumpangi, kalau ia banyak bercerita tentang banyak kekurangannya bahkan kejelekan kapal yang pernah iya tumpangi maka tandanya orang itu yang jelek karena lama sudah ia tumpangi yang membimbing dan yan membawanya tapi ternyata tidak bersyukur......semua hanya Alloh yang tahu.
4. saya yakin pasti setiap nahkoda kapal kalau ada awak kapal yang menyimpang dengan peraturan kapal tersebut maka nahkoda akan minta untuk memberi pilihan kepada awak kapal untk memilih salah satu biar tidak tergelicir dan tercebur dalam laut, ......
“Jangan anda mengatakan sesuatu yang membuat anda akan perlu untuk meminta udzur (meralatnya) besok hari“
HapusKalau antum baca dengan teliti, sudah cukup jelas dalam tulisan saya! Di MTA antum bisa melihat rekam jejak seseorang lewat pegurus atau teman2 dekatnya, bukankah sudah jelas dan tidak ada kesamaran/fiktif di akun saya?
...............
Buat antum yang 'merasa' lebih faham tentang MTA, maka antum bisa meluruskan kesalahan dalam tulisan saya. Dimana letak kesalahannya, atau bahkan sebagian menuding sebagai fitnah, dimana letak fitnahnya? Sampai saat ini tidak seorangpun yang menyangkal, yang ada adalah tuduhan dan tuduhan!
HapusBuat antum yang 'merasa' lebih faham tentang MTA, belajarlah untuk jujur! Bahkan antum menuliskan Akun pun tidak .......!
Saya tidak merasa menuduh anda memfitnah, tapi anda sendiri yang merasa kalau tulisan anda itu sebagai fitnahan.
HapusPercuma saya jelaskan di sini karena kesombongan anda yang selalu merasa paling benar dan selalu mengatakan pada orang-orang yang tidak sepaham dengan anda dengan anggapan menolak nasehat dari anda. Di sini anda merasa paling benar dari siapapun sehingga mampu memberikan nasehat-nasehat pada orang-orang yang belum tentu salah, dengan kata lain pahamnya orang lain tidak ada yang benar.
Sebenarnya sangkalan dari apa yang anda tulis sudah ada, hanya saja karena kesombongan anda-lah yang menutupi mata hati anda.
Maaf kalau saya tidak menuliskan akun apapun, bukan masalah jujur dan tidak jujur, tapi karena saya ini orang kampung yang masih bodoh yang nggak begitu familiar dengan akun-akun tsb.
ya monggo saja mau keluar dari mta, silahkan, ya monggo saja mau masuk mta pintu selalu terbuka lebar,..
BalasHapussiapa sih sing salah ,.. ?
MTA .. ?
kebenaran hanya milik allah ,..
hargai perbedaan ,.. nanti di akherat toh kelihatan siapa yang benar dan salah ...
nabi dan tuhanya masih sama kok.. mari kita saling jaga ukhuwah ...
liat tu islam palestina di gempur begitu..
lah kita di sini eyel eyelan karo dulur dewek..
malu pada diri sendiri...
maaf kalau ada yang salah di komen ane mohon dikoreksi
( " maklum orang belum pinter " )
Kebenaran memang milik Allah..
HapusNamun Kebenaran itu juga Sangat JELAS..
kalo tidak JELAS berarti semuanya benar termasuk Hindu Budha Nasrani dan Yahudi Semua Benar tidak boleh menyalahkan mereka...
demikian Islam yg Benar hanya 1.. kebenaran tidak mendua.. Islam yg paling benar Quran Sunnah dengan pemahaman Sahabat.. kalo tidak yakin Islam paling benar bisa dihukumi Kafir..
tidak semua perbedaan bisa ditoleransi...Perbedaan yang berupa Penyimpangan harus ada ketegasan.. Penyimpangan itu juga sudah JELAS.. lihat saja Dalil Quran Sunnah dan bagaimana pemahaman Sahabat..
Syiah, Ahmadiyah, Lia Eden, Ahmad MUsadeq.. Tuhan dan Nabinya juga sama.. tapi apa mereka ditoleransi?
apakah orang yang memperingatkan bahaya Syiah dan Ahmadiyah dianggap eyel-eyelan dan tidak peduli palestina?
afwan yang kami peringatkan ini pokok aqidah yang sangat penting..
seperti: ingkar takdir, ingkar syafaat, ingkar jahanammiyyun, ingkar dajjal, ingkar jin, ingkar iblis, ingkar shiroth, dll..
semua ini aqidah pondasi Islam yg sangat penting...
nah ini ana koreksi antum..
sama2 ana juga belum pinter, ana hanya mantan mta yg menyadari betapa masalah aqidah telah tergelincir..
mau menerima apa tidak monggo?
Kebenaran itu sangat jelas... menurut panjenengan yang panjenengan ikuti itu kan benar.. orang MTA,Nu,Muhammadiyah dll mengira yang dipahami itu jugalah benar jadi sesama muslim saling menjaga kerkunan aja.. kecuali kalo yang dikatakan mas tadi...
HapusTerima kasih kepada saudara-saudaraku yang telah berkenan mampir di blog ini dan memeberikan komentar dan nasehat.
BalasHapusSatu hal yang kadang dilupakan, apa yang ada di blog ini adalah pengalaman pribadi dan upaya untuk menjelaskannya. Jadi disini tidak ada tuduhan-tuduhan, fitnah, atau mengajak kepada perpecahan.
Tentu kewajiban bagi saudara-saudaraku untuk meluruskannya bila di blog ini ada fitnah-an atau kesalahan. Sangat keliru bila disikapi dengan tuduhan atau serangan-serangan pribadi yang sangat perlu pembuktian.
Kepada Allah-lah kita bergantung, semoga Allah mengampuni kesalahan-kesalahan kita!
Dalam tulisan ini, bapak menyoroti masalah imamah dengan baiat di MTA. Dan di MTA sendiri kan yang di baiat yang ikut khususi, sementara yang lainnya tidak baiat. Saya sendiri sudah pernah mempelajari bedanya baiat dengan mu'ahadah.
BalasHapusPertanyaan saya, jika di manhaj salaf, bagaimanakah konsep jamaah yang diterapkan ditengah2 terpuruknya umat Islam secara keseluruhan?
http://mantan-siswamta.blogspot.com/2012/10/makna-al-jamaah-dan-as-sawadul-azham.html
Hapussudah dibahas dilink tsb
HapusKesimpulan
Al Jama’ah semakna dengan as sawaadul a’zham, yaitu orang-orang yang berkumpul bersama imam mujtahid dan para ulama mereka yang berpegang teguh pada ajaran Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dengan pemahaman para sahabat Nabi, mereka berbaiat pada penguasa muslim yang sah serta tidak memberontak kepadanya, baik jumlah mereka banyak maupun sedikit.
Kalau demikian, bukan kah itu arti aljamaah secara istilahi. Yg saya maksud bagaimana aplikasi nyatanya di urusan keseharian. Misal, siapakah imamnya manhaj salaf seindonesia? Bagaimana dengan ta'awun antar manhaj salaf lintas propinsi/pulau/benua? Bagaimana soal penentuan awal bulan hijriah khususnya syawal,ramadhan, dzulhijjah?
HapusImam dalam pengertian pemimpin kaum muslimin Indonesia adalah Presiden. Dialah ulil amri, dialah penentu beberapa persoalan yang antum tanyakan itu. Wallahu a'lam
HapusKlo misal presidennya pelaku syirik,penggiat bid'ah,dll apaksh bisa diartikan imamnya salafi ahli syirik dan ahli bid'ah,tolong dijawab dengan argumen yang tepat!!!
HapusPertanyaan kedua, pada jaman presiden gusdur berarti imamnya salafy adalah gusdur sekaligus imamnya warga NU,tolong dijawab!!!
MOHON Komentar sy tdk dihapus demi obyetifitas pembuat blog
kesabaran Imam Ahmad bin Hanbal -salah seorang imam Ahlus Sunnah- semoga Allah merahmatinya? Beliau rela disiksa dan menahan kejamnya hukuman penguasa yang zalim. Beliau tidak mengajak ribuan pengikutnya untuk berdemonstrasi serta memberontak kepada penguasa tatkala itu (Khalifah Bani Abasiyah yg berpaham mutazila), padahal beliau berada di pihak yang benar. Karena tekanan itu pula, beliau terpaksa mendekam di dalam penjara selama tiga masa pemerintahan.
HapusImam Ahmad bin Hanbal rahimahullah mengatakan, “Wajib untuk mendengar dan taat kepada para pemimpin dan Amirul Mukminin yang baik maupun yang fajir dan siapa pun yang menduduki tampuk khilafah, yang umat manusia telah bersatu di bawah kekuasaannya dan ridha kepadanya. Demikian juga terhadap orang yang berhasil menggulingkan kekuasaan mereka dengan pedang/senjata sehingga merebut posisi khalifah dan dijuluki sebagai Amirul Mukminin.” (Ushul as-Sunnah yang dicetak bersama Syarah Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafzihahullah, hal. 51 Penerbit Dar al-Minhaj cet. 1428 H)
Sebagaimana diriwayatkan oleh Dzubair bin Adi berkata; saya mendatangi Anas bin Malik mengadukan kekejaman Hajjaj bin Yusuf.
HapusAnas berkata; “Bersabarlah, sesungguhnya tidak datang kepadamu satu masa kecuali yang setelahnya lebih jelek darinya sampai engkau menemui Tuhanmu. Itulah yang saya dengar dari Råsulullåh (ﷺ)” (HR.Bukhari).
Hajjaj bin Yusuf adalah Gubernur Irak dimasa khalifah Abdurmalik Bin Marwan
Bahkan penguasa itu sampai mendapat julukan resmi dari Rasulullah n sebagai al-Mubir (pembinasa). Penguasa tersebut adalah al-Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi.
Bukan hanya ulama yang ia bunuh, bahkan sebagian sahabat pun ia bunuh. Jumlahnya pun bukan sekadar ratusan, namun mencapai ribuan. Ibnu Hajar t menukilkan riwayat dari Hisyam bin Hassan bahwa ia mengatakan, “Kami menghitung orang yang dibunuh Hajjaj dengan cara shabran (dibunuh dengan cara tidak diberi makan dan minum) mencapai 120.000 jiwa.” (Tahdzibut Tahdzib, 2/211)
http://asysyariah.com/menyikapi-penguasa-yang-kejam.html
jadi tidak hanya Penguasa/ Khalifah/ Ulil Amri itu ahli bidah tapi juga sangat kejam.. selama dia sholat (belum keluar dari Islam)... kita WAJIB TAAT..
Hapusbeda boleh tetapi tetap saling menghormati, Allah sendiri yang akan menilai dan menerima atau menolak amalan kita.
BalasHapusAkh Isman Purwanto, ada perbedaan yang boleh dan semestinya kita saling menghormati. Tetapi ada perbedaan yang harus kita ingkari dan kita jelaskan, misalnya antara sunnah dan bid'ah, antara syirik dan tauhid, ... dst.
HapusInsya Allah antum mengerti...........!
benar sekali. ada perbedaan yang harus kita ingkari dan jelaskan yaitu antara sunnah dan bid`ah, antara syirik dn tauhid. trima kasih.
Hapusbuat pak isman : kalau kebenaran baru kita ketahui setelah dihadapan Allah ternyata yang kita pahami/amalkan salah bagaimana? ga bisa memperbaiki dong?
Hapusya monggolah kalu tidak ketemu dalam satu pemahaman,..
BalasHapuspanjennegan merasa lurus dg pemahaman panjenengan yang panjennegan pelajari saat ini begitu juga sebaliknya mta , muh , nah , dll , mereka juga meyakini kelurusan apa yg mereka pelajari ( menurut saya )
monggo kalo panjenegan yakin dengan ilmu yang panjenengan pelajari, amalkan , semoga itu bisa membawa panjnengan ke surga ,.. begitu sebaliknya dg kami
bagi kami amalan kami bagi panjenengan amalan panjenengan..
toh setiap kita akan memetik hasilnya sendiri sendiri.
nanti di akherat akan kelihatan , kebenaran itu.
maaf kalau banyak salah komen saya - ibarat padi saya padi baru " katak " ( istilah jawa ) jadi masih begitu bahasanya - tapi saya akan berusaha menjadi ilmu padi yang tua - ( peribahasa )
Bahasa yang semisal cukup banyak, semoga bukan bermaksud untuk menolak nasehat dan upaya mengecilkan perintah Allah untuk saling menasehati!
HapusTapi antum harus sadar bahwa antum keliru dalam menempatkan statement-statement di atas! Kalau antum mau, please inbox di FB saya!
Semoga tetap semangat menuntut ilmu!
ajaran islam bagus organisasinya:seperti itulah mta pusat,banyak politiknya
BalasHapussaya yg tanya ttg apakah hadis yg kita ketahui sahih apakah benar benar sahih.... juga sbaliknya.....
BalasHapusmohon dijelaskan dng tegas....
terimakasiih atas jawabanya.....
bowo boyolali
Hadits shahih tentu benar-benar shahih, begitu juga sebaliknya. Dan kita tidak boleh berpraduga dengan kemungkinan2 tanpa ilmu. Bukankah Allah berfirman yang artinya 'Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjaganya'
HapusPenjagaan terhadap Alquran dalam ayat ini mencakup penjagaan terhadap hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga kemurnian Alquran pada lafazh (teks) dan kandungan maknanya, sedangkan kandungan makna Alquran yang benar dijelaskan dalam hadits-hadits yang shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wallahu a'lam
soal qs maryam 71 apakah ayat itu ditujukan kpd seluruh manusia?
BalasHapusmohon dijelaskan menurut pemahaham salafi.
Na'am, sebagaimana sabda Rasulullahi shalallahu 'alaihi wa sallam yang tersebut di dalam sebuah riwayat:
Hapusعَنْ السُّدِّيِّ قَالَ سَأَلْتُ مُرَّةَ الْهَمْدَانِيَّ عَنْ قَوْلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ { وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا }فَحَدَّثَنِي أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضي الله عنه حَدَّثَهُمْ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرِدُ النَّاسُ النَّارَ ثُمَّ يَصْدُرُونَ مِنْهَا بِأَعْمَالِهِمْ فَأَوَّلُهُمْ كَلَمْحِ الْبَرْقِ ثُمَّ كَالرِّيحِ ثُمَّ كَحُضْرِ الْفَرَسِ ثُمَّ كَالرَّاكِبِ فِي رَحْلِهِ ثُمَّ كَشَدِّ الرَّجُلِ ثُمَّ كَمَشْيِهِ. رواه الترمذي.
Artinya: "Dari Suddiy, beliau berkata: "Aku bertanya kepada Murrah Al Hamdani tentang firman Allah Ta’ala وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا } {, lalu ia memberitahukan kepadaku bahwa Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu memberitahukan kepada mereka, beliau berkata: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Seluruh manusia akan mendatangi neraka kemudian mereka keluar darinya sesuai dengan amal perbuatan mereka dan yang pertama dari mereka laksana kejapan kilat lalu seperti angin lalu seperti lari kencangnya kuda lalu seperti orang yang menunggangi kendaraan lalu seperti larinya seseorang lalu seperti jalannya seseorang". Hadits riwayat Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, no. 311.
عَنْ أُمِّ مُبَشِّرٍ عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « إِنِّى لأَرْجُو أَلاَّ يَدْخُلَ النَّارَ أَحَدٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى مِمَّنْ شَهِدَ بَدْرًا وَالْحُدَيْبِيَةَ ». قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَيْسَ قَدْ قَالَ اللَّهُ (وَإِنْ مِنْكُمْ إِلاَّ وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا) قَالَ « أَلَمْ تَسْمَعِيهِ يَقُولُ (ثُمَّ نُنَجِّى الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا ).
Artinya: “Ummu Mubasysyir meriwayatkan bahwa Hafshah berkata: “Nabi Muhammad shallallau ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku sangat berharap tidak masuk surga dengan kehendak Allah Ta’ala dari yang ikut berperang Badar dan Hudaibiyyah”, Hafshah berkata: “Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah berfirman: “(وَإِنْ مِنْكُمْ إِلاَّ وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا) “Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu, hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan”, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apakah kamu tidak mendengar Allah Ta’ala berfirman: “(ثُمَّ نُنَجِّى الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا ) “Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 2482.
Makna ( وَإِن مِّنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ) “Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu”
Sebagian ulama berpendapat maksudnya adalah berjalan di atas shirath (jembatan), sebagian lain berpendapat, maksudnya adalah masuk ke dalam neraka dan pendapat kedua ini adalah pendapatnya Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
bukankah qs maryam molalai ayat 66 ......
BalasHapusmembicarakan orang orang kafir (durhaka).
mohon dicermati lagi, dan tolong terangkan lagi pada saya...
apakah hadis yg anda tuliskan adakah ahli hadist yg mendoifkan?
Akh Bowo, apakah antum punya tafsir yang lain terkait QS Maryam 71, bukanlah ini juga berlanjut ke 72 (Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut) sebagaimana telah disebutkan dalam hadits di atas? Apa relevansinya antum tanya ayat 66, juga tanya adakah ahli hadits yang mendo'ifkan?
HapusRupanya antum masih sangsi dengan penjelasan di atas karena berbeda dengan pemahaman yang selama ini antum terima. Semoga Allah memantapkan hati antum (dan saya) kepada kebenaran!
semoga diberi hidayah....
BalasHapusApakah penulis tidak bisa berdiskusi bersama anggota dan ustad - ustad MTA, sampaikan hujjah secara ilmiah, insya allah sama sama saling rujuk, jadi tidak perlu ada yg berantem.
BalasHapusjanganlah sampean memfonis saya apapun, hanya karena saya banyak bertanya.
BalasHapuspada hakekatnya yg dicari manusia adalah kbenaran
toloong dijawab saja....
agar pertantanyaan berikutnya bisa saya sampaikan.
1. misalkan ada 1juta hadist (sahih menurut ilmu) apakah semuanya sahih (benar dihadapan allah nanti)???
2. apakah hadist yg anda terangkan ada ulama yg mendoifkan???
terima kasih atas jawabanya dan kesabaranya.
Bismillah, kepada saudaraku bowo untuk lebih mudah silakan buka tafsir ibnu katsir yang membahas ayat yang anda maksud. semoga Allah mengkaruniakan ilmu yang nafi' kepada kita.
Hapus@penulis blog ini , apakah suatu saat anda keluar dari salafi karena berbeda pemahaman, anda juga akan menjelek-jelekan salafi seperti anda saat ini,.sy berteman banyak dengan temen2 salafi yg berilmu dan beraklaq mulia,tetapi sy belum menemui seperti anda ini,.syukron,
BalasHapuskebenaran itu tidak mungkin menDUA.. diantara Islam, Kristen, Hindu, Budha.. pastilah ISLAM yang paling Benar...
Hapusdi dalam Islam sendiri.. diantara banyak pemahaman.. IM, HTI, PKS, NU, MU, LDII, NII, Ahmadiyah, Syiah, JIL, Tasawuf... pastilah hanya ada satu yang paling benar.. yaitu pemahaman para SAHABAT atau SALAF..
karena air yang paling jernih adalah yang berasal dari HULU DI sumber MATA AIR nya.. bukan di HILIR.. sahabatlah yang paling benar karena Allah telah Ridho terhadap mereka..
setelah Sahabat tidak ada pemahaman yang lebih benar..
cukuplah kisah Salman Al Farisi sebagai jawaban pencarian kebenaran..
ternyata dari sekian banyak yang komentar terutama dari warga mta g ngerti sp itu salaf, spa itu salafi, dan sprti ap seta bagaimana manhaj SALAF tu???? akhi bambang apakah slma anda 22th di MTA dulu g di kasih tau apa itu manhaj salaf DLL, sprti ap dakwah tauhid dll,shngga teman2 anda yg msh disana kok kayaknya asing dg manhaj salaf???
BalasHapusAssalamu alaikum Wr.Wb.
BalasHapusBapak Bambang....bukan sy menyesali keluarnya bapak dari MTA, tapi mohon penjelasan ttg keputusan anda hingga harus keluar. Anda keluar dari firqoh (MTA menurut anda) tentu anda jg akan masuk ke firqoh lain apapun namanya yg bermanhaj SALAF. sebagaimana yg dikatakan Sahabat salaf Umar bin khottob tdk bisa Islam dijalankan kecuali berjamaah dan ada Imam yg ditaati. tidak halal 3 orang berkumpul kecuali ada satu yg diangkat sbg pemimpin.
Aku menganggap keputusan anda keluar dari MTA karena ada 3 permasalahan : jamaah, aqidah dan Manhaj. karena itu adalah hanya suatu perbedaan memahami yg tersirat dalam Al-Qur'an dan Hadis2 (karena boleh jadi pendapat yg anda yakini tdk diterima oleh pendapat yg lain, karenanya bukan kebenaran yg mutlak), kebenaran mutlak ya yg tersurat dalam Al-Qur'an dan Hadis itu. Anda mengorbankan Jamaah yg anda telah berbai'at didalamnya dan hanya mempertahankan beberapa pendapat yg anda selisihi dengan pendapat MTA, apakah ini bukan suatu kemunduran bagi pandangan anda. WALLAHU A'LAM (KERA NGALAM)
Wa'alaikumussalaam warahmatullah,
BalasHapusManhaj salaf adalah al haq, sehingga bukan termasuk 72 firqah sebagaimanan yang dimaksud Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Sedangkan jama'ah yang antum maksud sebagaimana MTA membai'at imam sendiri dengan dalih sebagaimana antum kemukakan, itulah firqah yang dimaksud Rasulullah, karena jama'ah model seperti ini berbilang/banyak. Ketahuilah, bai'at itu hanya kepada amirul mukminin, bukan kepada kelompok-kelompok sempalan.
Antum menyebutkan 'hanya suatu perbedaan memahami' saya katakan sungguh penyimpangan nyata (dari manhaj salaf). Bukan perbedaan yang diakui oleh para 'ulama ahlus sunnah.
Antum katakan 'kebenaran mutlak ya yg tersurat dalam Al-Qur'an dan Hadis', Lantas dari mana antum memahami Al-quran dan Hadits? Apakah bebas menurut pemahaman masing-masing? Tentu tidak! Disinilah manhaj salaf sebagai barometer kebenaran! Antum tahu siapa salaf bukan?
Saya mau tanya : menurut Pak Bambang MTA itu mngikuti manhaj Salafi gak (artinya sebagaimana sabda nabi : aku dan sahabatku ada didalamnya). kalau jawabnya nggak pasti seterusnya nggak akan ketemu dan itu sudah masuk ke ranah pendapat.
HapusLalu kalau pak bambang dalam menyampaikan da'wah manhaj salaf secara sendiri atau membentuk jamaah. Kalau sendiri berarti bertentangan dengan sabda nabi : tidak halal 3 orng berkumpul kecuali harus ada satu yg diangkat sebagai pemimpin. Bukankah ustadz telah mengatakan bahwa idealnya memang diseluruh dunia ada satu imam yg ditaati dst....dst...kalau gak bisa semaksimalnya mengamalkan sesuai sabda nabi tersebut. apakah karena ini lalu pak bambang menyebut sebagai firqoh.
Tentang memahami Al-Quran dan hadis2 tentu harus melalui bimbingan ulama (ahlinya) menurut pemahaman nabi dan para sahabatnya sebagaimana yg anda sebut manhaj salaf. (kerangalam1000@yahoo.co.id)
MTA tidaklah mengikuti manhaj salaf, tetapi mengikuti manhaj hizbi. Satu contoh saja, salaf mana yang memahami syafa'at (menolak adanya jahanamiyyun) sebagaimana MTA?
HapusDakwah manhaj salaf tidaklah sendirian, dan tidak sendiri bukan berarti membentuk jama'ah sebagaimana faham antum!
Perkataan ustadz bukanlah dalil, bahkan pesan Rasulullahi shalallahu 'alaihi wa sallam kepada Huzdaifah ketika tidak ada jama’ah maupun imam agar menghindari semua firqah walaupun dengan menggigit pokok pohon hingga maut menjemput. Jadi Rasulullah bukan berpesan agar membentuk firqah baru atau bergabung dengan firqah yang ada, tapi tinggalkan firqah2 yang ada!
Tentang tidak halal 3 orng berkumpul kecuali harus ada satu yg diangkat sebagai pemimpin, itu sebenarnya dalam masalah mengangkat amir (pemimpin) dalam safar, ini terdapat nash yang jelas dan shahih. Tetapi jika dikiyaskan dengan pemimpin kelompok/hizbi tentu tidak tepat, pengkiasannya terlalu jauh, karena tidak adanya 'illah (alasan). Adapun kiyas tidak dilakukan kecuali oleh seorang mujtahid, sebagaimana disebutkan oleh ahli ushul. Dan perlu antum ketahui kepemimpinan dalam safar berakhir dengan berakhirnya safar dan ini terkandung maslahat, adapun kepemimpinan yang antum maksud adalah memecah-belah dan merusak (karena membangun wala' dan bara' diatasnya/ ketatatan yg sempurna). Maka kiyasnya jelas-jelas batil. Wallahu a'lam
MTA mengikuti madzhab hizbi, itu hanya kesimpulan antum. MTA mengikuti Al-Qur'an dan sunnah serta sunnah para khulafaurrosyidin.
HapusTidak pernah merujuk manhaj seperti yg antum sebut.
Sendiri-sendiri tanpa imam jelas bukan berjamaah, lebih dekat disebut gerombolan/kerumunan (kerisauan melihat seperti inilah yg menyebabkan Umar bin khottob mengatur orng yg sedang sholat tarawih sendiri2 dijadikan satu dan diangkat satu imam). Dan Umar sendiri sampai mengatakan : Islam tdk bisa dilaksanakan kecuali dengan berjamaah dan ada imam yg ditaati.
Tentang pesan Rosulullah saw. kepada Hudzaifah justru menandakan bahwa kita harus mencari jamaah, dan MTA berusaha mengamalkan itu semaksimalnya.
Tentang banyaknya kelompok2 jamaah seperti yg antum sebut, selama mereka mengikuti sebagaimana sabda nabi : "aku dan para sahabatku ada didalamnya" yg antum sebut manhaj salaf, kenapa harus dirisaukan bahkan antum sebut firqoh. Itu hanya beda arah dan fokus da'wahnya. Suatu ketika pasti akan bertemu dalam satu perjuangan yg sama bahkan terbentuk jamaah seluruh dunia dengan satu imam. Sangat lain firqoh. jelas firqoh itu membanggakan kelompok, dan hanya kelompoknya yg benar dan itu yg dimaksud nabi dengan firqoh.
Tentang Kepemimpinan dalam safar itu sudah biasa di MTA. WALLAHU A'LAM (kerangalam1000@yahoo.co.id)
Antum telah melakukan analogi/kiyas yang batil yang hanya dilakukan oleh manhaj hizbi untuk pembenaran.
HapusAndai benar faham jama'ah (menurut antum), dan kata antum 'kenapa harus dirisaukan', Lantas saya mesti ikut jama'ah yang mana, ini kan banyak/berbilang, lalu hadits Rasulullah yang mafhumnya bila ada dua orang imam/amir dibai'at maka penggallah yang terakhir dikemanakan? Dikemanakan hadits ini?
Akhi, antum jangan pura-pura tidak tahu bahwa dengan bai'at kelompok2 sempalan seperti ini akan membangun wala' dan bara' diatasnya, sehingga bila perlu diterapkan hajr bagi orang yang keluar dari kelompok yang dianggap al-jama'ah ini!
Kalau antum berkenan, baca yang ini http://mantan-siswamta.blogspot.com/2012/09/baiat-antara-prespektif-ilmiah.html dan ini http://mantan-siswamta.blogspot.com/2012/09/baiat-bidah-dikalangan-hizbiyyah.html Semoga Allah memudahkan kita dalam menuntut ilmu!
@Anonim 17 Des 2012
HapusTulisan anda: "MTA mengikuti Al-Qur'an dan sunnah serta sunnah para khulafaurrosyidin."
Tetapi pada kenyataannya MTA mengingkari belasan hadits shahih tentang syafaat bagi orang mukmin yg telah masuk neraka, mengingkari hadits2 shahih tentang tersihirnya Nabi, mengingkari hadits2 tentang nishab & haul zakat mal, dsb. Lalu di manakah letak ittiba' anda kpd As-Sunnah?
Hadits2 yg sesuai dengan akal anda, anda terima. Tetapi hadits2 yg tidak sesuai dengan akal anda, anda buang. Hanya dengan berbekal Al-Qur'an terjemahan, maka kelompok anda berani menolak hadits2 shahih yg kalian anggap berbenturan dengan ayat Al-Qur'an.
Ibnu Abil Izzi Al Hanafi (ulama madzhab Hanafi/murid Ibnu Katsir) berkata: “Walaupun dia mengaku atau menganggap mengambil dari Kitabullah tetapi tidak menerima penafsiran Kitabullah dari hadits-hadits Rasul, tidak melihat hadits-hadits, tidak pula melihat perkataan para shahabat dan pengikut mereka yang mengikuti dengan baik (tabi’in)...” (Syarh Al-Aqidah Ath-Thahawiyyah oleh Ibnu Abil Izzi Al Hanafi halaman 212 cetakan ke-4)
Al-Baihaqi berkata : "Hadits yang menyatakan bahwa suatu hadits harus DICOCOKKAN terhadap Al-Qur'an adalah bathil dan tidak benar bahkan batal dengan sendirinya karena di dalam Al-Qur'an tidak ada dalil yang menunjukkan suatu hadits harus dihadapkan pada Al-Qur'an". (Miftahul Jannah fii Al-Ihtijaj bi As-Sunnah, edisi Indonesia Kunci Surga Menjadikan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam Sebagai Hujjah, oleh Al-Hafizh Al-Imam As-Suyuthi, hal. 11-17 terbitan Darul Haq, Penerjemah Amir Hamzah Fachruddin)
Imam Syafi’i (Imam Madzhab/murid Imam Malik/guru Imam Ahmad) berkata: “Tidak mungkin sama sekali sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam MENYELISIHI Kitabullah.” (Jima’ul Ilmi hlm. 124, Ar-Risalah hlm. 546)
Imam Asy-Syafi’i berkata: ” Semua yang datang dari sunnah merupakan penjelasan dari Al-Qur’an. Maka setiap orang yang menerima Al-Qur’an, maka wajib menerima sunnah Rasulullah, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan hamba-Nya untuk mentaati Rasul-Nya dan mematuhi hukum-hukumnya. Orang yang menerima apa yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berarti ia telah menerima apa yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena Dia telah mewajibkan kita untuk mentaatinya.” (Ar-Risalah, hal. 32-33)
......hanya dg berbekal alqur'an terjemahan..... begitu kata anda,lalu aku ingin bertanya apakah yang salah dalam al qur'an terjemahan? kalau ada tolong dicorek....biar nanti saya laporkan.....dan apakah anda sudah belajar alquran terjemahan?
HapusAku jane ora pengin komen/menelanjangi MTA, tapi karena podho ora mudheng2 dengan bahasa sing enak, terpaksa tak komen yooo...
HapusHai konco2 MTA, takono karo al ustadz kalian.... beliau ini ngerti bahasa arab apa tidak? Setahu saya, al ustadz kalian itu tidak menguasai bahasa arab, bahkan tajwid pun perlu belajar lagi! Bagaimana kalian menyandarkan agama kalian kepada orang seperti ini? memang bagus sih cara penyampaiannya, apalagi buat orang2 yang awwam! Tapi bagi orang yang sedikit saja mengenal para 'ulama salaf, maka tidak akan mudah jatuh hati pada orang yang hanya pandai berceramah (orator) tanpa ilmu semacam beliau ini.
Semoga Allah menunjukinya , dan kalian mau berfikir!
mohon maaf ...pertanyaanku belum dijawab,kok balik suruh tanya...jawab dulu dong? adakah terjemahan alquran yang salah ?...tolong tunjukkan...kalau anda padai bahasa arab...
Hapus@Anonim 1 Januari 2013 00:31
HapusAnda menyamakan antara terjemahan dengan tafsir ya? Bukankah ini jelas 2 hal yg sangat berbeda. Berikut perkataan para ulama ahlus sunnah dlm menafsirkan Al-Qur'an:
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (ulama madzhab Hanbali/guru Ibnul Qayyim, Ibnu Katsir, Adz-Dzahabi, Ibnu Abdul Hadi) berkata: “Apabila para sahabat, tabi’in dan para imam memiliki penafsiran ayat, kemudian datang suatu kaum yang menafsirkan ayat tersebut dengan penafsiran baru untuk menguatkan pemikiran yang dianutnya, dan pemikiran tersebut bukanlah termasuk madzhab sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka sesungguhnya mereka telah menyerupai kaum Mu’tazilah dan selainnya dari kalangan ahli bid’ah dalam masalah seperti ini. Singkat kata, siapa saja yang menyimpang dari madzhab dan penafsiran para sahabat dan tabiin, maka dia salah bahkan terjatuh kebid’ahan.” (Majmu’ Fatawa 13/361, Muqoddimah Tafsir hal.124-125 Syarh Ibnu ‘Utsaimin)
Syaikh Albani berkata: “Tidak mungkin seorang memahami Al-Qur’an walaupun dia mahir dalam bahasa Arab dan sastra-sastranya jika tidak dibantu dengan Sunnah Nabi, baik qauliyyah maupun fi’liyyah. Karena dia tidak mungkin lebih alim atau lebih mahir dalam bahasa Arab daripada para shahabat Nabi yang Al-Qur’an turun dengan bahasa mereka dan pada waktu tersebut belum tercampur bahasa ‘ajam, awam, dan lahn (kesalahan bahasa). Namun walaupun demikian, mereka para shahabat telah salah dalam memahami ayat-ayat yang telah lewat, ketika mereka hanya bersandar dengan bahasa mereka saja.” (Manzilatus Sunnah fil Islam)
Imam Asy-Syathibi (ulama madzhab Maliki) berkata: “Betapa sering engkau dapati ahli bid’ah dan penyesat umat mengemukakan dalil dari Al-Qur’an dan hadits dengan memaksakannya agar sesuai dengan pemikiran mereka dan menipu orang-orang awam dengannya. Lucunya mereka menganggap bahwa diri mereka di atas kebenaran. Oleh karenanya, maka semestinya bagi setiap orang yang berdalil dengan dalil syar’i agar memahaminya seperti pemahaman para pendahulu (sahabat) dan praktek amaliyah mereka, karena itulah jalan yang benar dan lurus”. (Al-Muwafaqot Fi Ushul Syari’ah 3/52)
Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah berkata: “Jeleknya pemahaman adalah sumber segala kebid’ahan dan kesesatan yang tumbuh dalam Islam, bahkan sumber segala kesalahan, apalagi bila dibarengi dengan jeleknya maksud tujuan. Tidaklah kesesatan kaum Qodariyah, Murji’ah, Khawarij, Mu’tazilah, Jahmiyyah dan seluruh ahli bid’ah kecuali karena jeleknya pemahaman terhadap Al-Qur’an dan Sunnah, sehingga agama yang banyak dianut mayoritas manusia adalah hasil pemahaman ini. Adapun pemahaman sahabat dan orang yang mengikuti mereka ditinggalkan dan tidak dianggap sedikitpun.” (Kitab Ar-Ruuh hal.113-114)
Imam Suyuthi menukil perkataan Ibnu Taimiyyah: “Barangsiapa yg berpaling dari madzhab sahabat dan tabi'in dan tafsir mereka kepada yg menyelisihinya, maka dia telah salah bahkan sebagai ahli bid'ah.” (Al-Itqan fi 'Ulumil Qur'an juz II halm. 178 bagian Ilmu Qur'an yg ke-78)
@Anonim 1 Januari 2013 00:31
HapusMuhammad As-Safariny Al-Hambaly berkata : “Termasuk hal yang mustahil orang-orang belakangan (khalaf) lebih berilmu dari para salaf (pendahulu: pr sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in) sebagaimana yang dinyatakan oleh sebagian orang yang tidak memiliki penelitian dari orang yang tidak menghargai salaf dan tidak pula mengenal Allah dan Rasulullah dan tidak juga kaum mukminin dengan sebenarnya yang wajib mereka ketahui darinya bahwa jalan prinsip/manhaj salaf lebih selamat dan jalan khalaf lebih berilmu (ilmiyah) dan lebih bijaksana. Mereka hanyalah mendasarkan pernyataan itu di atas prasangka bahwa manhaj salaf (thariqatus salaf) hanya sekedar iman kepada lafadz-lafadz al-qur'an dan hadits tanpa pemahaman, dan itu sama dengan kedudukan orang-orang buta huruf (umiyin) sedangkan manhaj khalaf (thariqatul khalaf) adalah menampakkan makna-makna nash yang dipalingkan dari hakikatnya dengan beraneka ragam majaz dan bahasa-bahasa yang sulit dipahami, prasangka rusak inilah yang mengakibatkan munculnya slogan tersebut yang kandungannya meninggalkan Islam.” (Lawami' Al-Anwar Al-Bahiyyah Wa Sawathi’ Al-Asrar Al-Atsariyyah 1/25)
Ibnu Abil Izzi Al Hanafi berkata: “Walaupun dia mengaku atau menganggap mengambil dari Kitabullah tetapi tidak menerima penafsiran Kitabullah dari hadits-hadits Rasul, tidak melihat hadits-hadits, tidak pula melihat perkataan para shahabat dan pengikut mereka yang mengikuti dengan baik (tabi’in) yang disampaikan kepada kita oleh orang yang terpercaya yang dipilih oleh para pakar. Karena para shahabat tidak hanya meriwayatkan matan Al-Qur’an saja tetapi juga menyampaikan maknanya. Mereka tidak belajar Al-Qur’an seperti anak kecil, tetapi mempelajarinya dengan makna-maknanya.” (Syarh Al-Aqidah Ath-Thahawiyyah oleh Ibnu Abil Izzi Al Hanafi halaman 212 cetakan ke-4, dinukil dari Manzilatus Sunnah fil Islam)
Imam Suyuthi menukil perkataan Ibnu Taimiyyah: “Barangsiapa yg berpaling dari madzhab sahabat dan tabi'in dan tafsir mereka kepada yg menyelisihinya, maka dia telah salah bahkan sebagai ahli bid'ah.” (Al-Itqan fi 'Ulumil Qur'an juz II halm. 178 bagian Ilmu Qur'an yg ke-78)
Urutan metode tafsir Al-Qur’an yang digunakan oleh Ibnu Katsir, yaitu:
1.Ayat Al-Qur’an ditafsirkan menggunakan ayat Al-Qur’an yang lain
2.Ayat Al-Qur’an ditafsirkan menggunakan hadits Nabi
3.Ayat Al-Qur’an ditafsirkan menggunakan perkataan para sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in, dan orang-orang yang mengikuti mereka
4.Ayat Al-Qur’an ditafsirkan menggunakan kaidah bahasa.
Ibnu Katsir meletakkan metode bahasa dalam menafsirkan Al-Qur’an pada urutan yang terakhir.
Silakan direnungkan baik2 apakah tafsir MTA sudah memenuhi persyaratan di atas.
Bagus ini, ada warga MTA yang berani muncul, sekaligus membenarkan tulisan akhi Abu Faris bahwa di MTA ada bai'at. Tapi sayang, kerangalam1000@yahoo.co.id tidak mau menjawab ketika balik ditanya, bahkan cenderung membuat statemen sendiri tanpa mau membalas statemen Abu Faris satu per satu.
BalasHapusKalau boleh saya nimbrung, statemen tentang al-jama'ah yang ditulis 'kerangalam' itu syarah dari ulama mana ya? saya menyangka 'kerangalam' itu belum faham tentang al-jama'ah!
Yang kedua, tolong dijawab pertanyaan Abu Faris tentang syafa'at!
SeringUst adz Abudllah (alm)
BalasHapusallahummaghfirlahu pendiri MTA mengatakan kalau di Indonesia ini sebuah jamaah/lembaga boleh tidak makai nama legal formal, maka MTA ini hanya dinamakan Al-Islam saja. MTA hanya memenuhi peraturan legal formal di Indonesia, agar bisa mempertanggungjawabkan secara formal didepan hukum positif yg berlaku.
MTA sangat sadar akan bahaya firqoh, yg hanya bangga dengan golongannya (ashobiyah) bukan bangga terhadap Islamnya.
MTA adalah sebuah majlis ilmu, tentu akan selalu menerima/rujuk kepada hujjah yg lebih kuat dari manapun datangnya.(WALLAHU A'LAM) kerangalam1000@yahoo.co.id
Bismillah.
BalasHapusMas Kerangalam1000@yahoo.co.id ..Semoga Allah menunjuki antum kepada hidayahNya.
Aljama'ah yang antum maksudkan dengan berkelompok atau dengan membuat perkumpulan jama'ah di atas kelompok tertentu itu saja sudah menyalahi definisi aljama'ah.
Coba antum baca kitab alfirqotunnajiyyah Syaikh jamil zainu dan fahamilah dengan baik penjelasan tentang manhaj disana. Atau bisa antum download beberapa kajiannya di http://abumundziralghifary.blogspot.com
Ketahuilah bahwa makna aljama'ah adalah sbagaimana disebutkan oleh Rosululloh "maa ana 'alaihi wa ashabiy" antum sudah memahami akan hal ini tapi salah dalam penerapannya. Coba lihat dengan jelas apa yg difahami MTA dlm aqidahnya telah banyak yg tdk cocok dengan Rosululloh sholallohu'alaihi wassallam.
Contoh kecil saja masalah anjing, hingga detik ini komentar ketua MTA hanya mengatakan "Hanya Allah yg berhak menghalalkan dan mengharamkan anjing" ini adalah bahasa utk menghindar dari pernyataan yg tegas bahwa "ANJING HARAM" atau "ANJING HALAL", sdangkan pendirian MTA adalah sbagaimana dalam tafsir mereka pada kitab tafsir MTA yakni "Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 142-176, 155 Jilid IV". Pada saat menafsirkan Q.S Albaqoroh 173.
"Menilik ayat-ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa yang diharamkan Allah jika manusia memakannya hanya empat macam tersebut di atas. Oleh karena itu jangan ada manusia di mana saja dan kapan saja berani-berani menambah dari yang 4 tersebut. Karena dengan tandas pula Allah telah menjelaskan bahwa perincian itu adalah empat, seperti firmanNya di surat Al An’am ayat 119.( Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Jilid IV Ayat 142-176, 148-149. Perlu dicatat di sini bahwa ayat ini tidaklah menyebutkan semua dari empat hal yang diharamkan itu tetapi hanya tentang makanan yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Hanya saja selanjutnya terdapat kata “fassala” yang berarti memerinci. Perincian tentang makanan yang diharamkan ini tidak kita temukan dalam QS. Al-An’am 119 ini melainkan di ayat-ayat lainnya yang telah disebutkan di atas)"."yang haram itu hanya 4 macam. Apakah itu sesuai dengan selera manusia atau
tidak, tetapi bagi konsekwuensi logisnya seseorang yang beragama Islam, maka selera dirinya
harus tunduk kepada tuntunan Allah dan bukan sebaliknya. Dan yang lebih aneh lagi kalau
orang kafir jahiliyah dahulu merasa putus asa terhadap agama Islam karena agama Islam
mengharamkan makanan yang dimakan oleh manusia hanya 4 macam, tetapi orang-orang
yang mengaku beragama Islam jaman sekarang ada yang naik pitam karena yang diharamkan
oleh Allah hanya 4 macam.( Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Jilid IV Ayat 142-176, 156)"
Jika demikian kesimpulan mereka maka benarlah bahwa mereka tidak menerima apa yg telah disabdakan Rosululloh dengan mengatakan bahwa yg diharamkan Rosululloh itu derjatnya dibawah yg diharamkan Allah, atau dengan bahasa lugasnya mereka tidak menerima apa yg diharamkan Rosul karena tidak disebutkan dalam AL-Qur'an. Wal 'iyyadzubillah.
BalasHapusPenjelasan ini pun sudah kita konfirmasikan dengan asatidz dari MTA ternyata jawabanya juga demikian sama persis. Laa syak...mereka inkarussunnah. Bagaimana mungkin antum masih katakan mereka itu ALJAMA"AH???
Bukankah ibnu mas'ud telah menjelaskan bahwa aljama'ah itu "maa wafaqolhaqqo wa inkunnta wahdaka???
Perhatikanlah wahai kerangalam, WA INKUNNTA WAHDAKA "walaupun kamu seorang diri" maka sungguh argumen anda tentang definisi aljama'ah telah terbantah oleh perkataan Rosul dan sahabatnya.
MTA sungguh banyak sekali penyimpangan di dalamnya. Bedakanlah antara "MENYIMPANG" dan "BERSALAH" , ini dua perkara yg berbeda.
MTA telah terbukti "MENYIMPANG".
Dari sini kita bisa mengetahui jelasnya kebatilan pembentukan jama’ah-jama’ah baru dalam Islam, karena kalau yang mereka inginkan dengan makna jama’ah adalah makna yang pertama maka pemimpinnya dan yang wajib ditaati dan dilaksanakan perintahnya hanya satu yaitu Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam tidak ada orang kedua, dan jika mereka menginginkan dengannya makna yang kedua maka pemimpin yang wajib didengar dan ditaati serta yang berhak diberikan bai’at kepadanya juga hanyalah satu orang yaitu pemimpin Negara dalam hal ini di Indonesia adalah seorang Presiden, bukan ‘imam-imam’ yang dibentuk oleh masing-masing jama’ah, karena perbuatan ini justru merupakan pemecahbelahan ummat dan merupakan suatu bentuk perbuatan khuruj (kudeta) kepada pemerintah yang syah.
Sebagai kesimpulan maka kita katakan: Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah suatu penamaan ataupun sifat yang dimiliki oleh setiap orang yang mengikuti dengan baik jalannya Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam dan para shahabat beliau dari kalangan para ulama sampai orang-orang awwamnya ummat ini, dia bukan suatu nama organisasi atau kelompok atau jama’ah buatan orang-orang belakangan akan tetapi Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah penamaan lain dari Islam itu sendiri yang murni dari berbagai bentuk bid’ah dan penyimpangan. Maka siapapun orangnya, di belahan bumi manapun dia berada dan apapun warna kulitnya semuanya bisa bernama dengan nama Ahlus Sunnah wal Jama’ah sepanjang dia komitmen dengan Al-Kitab dan Sunnah Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam sesuai dengan pemahaman para shahabat walaupun dia hanya seorang diri tanpa ada orang yang mengikutinya, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu.
BalasHapus{Lihat : Mauqif Ahlus Sunnah wal Jama’ah (1/29-37 dan 47-54), Al-I’tishom (2/767-776) dan Mauqif Ibnu Taimiyah Minal Asy’ariyah (1/26-32)}.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan: “Orang yang berkata bahwa masalah imamah adalah tujuan yang paling penting dan utama dalam hukum-hukum agama dan masalah kaum muslimin yang paling mulia, maka dia itu berdusta menurut kesepakatan kaum muslimin baik yang sunni ataupun yang syi’i. Bahkan ini termasuk kekufuran, karena iman kepada Allah dan Rasul-Nya lebih penting dan utama daripada masalah imamah. Hal ini adalah perkara yang dimaklumi secara pasti dari agama Islam. Dan seorang kafir tidaklah menjadi mukmin sampai ia bersaksi: Laa ilaaha illallah wa anna Muhammadan rasulullah (bukan karena imamah, dan tentunya hal ini menunjukkan pentingnya permasalahan iman, pen). Inilah alasan utama Rasulullah n memerangi orang-orang kafir. Beliau bersabda:
“Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah kecuali Allah dan aku adalah Rasulullah, kemudian mereka menegakkan shalat dan membayar zakat. Maka bila mereka melakukan hal itu terjagalah dariku darah dan harta mereka kecuali dengan haknya.”
Wahai kerangalam, pemimpin yg dimaksud BUKANLAH PEMIMPIN suatu kelompok/gerombolan atau organisasi tetapi yg dimaksud adalah pemimpin negara yg disahkan oleh kaum muslimin bukan spt persangkaan antum.
Ketahuilah saudaraku, penyimpangan MTA dari segi aqidah dll telah dijelaskan gamblang oleh saudaraku Abu Faris maka apakah antum masih berkeyaqinan mta ahlussunnah??? Tapi jangan kuatir krna antum sudah punya pendahulu,
NU pun juga berkeyakinan seperti antum. Ahlussunnah di lisan tapi amalan dan aqidahnya mengingkarinya. Allahulmusta'an.
Banyak anggota MTA ada puluhan bahkan kalau dikumpulkan ada ratusan yg sekarang kita bina dalam ta'lim manhaj salaf. Walhamdulillah mereka walaupun sudah lama puluhan tahun di MTA akhirnya mau ruju' pada pemahaman yg shohih di atas manhaj salaf. DI sini kami membina di 4 tempat berlainan yg rata rata mad'u nya adalah MANTAN dari MTA, ada yg anggota biasa ada yg pengurus dan bahkan ada yg MANTAN ketua cabang.
sbagaimana akhuna Abu Faris hafidhohullohuta'ala.
Bagaimana dengan antum?? Bergegaslah saudaraku..tetaplah fas'aluu ahladzdzikri inkuntum laa ta'lamuun. Barokallohufiykum.
1. Manhaj Salaf dlm artian manhaj para sahabat nabi yg lurus adalah al-haq itu tdk ada perselisihan, sebagaimana sabda nabi.
Hapus2. Pada masa khulafaurrosyidin jelas adalah khilafah dng Amirul Mu'minin sbg imam yg ditaati, tentu sampai da'wahnyapun diatur tdk berjalan sendiri2.
3. Kalau jaman sekarang tdk ada khilafah atau tdk ada satupun kekuasaan yg mewakili Kaum Muslimin, tdk ada yg bisa mengatakan kelompok sempalan (senpalan dari mana), kalaupun sudah ada jamaah sebelumnya, itupun bukan jamaah khilafah yg diakui seluruh kaum muslimin, sehingga yg lain disebut sempalan yg harus diperangi.
4. Firqoh yg ditakutkan nabi saw.tentu merujuk S.Ar-Rum 32 yg bangga atas golonganya bukan bangga islamnya.
5. Masalah Wala' dan Barra' sebagaimana yg tercantum dlm S.Maidah 55-56 dan Mujadalah 22 adalah keumuman kaum muslimin kepada siapa menjadikan penolong (wali) dan kepada siapa menaruh kebencian.
Untuk menwujudkan wala' dan barra' itulah ada berbilang jamaah(khusnudhon kami) dng tekanan da'wah yg berbeda2.
Dalam konteks MTA : MTA tdk pernah mengarahkan kebencian kpd kaum muslimin diluar MTA (gak tahu kalau jamaah diluar MTA), bahkan sering dikatakan belum tentu MTA yg paling benar.
Sedang dlm konteks loyalitas yg diwujudkan dng bai'at pada pimpinan diartikan sbg nidhom dlm sebuah jamaah dlm mengatur suatu da'wah yg solid dan disiplin,dan tdk semua warga MTA berbai'at bahkan sebagian besar.WALLAHU A'LAM (kerangalam1000@yahoo.co.id, tdk mewakili MTA)
lanjutkan.....
HapusNha tambah lagi Anonim yang membenarkan adanya bai'at di MTA! Kerangalam dikatakan tidak mewakili MTA, apakah anonim yang ini mewakili MTA? rasanya nggak juga, mana kejujurannya, namapun nggak berani memunculkan! Argumennya pun sampah, tidak mau disebut sempalan...? apa kiranya ahlu sunnah pernah sirna sehingga perlu muncul sempalan semacam MTA. Tidak mau disebut firqah nggak nyadar kemana2 yang didakwahkan MTA nya. Wala' dan bara' nya kepada kaum muslimin? nggak tahu atau pura2 nggak tahu! apa tindakan kalian terhadap orang2 yang keluar dari MTA? Bukankah kalau mampu akan kalian biokot, di tlp nggak diangkat, ...dll.
HapusParah kalian, hanya cari dalih pembenaran saja. Kalau kalian merasa difitnah oleh Ust. Abu faris, tunjukkan dimana letak fitnahnya!
Beginikah cara menanggapi sesama muslim yg beda pendapat dan beda bendera da'wah yg seharusnya mengedapankan kesantunan dan mengemukakan argumen yg lebih benar.
HapusWALLAHU A'LAM (kerangalam1000@yahoo.co.id)
buat mas kerangalam1000@yahoo.co.id
Hapus3. Kalau jaman sekarang tdk ada khilafah atau tdk ada satupun kekuasaan yg mewakili Kaum Muslimin, tdk ada yg bisa mengatakan kelompok sempalan (senpalan dari mana)====
NKRI adalah Darul Islam.. Presiden adalah Ulil Amri..
apa smpyn tidak mengatakan kelompok Ahmadiyah, SYiah, LDII, NII sebagai kelompok sempalan? padahal Ulama Ahlu Sunnah telah memvonis mereka sesat bahkan syiah adalah kafir..
Indonesia bukan khilafah atau kekuasaan yg mewakili kaum muslimin ulil amri "minkum" (dari kalangan kamu)dan presiden dipilih secara demokratis. suatu saat bisa saja presiden adalah non muslim kalau dipilih mayoritas rakyatnya. Tapi membela tanah air adalah kewajiban kita bersama sebagai warga negara.tidak ada kwajiban kaum mulimin harus berada di negara Islam. Itu akan terjadi secara otomatis kalau mayoritas muslim ini sudah ada kesadaran beragamanya.
HapusSedang seperti Ahmadiyah, Syi'ah, LDII, NII menurut saya masing2 punya penyimpangan2 aqidah yg fatal.
Ahmadiyah meyakini Ghulam Ahmad sebagai nabi. Syi'ah tdk mengakui khulafaurrosyidin selain Ali ra., LDII menganggap kafir diluar jamaahnya, sehingga tdk mau berimam selain jamaahnya, NII bukan penyimpangan aqidah tapi mau mendirikan negara diatas negara NKRI, ini immposible, karena akan ditentang oleh orang Islam sendiri karena kesadaran agamanya belum tumbuh. WALLAHU A'LAM BISHOWAB (kerangalam1000@yahoo.co.id)
asslkm wr wb .... 121 kmntar 10 kali lipat dari tema, luar biasa.....lanjutkan
BalasHapusLanjutkan. Insyaallah bermanfaat.
BalasHapus*nyimak*
syafaat itu ya alquran ini bapak,. jika kita bnr2 melakukan apa yg ada di alquran ini insya allah , allah akan membuka surganya. kalo bisa jangan sampai tersentuh neraka kan. daripada trsentuh trus malah ga bisa keluar kita sndri yg repottttt. masya allah. astagfirullah hal adzim...
BalasHapusMbak resti fawzia : mohon dijelaskan yang dimaksud dengan "syafaat itu ya Alqur'an ini" dan pernyataan anda yang kedua adalah pernyataan yang sangat bodoh karena orang yang berpaham bahwa ada jahanamiyun bukan berarti mereka terus leha-leha tidak beramal, lihatlah para sahabat Rasulullah yang mendengar langsung hadits ttg jahanamiyun apakah mereka terus bersantai dalam beragama, jangan samakan dengan keterangan di MTA yang sering mengatakan "kalau berpaham ada orang neraka masuk surga trus ga usah beramal ngandalke syafaat"
Hapuspertanyaanku padamu: "siapa yang menjamin kamu masuk surga langsung tanpa lewat neraka?"
silakan baca : http://mantan-siswamta.blogspot.com/2013/01/orang-mukmin-yang-berdosa-yang-masuk-ke.html
alquran iilah syafaatnya bapak... kalo bisa jgn sampai trsentuh api neraka, kalo tersentun trus malah ga bisa keluar gmna????> astagfirllah
BalasHapusKalau saya hatus memilih antara : keluar dari jama'ah karena banyak berselisih pendapat (padahal beda pendapat tdk dilarang dalam agama),dengan tetap dalam jama'ah, tapi harus mengorbankan keinginan pribadi dalam perbedaan pendapat untuk tetap taslim. Saya lebih memilih yang kedua, karena Islam hanya bisa dilaksanakan dengan berjama'ah dan harus ada Imam yg dita'ati (kata Umar bin Khotthob ra)
BalasHapuslanjutkan.....* nyimak *
HapusSahabat Nabi, Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu’anhu, menafsirkan istilah Al Jama’ah:
Hapusالجماعة ما وافق الحق وإن كنت وحدك
“Al Jama’ah adalah siapa saja yang sesuai dengan kebenaran walaupun engkau sendiri”
Dari artikel 'Makna Al Jama’ah dan As Sawadul A’zham — Muslim.Or.Id'
afwan, apakah antum akan tetap berada di Jamaah Kristen Katolik yang solid dengan pimpinan Paus walaupun menyembah Yesus?
akankah antum mengorbankan aqidah demi kebersamaan jamaah?
karena telah jelas mta ingkar takdir, syafaat, shiroth, jin, iblis, dajjal, jahanammiyyun, lailatul qadar?
Istilah MTA ingkar takdir, syafaat, jin dll kata anda adalah tidak tepat dan salah persepsi. MTA mengimaniitu semua dengan pemahaman yg berbeda,tentu dengan dasar2 yg diyakin kekuatannya dan semua ada rujukan dari para ulama juga, bukan ijtihat MTA sendiri. Anda menyimpulkan MTA ingkar (apalagi ingkar sunnah)adalah kesimpulan ("kalau tidak dikatakan fitnah")yg sangat gegabah tanpa croscek pendirian MTA yang sebenar2nya
Hapusrujukan nya bukan ulama taapi akal gan hiks
Hapusust Abdurrahman Suparno Reborn di fb beliauhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CDMQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.facebook.com%2Fpublic%2FAbdurrahman-Suparno-Reborn&ei=EB4EUb_QBImnrAfo_4GoDQ&usg=AFQjCNFpcI8TGMGGFN0uIXrHfIqmnqFFVg&sig2=iam6W4v_wmv_mBjNrC0MCA&bvm=bv.41524429,d.bmk
14 Januari
PERBEDAAN PEMAHAMAN MEKANISME MASUK SURGA DAN NERAKA
Ahlussunnah 1 berdasarkan hadist2 berpendapat:
* Orang beriman tapi berdosa besar dihukum dulu di neraka untuk membersihkan dosanya, lalu dikeluarkan dari neraka & dimasukkan ke surga.
Ahlussunnah 2 berdasarkan ayat2 Allah bependapat:
*Orang beriman yang berdosa besardan atau dosa kecil:
1. Ditimbang amalnya berdasarkan catatan amal dengan timbangan yg tepat (QS 21:47)
2. kalau timbangan kebaikanny berat (lebih berat timbangan kebaikan dari timbangan kejelekannya) maka dia beruntung alias masuk surga:
"Barang siapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan." (QS 23: 102)
3. Kalau Timbangan kebaikannya ringan alias lebih berat keburukannya maka dia MERUGIKAN DIRI SENDIRI DAN MASUK NERAKA KEKAL DI DALAMNYA:
"Dan barangsiapa yang RINGAN timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka KEKAL di dalam neraka Jahanam."(QS 23: 103)
ARTINYA:
Manusia berdasar catatan amalnya setelah melalui proses PELIPAT GANDAAN PAHALA, PROSES PENGHAPUSAN DOSA (karena TAUBAT) & PROSES PENGHAPUSAN PAHALA (karena SYIRIK) lalu amal (pahala dan dosa) mereka ditimbang DITIMBANG dengan 2 kemungkinan, yakni:
1. Berat timbangan kebaikannya, maka dia termasuk orang yang BERTAKWA sehingga berhak masuk sorga
2. Berat timbangan keburukan, maka dia termasuk orang kafir/munafik, sehingga layak masuk neraka.
DENGAN MEKANISME INI AHLI SORGA TIDAK PERLU MASUK NERAKA DULU, MESKIPUN DULU KETIKA HIDUP PERNAH BERBUAT DOSA.MEREKA TIDAK PERLU MASUK NERAKA DULU KARENA TIDAK SESUAI DENGAN (QS 2: 80-81) DAN TIDAK SESUAI DENGAN QS 21: 101-102; 39: 61 DLL. MEREKA YANG MASUK NERAKA KEKAL DAN YANG MASUK SURGA JUGA KEKAL, SESUAI DENGAN PULUHAN AYAT DI DALAM AL QUR'AN. Resikonya hadist2 terkait dengan jahannamiyyuun pemahamannya disesuaikan dengan ayat Allah karena tidak mungkin Rasulullah saw menyelisihi firman-Nya. Cara memberikan penjelasan spt yg sudah diuraikan dalam status/comment sebelumnya.
Bismillah.
BalasHapusAssalamu'alaikum.
Afwan ya Ustadz, kmrn ana dpt SMS dari No asing yang ga mau nyebutin namanya yang intinya ngeyel tentang pemahaman MTA, maksud ana inbox ke antum adl hanya mau ucapin banyak terima kasih atas blog yang telah antum buat, sehingga ana yang walau orang luar MTA bisa tau apa itu MTA dan subhat2 apa saja yang mereka tebarkan.
Salam Ukhuwah min Ma'had Ibnu Abbas Wiradesa-Pekalongan.
http://pp-ibnu-abbas.blogspot.com/
Oya, kalo berkenan ana minta di add FB nya ya ustadz, ana udah coba add antum tp ada peringatan ana telah di blokir, nama akun ana adl http://facebook.com/shodikun.stAbuWildan
Jazakumulloh khoir wa barokallohu fiikum.
Tolong bahasanya yang santun, sedih ketika ada seorang muslim membodoh2kan saudara muslimnya yang lain...
BalasHapusUSTADZ VS USTADZ, .....
BalasHapusSaya sendiri dulu siswa MTA, bahkan orang tua saya ketua cabang MTA, Alhamdulillah mendapat hidayah untuk mengenal manhaj salaf. kedustaan besar telah dilakukan MTA, katanya berorganisasi semata-mata untuk formalitas dalam negara, faktanya anggota MTA dilarang ngaji di tempat lain atau harus milih salah satu. Dalam masalah takdirpun MTA beranggapan bahwa takdir semata-mata sebab akibat usaha manusia. MTA juga melarang anak muda yang belum mapan secara ekonomi untuk menikah, dengan dalih " Engko bojomu dipakani opo? ", padahal dalam QS An Nuur:32 Allah telah berjanji untuk menjamin rizki orang yang menikah meski miskin sekalipun. Banyak hal-hal lain yang menyebabkan saya keluar dari MTA, intinya MTA mendahulukan akal dalam memahami nash dalil. Wallahu ta'ala 'alam bishshowab.
BalasHapusOrang yang keluar dari MTA tidak dapat dijadikan indikator MTA menyimpang. Sebanyak2 yang keluar akan lebih banyak yang masuk.
HapusIslam akan terus menghargai perbedaan pendapat dan berijtihad yang penting tidak keluar dari "maa ana alaihi wa ashabi" dan "sunnatii wa sunnata khulafaurrosyidiin al mahdiyyin"
Indikator adanya penyimpangan tentu diukur dengan ketidaksesuaianya dengan quran wa sunnah dengan pemahaman salafush shalih, yakni pemahaman Rasulullah dan para shahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in.
HapusBanyaknya pengikut juga bukan barometer kebenaran, bahkan bisa sebaliknya. Hendaklah antum juga cermat, siapa yang keluar dan siapa yang masuk, dari kalangan mana mereka?
Benar Islam menghargai perbedaan, tetapi tidak setiap perbedaan! Ada pula perbedaan yang harus dijelaskan akan penyimpangannya (karena keluar dari "maa ana alahi wa ashhabi"). Contohnya masalah2 aqidah sebagaimana sebagian telah dsinggung di blog ini. Wallahu a'lam
Bagi saudara Anonim, silahkan dicermati dulu tulisan saya di atas, benarkah yang saya tulis ? MTA mengaku berdiri di atas Al Qur'an dan Sunnah, tetapi sangat banyak nash-nash dalil yang mereka injak-injak. Sekarang saya tanya, yang tidak ikut organisasi MTA apa berarti bukan jamaah ?
HapusNama: Dalimun Alghiffari
BalasHapusIslam adalah sunnah dan sunnah adalah islam. Begitu banyak kelompok yang menamakan dirinya islam, mereka mengaku aswaja tetapi amalannya banyak yg bid’ah, mereka mengaku bermazhab safi’i tetapi amalannya bertentangan dengan mazhab safi’i. Itu namanya hanya aku-akuan saja. Pada masa para sahabat rasululloh,mereka berilmu dulu baru mengamalkan ilmunya. Itulah pentingnya ilmu agar amalnya benar. Pada masa sekarang mereka banyak beramal tapi tanpa ilmu. Berapa banyak manusia yg dengan khusuknya meminta-minta kepada penghuni kubur, mereka dengan fasihnya bersholawat tetapi sholawat-sholawat yg tidak rasululloh ajarkan. Kalau diingatkan bahwa amalan yg dikerjakan itu syirik yg menyebabkan kufur,amalan itu bid’ah… Mereka menuduh bahwa sesama orang islam khok saling mengafirkan,saling membid’ahkan. Memang benar antum-antum semua orang islam akan tetapi kehidupan beragama antum-antum tidak islami. Cukuplah kita beramal dengan amalan-amalan yg Rasululloh ajarkan & menjauhi segala amalan yg tidak Rasululloh ajarkan.
umat islam ini emang hobinya ribut yah... ada perbedaan pendapat wajar aja, sebab rasulullah kan sudah mengatakan hal itu jauh sebelum perpecahan itu datang. kalau ada kelompok dengan pahamnya sendiri ya biarlah... toh kalaupun keyakinan mereka salah kan mereka sendiri yang akan menanggung dosanya. ngapain kita komentari faham mereka. Mengatakan orang lain salah pastinya karena menganggap diri benar. begitu sebaliknya.
BalasHapusKalau anda tidak sependapat dengan MTA dalam 3 hal diatas kan belum tentu anda yang benar, bisa jadi anda yang salah.
gitu aja kok repot...
Bismillah, saudaraku abi arif cobalah membuka hati untuk belajar, baca satupersatu artikel dalam blog ini kemudian gunakan akalmu dan hati yang bening, pernyataanmu menunjukkan kejahilanmu dalam mengerti bagaimana Rasulullah menunjukkan islam yang benar, sekaligus tidak mengerti makna dakwah yang dituntunkan Rasulullah yaitu ketika melihat umat islam ada yang menyimpang maka harus ada yang memberi peringatan dan Rasulullah tidak menuntunkan "toh kalaupun keyakinan mereka salah kan mereka sendiri yang akan menanggung dosanya. ngapain kita komentari faham mereka".
HapusYang perlu diperhatikan wahai saudaraku semua, apa yang kami posting dalam blog ini adalah pendapat orang yang mumpuni dalam hal agama islam dan beliau merujuk pada generasi terbaik islam yaitu generasi para sahabat. semoga Allah memberi hidayah manhaj yang benar kepada kita semua.
assalamu'alaikum, dari argumen-argumen anda di atas ataupun itu adalah fakta, kesalahan dalam suatu majelis tidaklah ada baiknya jika diumbar (mungkin) dengan tujuan yang tidak dibenarkan.Jika anda di majelis anda yang baru sudah merasa mantap dan lebih baik sebenarnya anda harus lebih pandai untuk bisa menghargai perbedaan pendapat atau jika itu adalah kekurangan sebuah majelis alangkah baiknya itu didiskusikan atau dipertanyakan dengan baik dengan pihak yang bersangkutan (MTA). Dalam uraian di atas terkesan anda keluar karena sudah ada rasa yang tidak ikhlas dalam belajar di MTA walaupun sudah 20 tahun. Tapi dengan begini anda scr tidak langsung malah mencoreng mahnaj salaf sendiri, jika anda mengaku orang benar maka saya katakan anda adl orang yang salah dengan anda menganggap anda paling benar dan menjelek-jelekan tanpa memberi solusi.Semoga Tuhan mengampuni kita semua bagaimanapun insyaallah kita sudah berusaha maksimal menggali ilmu dan berusaha mengamalkannya sesuai dengan apa yg dituntunkan Rasul Allah. selama Rasul kita sama, Tuhan kita sama, haram hukumnya kita menjatuhkan kehormatan antar sesama muslim.
BalasHapusBismillah, sayangnya anda menggunakan anonim utk komentar ini, seperti warga MTA lain yang membaca blog ini maka kalian hanya membaca sepotong-sepotong apa yang tertulis dalam setiap postingan, lihat lah komentar " sebaiknya menghargai perbedaan, keluar karena tidak iklas dalam mengaji, jangan merasa paling benar, jangan menjelek-jelekkan, dll ( mungkin dengan redaksi yang berbeda)
Hapuscoba saya komentari satu pernyataan yang menunjukkan anda tidak membaca secara utuh postingan dalam blog ini "jika anda mengaku orang benar maka saya katakan anda adl orang yang salah dengan anda menganggap anda paling benar dan menjelek-jelekan tanpa memberi solusi" silakan baca postingan yang lain secara lengkap nanti anda akan lihat solusi yang ditawarkan untuk membawa MTA ke manhaj yang benar, pesanku belajarlah dari bukunya para ulama jangan hanya membaca brosur terus, dan kalau ada teguran kepada MTA maka pelajari lagi jangan dianggap menjelek-jelekkan atau menjatuhkan kehormatan, apa yang kami lakukan mungkin sama dengan yang kalian lakukan kepada pelaku tahlilan dan yasinan namun kalian menganggap itu hanyalah peringatan untuk pelaku bid'ah, sementara kalian hanya belajar dari brosur. semoga Allah memberi hidayah kita semua.
Dari AR
BalasHapusUntuk temen2 yang ngaji dan suka dengerin radio khusunya radio MTA jangan hanya satu chanel aja, yang di daerah surakarta coba setel chanel suara quran ini radio salaf, yang di boyolali radio BAS FM, Insyaallah temen2 akan mendapatkan pemahan yg benar dan cara pandang yang benar ttg islam.
karena efeknya sangat dahsyat di kala kita salah memahami dalam uatu perkara.
banyak radio2 sunnah
Hapuscontohnya
annash radio jakarta
radio syiar tauhid
radio rodja
assalamu'alaikum
BalasHapusustadz artikel 2 nya sangat bermanfaat .mohon artikel ataupun file2nya disimpan dengan baik. takutnya site ini dihack oleh orang yang dikuasai hawa nafsu
pemahamanya kenapa tidak ke surga dulu menghabiskan sedikit amal baiknya, kemudian baru ke neraka menghabiskan banyak amal buruknya selama-lamanya di neraka.
BalasHapusKarena tidak didukung oleh dalil!
Hapusalangkah indahnya ya..kalau pak bambang surono ini belajar memahapi perbedaan pendapat apa lagi katanya sudah belajar di mta selama 20 tahun subhanallah waktu yang sangat luar biasa kurang lebih sama dengan umur saya saat ini...namun sayang kok tidak muncul rasa menghormati pendapat orang lain...yang salah mta nya atau orang yang mempelajarinya...mudah-mudahan Allah mengampuni kita semua...
BalasHapusSudah berulang kali saya jelaskan (terutama di FB), bahwa tidak setiap perbedaan pendapat itu diperbolehkan! Dalam masalah aqidah (misal masalah rukun iman, syafa'at, dll) tidak ada perselisihan didalamnya, kecuali orang/kelompok yang menyimpang dari aqidah ahlus sunnah. Disinilah peran kita untuk saling menasehati satu sama lain, tidak mendiamkannya!
HapusNha dalam masalah fikh (misal masalah tahrik, cara menuju sujud, dll) ada perbedaan yang mesti kita disikapi dg saling menghormati.
Antum masih muda, semoga lebih semangat lagi untuk menuntut ilmu sehingga terang benderang antara al haq dan batil. Barakallahu fiik...
terima kasih atas saran dan jawabanya bagi saya ini luar biasa pak.. karna ada yang memberikan saya semangat untuk belajar memahami islam ini...bapak bambang yang saya hormati ketika saya membaca artikel di atas saya menangkap bahwa dahulu pak bambang surono ini sedikit awam mengenai Agama dan Allah memberikan hidayah pada pak bambang dengan bertemu dengan MTA dan akhirnya pak bambangpun masuk dan mempelajari islam secara kaffah di MTA...selama 20 tahun waktu yang kurang lebih sama dengan umur saya saat ini, yang saya bingungkan, MTA ini luar biasa baik perkembanganya ataupun dakwahnya saya sunguh kagum dan simpatik dengan MTA, ustadz-ustadzya luar biasa tiap kali memberikan tauziah konon katanya tidak pernah mau diberi uang saku atau yang lain ini saya dengar dari rekan2 saya,..katanya untuk menjaga ke ihklasan, dan ustadnya pun selalu merendah dan tidak pernah menjelek-jelekan ormas islam lain...subbhanalloh semoga Allah merahmati MTA ini...singkat kata pak bambang apakah mantan ustadz mta atau mantan siswa mta ketika sudah tidak mengikuti mta selalu berkata bahwa mta itu sesat mta itu salah DLL seperti yang bapak tulis di blog ini...maaf pak saya awam mengenai agama ini...jazakumulah
HapusAntum yang merasa masih awam, teruslah semangat belajar, jangan seperti katak dalam tempurung, semoga kelak antum mengerti perbedaan antara 'menyesatkan/menyalahkan' dengan 'nasehat', antara ghibah dengan nasehat, antara jama'ah dan firqah, ..... dst. Kalau mau, antum bisa inbox FB saya. Barakallahu fiik...
Hapusdan sayangnya sedikit sekali dari warga MTA khususnya yg mau membaca artikel/tulisan dari pak bambang surono ini,...dg hati yg ikhlas dan mencari kebenaran.....,dan saya berharap akh bambang surono mau memposting tentang pembatal2 keislaman,dosa2 besar dan ideologi/pemahaman2 firqoh2 sesat seperti khowarij,mu'tazilah,syi'ah dll, semoga bermanfaat.....
BalasHapusbapak bambang yang saya hormati jikalau MTA ini sesat atau salah dalam memahami agama ini, mengapa setiap kali peresmian cabang-cabang dan perwakilan MTA di seluruh nusantara ini selalu yang meresmikan adalah MUI yang mana MUI ini adalah kumpulan dari ulama-ulama dari berbagai ormas di indonesia dan tidak diragukan lagi kredibilitasnya,..ini saya dengar dari rekan-rekan saya dan dari media yang pernah saya baca,...jadi kok saya ragu dengan yang bapak tulis dalam blog ini, sisi lain MTA luar biasa dakwahnya dan banyak ulama terutama MUI yang selalu mendampingi tapi satu sisi lain MTA di katakan sesat karna dengan sloganya kembali ke Alqur'an dan sunnah dan hanya mengambil hadits yang shohih dalam dakwahnya...sebelumnya mohon maaf pak saya tidak mengunakan FB...konon katanya FB sebagian dari hasilnya untuk membiayai zionis israil dan membunuh umat islam..jazkkmlah
BalasHapusAneh ya, panjenengan mengukur kebenaran dg timbangan MUI, MTA sendiri mengukur kebenaran tidak bersandar kepada MUI. Kalau MUI membolehkan tahllan, apa demikian dengan MTA?
HapusKetahuilah, MTA menggandeng MUI itu utk legitimasi saja, bahkan yang meresmikan gedung mangkunegaran itu Bpk SBY. Hebat kan? Persis sebagaimana termaktub dalam kitab Syarah Ushulus Sunnah, bahwa salah satu tanda ahli bid'ah dan ahli ahwa' adalah meminta tolong kepada para pemimpin dan penguasa untuk menolong dakwah mereka.
Kalau panjenengan mencari kebenaran, ukurlah kebenaran itu dg al-quran dan sunnah dengan pemahaman salaf. Jangan terpana pada slogan semata.... Barakallahu fiikum
Na'am, carilah kebenaran! Bukan pembenaran!
HapusAfwan , sekedar ikut komen.
BalasHapusKira2 th 2009 saya pernah ngaji di MTA Karawang beberapa kali dan mendengar radio MTA streaming, saat itu juga saya sering dengar kajian2 di radio Rodja.
Sebelum memahami apa yg disampaikan di blog ini, dulu saya akhirnya meninggalkan MTA karena "manhaj MTA" ini membolehkan musik2 dan gambar2.
@Ustadz Abu Faris, semoga Allah menjaga antum, barakallah fik.
(andri-bekasi)
syukron abu faris atas saran antum alhamdulillah mertua ana sekarang beralih nonton rodja ilmu terakhir yang beliau dapat dari MTA bahwa wanita wajib sholat Jum'at meskipun tidak di masjid wajib dikerjakan di rumah tanpa diganti dengan sholat zuhur, mohon do'anya smoga beliau istiqomah. o ya kepada ikhwan yang ingin tahu tafsir MTA, ini saya ambil dari kutipan Abu Mundzir Alghifary dalam Postingan tafsir MTA yang menyimpang bismillah. Tidak ada asap kalau tidak ada api. Pak sukina berpuluh puluh kali mengatakan apa yang anda katakan. "yang berhak mengHalalkan Atau MengHaramkan itu hanya Allah. MTA tidak berhak". Inilah perkataan yang samar mas. Rosululloh Sholallohu'alaihi wassalam telah mengharamkannya, dan MTA dlm hal ini bimbang dengan penafsirannya pada QS Al-An'am 145 yg hanya mengharamkan yg 4 saja.
BalasHapusLihat saja dalam kitab TAFSIR MTA Jilid 2 dan Jilid 4 misalnya pada ayat 173 surat al-Baqarah.
Terjemahan ayat ini berbunyi sebagai berikut:
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Jilid IV Ayat 142-176, 155.)
Ayat ini, seperti kita lihat, berbicara tentang empat hal yang diharamkan oleh Allah untuk dimakan, yakni bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih tanpa menyebut nama Allah. Tafsir MTA memulai uraian tafsirnya dengan mengaitkan ayat ini dengan ayat-ayat yang semakna, yakni ayat 145 surat al-An’am,
ayat 115 surat al-Nahl, dan ayat 3 surat al-Maidah. Seluruh ayat ini menyebutkan empat hal tersebut sebagai haram dimakan. Berdasarkan ayat-ayat ini, maka Tafsir MTA menyimpulkan sebagai berikut:
Menilik ayat-ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa yang diharamkan Allah jika manusia memakannya hanya empat macam tersebut di atas. Oleh karena itu jangan ada manusia di mana saja dan kapan saja berani-berani menambah dari yang 4 tersebut. Karena dengan tandas pula Allah telah menjelaskan bahwa perincian itu adalah empat, seperti firmanNya di surat Al An’am ayat 119.( Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Jilid IV Ayat 142-176, 148-149. Perlu dicatat di sini bahwa ayat ini tidaklah menyebutkan semua dari empat hal yang diharamkan itu tetapi hanya tentang makanan yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Hanya saja selanjutnya terdapat kata “fassala” yang berarti memerinci. Perincian tentang makanan yang diharamkan ini tidak kita temukan dalam QS. Al-An’am 119 ini melainkan di ayat-ayat lainnya yang telah disebutkan di atas).
Assalamu'alaikum
BalasHapusBagaimana pendapat antum tentang Sholat Jum'at yang dianggap wajib oleh akhwat MTA dengan berjama'ah atau sendirian di rumah??
syukron
Wa'alaikumussalaam warahmatullahi wabarakaatuh,
HapusAfwan, setahu saya memang itu pendapat mayoritas siswa MTA.
Yang saya ketahui bahwa kewajiban shalat jum'at bagi orang-orang yang beriman sebagaimana yang dimaksud QS Al Jumu'ah 9 itu dikecualikan beberapa golongan, termasuk didalamnya wanita. Sehingga ia tetap melaksanakan shalat dzuhur sebagaimana biasanya. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud Radhiallahu'anhu tentang orang yang terluput dari shalat jum'at:
وَمَنْ فَاتَتْهُ الرَّكْعَتَانِ فَلْيُصَلِّ أَرْبَعًا
“Barangsiapa yang luput dua raka’at (jum’at), maka hendaklah ia shalat empat raka’at.” [HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf (1/126/1), Ath Thabarani dalam Al Kabir (2/38/2)]
Dalam riwayat ini terdapat isyarat bahwa shalat Dzuhur adalah sebagai asal, dan ia menjadi wajib bagi orang yang tidak melakukan shalat Jum’at.
Riwayat lain,
إِذَا صَلَّيْتُنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مَعَ اْلإِمَـامِ فَصَلِّيَنَّ بِصَلاَتِهِ، وَإِذَا صَلَّيْتُنَّ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ فَصَلِّيَنَّ أَرْبَعًا.
‘Bila kalian shalat pada hari Jum’at bersama Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, maka hendaklah kalian melakukan shalat yang beliau lakukan (shalat Jum’at-pen). Bila kalian shalat di rumah kalian maka hendaklah kalian shalat empat raka’at’.” Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (1/207/2),
Wallahu a'lam
Assalamu'alaikum
BalasHapussaya hanya orang awam yang mencari dan menuntut ilmu agama, perbedaan faham dalam beragama dalam islam itu indah tetapi tak perlu mencela dan mengumbar aib saudara sendiri. shahabat nabi pun berbeda pendapat tetapi tidak mencela yang lain,semoga Allah mengampuni kesalahan dan dosa kita, apa yang telah kita komentari di blog ini, hanya semata mencari ridla Allah, bukan mencari pembenaran hawa nafsu belaka. Kalau anda ber Mahaj Salaf tebarkan Ilmu Mahaj Salaf, jangan mencela yang lain, begitu juga yang NU tebarkan ilmu Aswaja, yang MTA tebarkan Ilmu yang dipahami. indah bukan Islam itu
Hidayah ALLAH semoga senantiasa ditetapkan atas kita semua. Barakallah kepada akh Bambang surono yang mampu menggerakkan diri dan jiwanya untuk meninggalkan masa lalunya setelah sekian lama berada didalamnya. mudah2an bagi saudara saudaraku pengunjung blog ini tidak hanya menjadikan pengalaman beliau sebagai sebuah bacaaan konsumsi akal semata namun berani untuk mengikuti langkahnya. Hanya saja saya yakin setidaknya ada 2 hal yang bakal terjadi setelah mendalami blog ini. satu ada yang tercerahkan dan satu lagi ada yang bahkan malah semakin menjadi jadi ke "emtea" annya. SARAN SAYA JANGAN TUNGGU 20 TAHUN UNTUK MEMUTUSKAN KELUAR.CUKUP sdr Bambang surono saja yang sampai segitu lamanya, meskipun dengan takdir yang dialaminya kita semua bisa mengambil banyak pelajaran.
BalasHapuskerangalam1000@yahoo.co.id
HapusInilah salah satu akibat dikembangkannya blog seperti ini, terjebak kepada firqoh yang dilarang agama, merasa MTA yang harus berada pada posisi salah dan dirinya pada posisi kebenaran. Di MTA tidak pernah dikembangkan menilai amalah seseorang atau kelompok lain. MTA hanya mengamalkan Qur'an dan Hadis yang telah diyaqini kebenaranya, tetapi orng lain yang masih mengamalkan/mengerjakan dipersilahkan, mungkin sudah tahu ilmunya. WALLAHU A'LAM
Kerangalam, teruslah belajar... antum belumlah mengerti mana firqah mana al jama'ah. Bahkan yang antum tahu tidak lebih sekedar doktrin quran hadits. Nasehat pun tidak antum kenali, kecuali yang datang dari MTA (yang menurut antum quran hadits)
HapusJargon quran dan hadits saja tidaklah cukup, kenyataannya walaupun suatu hadits dinyatakan shahih oleh ahlinya, karena dianggap (oleh akal) bertabrakan dengan quran maka dibuanglah hadits itu,,. ditakwil menurut akalnya.
Kemana antum mengambil ilmu...... Berfikirlah wahai saudaraku!
Songsonglah hidayah, jangan takut untuk mengerti...... bacalah artikel2 blog ini, susul saudara2 lain yang telah mengambil manfa'at dari blog ini.
Tentang firqah atau al jama'ah, di blog inipun ada.. Barakallahu fiik...
Bismillah..@GURU NGROTO, anda tidak mengerti apa-apa tentang MTA. dari kecil, setiap kali tempat saya digunakan sebagai tempat kajian, setiap anggota ditanya mengenai keadaan keluarganya,adakah yang sakit atau kesusahan. Jika ada laporan salah satu anggota mengalami kesusahan..anaknya sakit misalnya,maka mereka akan mengumpulkan dana untuk membantu saudaranya. Saya pun merasakannya sendiri.Ketika adek saya sakit,salah seorang warga datang pagi-pagi kerumah saya untuk memberi bantuan. Selain itu,kalau saya dibelikan oleh-oleh ayah saya dan jumlahnya tidak seberapa,ayah melarang saya untuk keluar rumah karena takut ngiming-imingi anak tetangga,tapi kalau banyak..boleh dibagi bersama .Dan ketika saya besar,saya menemui hadist tentang larangan tersebut. Mungkin hal ini kecil tapi bisa anda bayangkan ketika anda tidak punya uang,anak anda merengek minta dibelikan makanan yang sama dengan anak tetangga anda. Betapa susah hati orang tua.Adakah anda menjumpai hal ini di masyarakat? saya sangat percaya,islam akan kuat dengan jama'ah. dengan hidup berjamaah kita tau kondisi saudara kita. Berkali-kali disampaikan ustadz, MTA itu hanyalah sebuah wadah untuk menuntut ilmu. Saya sendiri memohon kepada Allah,semoga saya tidak jatuh ke dalam dosa membangga-banggakan golongan. Tapi saya yakin,yang disuarakan MTA ini suatu kebenaran.Karena disana disampaikan Islam. Saya MTA, tapi saya ISLAM. Tidak penting madzab saya apa. Selama cocok dengan Qur'an dan Sunnah, insyaallah saya pakai. Kebenaran hanya dari Allah. Semoga Allah mengampuni dosa orang-orang islam. Dan menghimpunnya dalam satu jalan yang lurus, meskipun tempat belajarnya beda. amin.
BalasHapusبسم الله الرحمن الرحيم
BalasHapusSaudara Anonim hadahullah....
Ketahuilah bahwa dalam ajaran ISLAM itu, isinya bukanlah hanya masalah adab muamalah saja. Tetapi komplit meliputi Aqidah, Fiqih ibadah, muamalah, huduud, dll
Begitu sempurnanya agama kita yg mulia ini.
Jadi untuk mengetahui menyimpang atau tidaknya suatu PEMAHAMAN DI DALAM AGAMA ISLAM ini, BUKAN ditentukan hanya salah satu sisi saja, tetapi ingatlah firman Allah Azza wa Jalla :"udkhuluu fissilmi kaafah" masuklah kalian semua ke dalam agama ISLAM ini scara KAFAH/keseluruhan.
Dari tulisan anda di atas terlihat bahwa anda menitik beratkan benarnya ajaran tersebut pada muamalahnya.
Kalau dengan cara sedekah, perhatian pada jama'ah maka cobalah melihat apa yg dilakukan jama'ah NASHRANI yang dari rumah kerumah melaksanakan "ta'lim" keliling/anjangsana itu. Di dalamnya juga terjadi PERSIS seperti yang anda kemukakan di atas. Nah apakah mereka teranggap sebagai suatau jalan yang benar???
Wallahi..sungguh ini bukanlah tolok ukur kebenaran.
Tulisan anda di atas juga menunjukkan bahwa anda belum tahu mana jalan/manhaj yg lurus mana yg menyimpang.
Sloga qur'an sunnah adlh slogan umum yang hampir mayoritas ormas Islam di indonesia ini mengatakan hal itu. Tapi pada kenyataanya terbongkarlah bahwa slogan itu hanya manis diucapkan saja.
Bisa anda lihat sebagaimana yang dipaparkan saudaraku Abu Faris Bambang Surono tentang penyimpangan2 dahsyat dari MTA.
Faham aqidah mereka telah menyelisihi manhaj Ahlussunnah , jalannya rasulullah dan para sahabatnya.
Jadi fahamilah dulu apa yg beliau sampaikan beserta dalil dalilnya maka anda akan memahami kebenaran yg dimaksud.
Makna kebenaran dalam agama tidaklah bersifat nisbi atau diserahkan pada masing masing manusia. Shingga setiap manusia bebas memahami agama ini sekehendak hatinya. MAKA TIDAKLAH DEMIKIAN, karena kebenaran telah dijelaskan oleh Allah dan RasulNya. Yg cocok dengannya maka dia dalam jalan yg benar, yg menyelisihnya maka dia dalam kesesatan.
Nah banyak sekali kesesatan penyimpangan yg terjadi di MTA.
Mengenai taashub ashobiyah, anda katakan anda tdk ingin terjatuh pada cinta golongan, tapi di sisi yg lain anda katakan bahwa "Saya MTA, tapi saya ISLAM". NAH inilah pernyataan lugas yg anda tidak menyadarinya telah secara jelas anda sebutkan Madzhab anda, yaitu madzhab cara pandang dari MTA.
Maka inilah bahaya hizbiyyah, yg telah menyerang anda scara tidak sadar.
Yg benar harusnya anda tidak katakan itu, tapi cukuplah sebagaimana yg dikatakan rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.
Allah melarang memecah agama ini jadi berkelompok kelompok, smentara anda katakan anda ini ISLAM yg MTA (MTA tapi ISLAM).
Nah bukankah ini yg dimaksud di QS. Arrum:31-32 ??
Thoyyib anda telah masuk pada larangan itu tanpa anda sadari.
Anda katakan "Tidak penting madzab saya apa. Selama cocok dengan Qur'an dan Sunnah, insyaallah saya pakai. "
PADAHAL anda tetap bertahan di MTA, sdangkan di MTA jelas dan gamblang bahwa mereka menyelisihi qur'an dan sunnah dan sudah lagi tidak cocok dengan keduanya bahkan mereka inkarussunnah dalam beberapa perkara aqidah, bagaimana mungkin anda masih bertahan di sana...??
Anda bisa simak debat kami dengan DR. ust. Abdurrahman suparno MTA, di sanalah terbentang bukti nyata pemahaman2 sesat MTA.
Bukalah mata dan hati anda, pandanglah dalil yg telah terpaparkan dengan kuat, semoga anda diberikan bimbingan dari Allah Azza wa Jalla agar bisa memahami manhaj yg lurus ini.
Silahkan baca baca dulu semua artikelnya.
Barokallahufiykum.
36 PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN MTA DITINJAU DARI PEMAHAMAN AHLUSSUNAH WAL JAMA’AH MANHAJ SALAF :
BalasHapus1. Tidak menggunakan qo’idah tafsir yang benar, MTA membuat metode tafsir sendiri sehingga banyak kekeliruan di dalamnya.
2. Memalingkan makna sifat-sifat Allah dengan tanpa hujjah yg benar.
3. Membuang sifat AL-HAYAA-U bagi Allah Azza wa Jalla (Q.S Albaqarah:26) dan menggantinya dengan makna “Meninggalkan sesuatu perbuatan” berhujjah dengan hadits lemah bahkan salah dalam penulisan matannya. Padahal Rasulullah menyatakan dalam sabdanya: “innallaha hayiyyun kariimun” Sesungguhnya Allah Pemalu lagi Maha Mulia” (H.R. Abu dawud, Tirmidzi)
4. Menolak Sifat Wajah bagi Allah Azza wa Jalla. MTA katakan :”Alah tidak mempunyai muka”. Sedangkan Allah Azza wa Jalla telah menjelaskan hal ini dalam firmanNya (Q.S Albaqarah:272), juga hadits hadits dari rasulullah shalalllahu’alaih wassalam “Sesungguhnya engkau tdk akan ditnggal sehingga engkau melakukan amalan yg mengharap dengan WAJAH ALLAH” (H.R Bukhari dan Muslim)
5. MTA meyaqini bahwa surga tempat tinggal ADAM adalah di BUMI. Mereka menafsirkan surat albaqarah:35 bahwa Syurga Adam itu adalah “KEBUN DI ATAS BUMI INI”. Padahal ini adalah pendapat yg masyhur dari orang orang qadariyyah dan mu’tazilah.
6. Menyelewengkan makna bahkan menginkari syafa’at nabi. Dlm tafsir surat albaqoroh:48 mereka mengatakan bahwa syafa’at adalah “TIUPAN ‘ILMU, BUDI PEKERTI YANG TINGGI DAN PERADABAN KENABIAN YANG SUCI, TEGASNYA DI HARI AKHIR NANTI TIDAK AKAN DITERIMA SYAFA’AT”. Padahal adanya syafa’at ini telah ditetapkan Allah Azza wa Jalla dan hadits-hadits mutawatir dari Rasulullah sholallohu’alaihi wasallam.
7. Meyaqini bahwa yg haram hanya 4 saja yg disebut dalam surat al an’am:145, sedangkan yg dijelaskan oleh nabi dgn hadits yg shahih diinkarinya. Bahkan berani membuang hadits tsb.
8. Salah dalam mendudukkan ayat ayat utk orang kafir dan disematkan kpd orang2 muslim, smisal surat ala’raf:40, shingga mereka menganggap sama hukumnya orang muslim dengan orang kafir jika telah masuk neraka yaitu kekal di dalamnya.
9. Menganggap yg diharamkan Rasulullah hanya makruh saja jadi boleh dilakukan/dikerjakan. Ini bertentangan dengan surat alhasyr:7, dan ali imran :31
10. Menganggap hadits yg shahih bahkan mutawatir disamakan dengan hadits syadz bila bertabrakan dngan alqur’an, jadi boleh dibuang, dan ini adalah pendapat yg paling bathil dari inkarussunnah.
11. Mereka menghalalkan anjing buas, serigala , katak/kodok dll yg telah diharamkan rasulullah shalallahu’alaihi wasallam, tetapi utk menutupi pendapat ini dihadapan para pengikut MTA yg masih pemula maka sang ketua dan para ustadznya menjawab ;”MTA tidak berhak mengharamkan dan menghalalkan anjing, yang berhak mengharamkan dan menghalalkan hanyalah Allah”. Perkataan ini utk mengelabuhi ummat agar pengikutnya tidak lari karena tahu bahwa ustadznya mnghalalkan anjing walau dia tidak memakannya. Lihat bukti perkataan mereka dalam tafsir MTA jilid ke 4 pada saat menafsirkan surat albaqoroh:173. Padahal faham seperti ini telah dibantah oleh Rasulullah, beliau bersabda “Ingatlah, sesungguhnya apa yang diharamkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti apa yang diharamkan oleh Allah". (HR Ibnu Majah, no. 12, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).
12. Mereka mengingkari adanya jahannamiyuun, yaitu orang yg beriman yg dientaskan dari neraka oleh Allah Azza wa Jalla berdasarkan ayat2 yg diperuntukkan bagi orang orang kafir. Padahal banyak hadits mutawatir yang mengabarkannya. Mereka meyaqini bahwa “"wa khobarulwaahidi dhonniyyun" hadits yg ahad adalah DUGAAN/dhonny”. Imam syafi'i telah membantah perkataan sesat ini dan beliau berkata;
"ijma'almuslimuuna qodiiman wahadiitsan'ala tatsbiiti khobarilahaadi walintihaa-i ilaihi" "Kaum muslimin sejak dahulu hingga skarang telah spakat atas menetapkan hadits ahad dan berhenti padanya"(Ar-Risalah), juga dikuatkan oleh imam ibnu hajar atsqolani, ibnu abil izz, syaikh albani dll. Bersambung ke komentar berikutnya
13. Menganggap bahwa petunjuk hadits nabi tidak harus diikuti karena nabi adlah manusia biasa yang bisa benar dan bisa SALAH. Ini sungguh akan merusak syahadat mereka terhadap rasulullah, karena rasulullah bersabda :” TIDAKLAH KELUAR DARINYA MELAINKAN KEBENARAN” [Diriwayatkan oleh Ad-Daarimiy no. 501; shahih. Diriwayatkan juga oleh Ahmad 2/164 & 192, Al-Haakim 1/105-106, dan yang lainnya].
BalasHapus14. Dalam hukum mawaarits mereka juga tidak menggunakan hadits yang shahih yg menjelaskannya, tapi hanya dengan ayat alqur’an saja yg ditafsirkan aqalnya sendiri.
15. Dalam hukum zakat, mereka membuat ajaran bid’ah yaitu zakat berupa harta TANPA SYARAT HAUL DAN NISHAB yg tdk pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya juga imam empat skalipun.
Dan mereka mengambil dalil dari dalil ayat dan hadits secara umum, padahal rasulullah telah mengatur hal ini dengan syarat syarat yg khusus bahwa tdk ada zakat harta kecuali terpenuhi nishab dan haulnya. atau tidak boleh hal ini disamakan dengan hukum zakat pertanian, TETAPI anehnya ukuran zakatnya menggunakan zakat MAL. Aneh bin ajaib, bisa bisanya membuat syari’at sendiri.
16. Membolehkan tayamum mutlaq saat safar walaupun ada air, ini menyelisihi dalil yg sangat banyak.
17. Menganggap bahwa laki laki dan perempuan semuanya wajib shalat jum’at scara mutlaq. Padahal jika meruju’ pada hadits nabi tidaklah sbagaimana yg mereka fahami. Dan mereka menganggap orang yg ada udzur di masjid kmudian shalat di rumahpun dianggap shalat jum’at pada hari itu.
18. Mengatakan bahwa ISBAL hukumnya “MUBAH”, sdangkan Rasulullah telah menyatakan keharamannya dengan adzab neraka jika tidak dengan kesombongan dan bila dengan kesombongan lebih berat lagi yakni tdk diajak bicara oleh Allah dan tidak disucikan.
19. Menghalalkan musik, maka dari itu dalam radio mereka juga full music, padahal para sahabat telh menafsirkan surat luqman:6 sbagai haramnya nyanyian dan alat alat music.
20. MTA tidak mempercayai/meyaqini bahwa jin bisa masuk dalam tubuhmanusia, smentara Rasulullah telah menjelaskan dengan hadits2 yg shahih akan adanya kesurupan dan ruqyah.
21. ingkar takdir dengan mengatakan "Kalo Allah menetapkan Takdir berarti Allah tidak adil"
22. ingkar lailatul qadar "lailatul qadar adalah malam turunya Al Quran dan sekarang Al Quran sudah tidak turun sehingga lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan tidak ada dan tidak perlu melekan mencarinya"
23. ingkar shiroth "shiroth jembatan diatas neraka seperti rambut dibelah tujuh tidak masuk akal"
24. ingkar dajjal "dajjal adalah sifat keburukan"
25. ingkar iblis "iblis adalah sifat kesombongan"
26. ingkar jin "jin makhluk halus apa wudhunya air halus, jin itu manusi asing, manusia yang tersembunyi seperti kata janin atau jenius.."
27. ingkar syafaat "syafaat itu pertolongan didunia, kalo ada syafaat di akherat dimana ada orang bisa menolong orang lain diakherat berarti Allah tidak Adil"
28. tidak percaya amal jariyah yang terus menerus setelah seseoarang meninggal "Amal Jariyah maksudnya amal yang selalu dikenang orang tidak masuk akal kalo ada amal terus mengalir, contoh infak genteng buat masjid terus gentengnya diganti apa ya amalnya terus mengalir?"
29. menghukumi kafir/ murtad orang yang keluar jamaah terutama yg telah mengikuti khsusy dengan dalil " orang keluar dari Jamaah bagaikan mati jahiliyah.."
30. ada baiat pada imam jamaah yang bukan Penguasa Negeri.. belum baiat dihukumi kafir. (namun hal seperti ini akan disembunyikan dipengajian umum karena rahasia khususy)
31. menghalalkan emas dan sutera bagi laki2.
32. ingkar sihir, "sihir itu seperti sulap atau trik tipu muslihat tidak ada hakekatnya bisa menyakiti orang lain kalo sihiri itu ada sekarang saya di santet saja"
33. tidak percaya karamah wali.
34. mengingkari turunnya nabi isa ’alaihissalam. ustadz besar mereka berkata -+ ”lha yo mbuh mudun tenan po ora ” Bersambung ke komentar berikutnya
35. Merendahkan/mencemooh keyakinan ahlussunah ttg org islam yg berbuat dosa besar, yg diazab di neraka lalu di mandikan ke dlm sungai kehidupan, baru di masukan ke surga. sang ust. besar mrk berkata ”LHA THIK KOYO WAYANG”(cerita gatotkaca saat masih bayi).
BalasHapus36. Sungguh banyak lagi penyimpangan2 dalam MTA dan kesalahan2 penafsiran mereka, tapi ini cukup kiranya sbagai peringatan agar kita berhati hati pada faham yg seperti ini. Kami memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar menjadikan tulisan ini di dalam timbangan ‘amalan kebaikan kami. Barokallohufiykum.
(sumber: dari kajian2 live MTA, juga ceramah2 asatidz MTA, juga persaksian mantan2 MTA juga mantan pengurus juga mantan ketua cabang, ranting MTA yg telah taubat dari pemahaman alaa MTA dan berdasarkan dalil Alqur'an wassunnah, kitab kitab dan fatwa ulama' ahlussunnah).
Sedikit saya luruskan, MTA tidak ada ranting. Yang ada itu binaan, cabang, perwakilan, dan pusat.
HapusAnda ini bagaimana, kalau tidak sependapat ya sudah. Orang MTA itu kan sholat juga. Apakah anda mengingkari hadist nabi bahwa sesama muslim itu haram kehormatannya. Kenapa menjelek-jelekkan orang lain? Biarlah masing-masing mempertanggungjawabkan apa yang diyakininya dihadapan Allah. Hanya Allah yang tau siapa yang paling benar. Jangan diri kita merasa suci, lantas merasa bisa menyelamatkan orang lain dari siksa neraka dengan keyakinan kita. Siapa yang bisa menjamin diri kita yg paling benar? Bukankah manusia tempat salah dan lupa? dan siapakah yang dapat menjamin dirinya selamat dari api neraka?
BalasHapussaya tidak berharap banyak pada tulisan saya ini, hanya bisa mendoa, semoga Allah berkenan melapangkan hati saudara untuk melihat kebenaran. Dan semoga terhindar dari kesombongan.
Antum ini bagaimana, bukankah sesama muslim itu saling menasehati!
Hapuskakak iparku seorang salaf, tetapi tidak pernah menjelek2an MTA atau yg lain tuh???kenapa yg disini ya???
BalasHapusBiarlah yang mengenal MTA saja yang tampil mengingatkan ketergelinciran/penyimpangan MTA!
HapusNegara Indonesia ini sejak dijajah Belanda hingga merdeka sampai sekarang memang sekuler. Pada umumnya tidak belajar agama dengan benar atau berusaha mencari kebenaran agama. Memang hidayah hak mutlak Allah SWT., tetapi kalau kita tidak mencarinya atau berusaha mencarinya ya tidak bisa datang tiba-tiba, kecuali yang dikehendakiNya. Setan itu sangat sabar dalam menuntun manusia menuju kesesatan. Bahkan orang yang berilmupun bisa disesatkan dengan ilmunya. Banyak istighfar, taubat, dzikir, agar kita dimudahkan dalam memahami agama Islam dan tidak tersesat. Saya sependapat dengan sdr. Abu Faris BS.dkk. dan saya banyak memperoleh ilmu dari pembahasan ini.
BalasHapuskamu jangan memfitnah,, karena barang siapa yg memfitnah saudaranya sendiri dia itu secara tidak langsung memakan daging saudaranya sendiri..........
BalasHapuspercuma semua amalan yang kamu perbuat,,,,,,,,,,,
kamu kan sudah tau tentang sebab2 perusak amal??????????
makanya kamu thu jangan bodoh dan jangan sok pintar?????????
saya cuma ngasi tau, kalau kamu tidak suka sama mta, kamu thu tidak perlu memfitnah mta begini, yasudah diam saja misalnya kamu mau keluar dari mta ini. allah maha melihat kelakuan hambanya.
Akh Dedi Zaini, terima kasih atas nasehatnya. Lebih sempuna lagi bila antum bisa menyebutkan fitnah yang antum maksud, Insya Allah saya perbaiki!
HapusPerlu antu ketahui, saya berbagi pengalaman disini, bukan hendak menfitnah, tapi bermaksud nasehat. Sekali lagi 'bukan fitnah'! Kalau ada tulisan yang keliru, saya siap meralatnya. Semoga Allah mengampuni kesalahan2 kita!
Barakallahui fiikum
Assalamulaikum wr wb
BalasHapusAlhmdllh dapat pencerahan setelah tidak sengaja menemukan blog ini. terjawab sdh keraguan dalam hati ini...
dari beberapa komentar diskusi ato apapun namanya kok dari yg ngaji MTA tidak ada yg berani membenarkan ato menylahkan ya hany menghindar dan berkata itu fitnah,...tp tak mau sebut fitnah yg mana terus di koreksi
itu menandakan benar adanya.
padahal org awam sprti sy buth kejelasan bkn semata2 perdebatan tanpa da kejelasan.
hidayah emng itu Hanya Hak Allah,..untuk diberikan kpd Siapa yg dia kehendaki,...
tolong ya di jawab bgi yg menganggap pa yg ditulis di blog ini adalah fitnah
BalasHapusbiar org yg bru ngaji sprti saya ada kejelsan
bahwa beda paham itu da dasar nya ,...g cmn ktny yg selalu disampaikan MTA
saya sudah bertabayyun sejak desember 2012 sampai sekarang ke mta pusatnya di solo, saya ikuti kajiannya tiap minggu pagi dari jam 8 an sampai jam 11 an, apa yang disampaikan penulis TIDAK TERBUKTI. dalam bertabayun ke pusat MTA di solo saya tidak menjadi siswa MTA, tapi saya sengaja menjadi pendengar untuk mendapatkan bukti asli di lapangan tapi ada beberpa orang jajaran mta yang saya kenal yang selalu menyuruh masuk anggota aktif, namun sampai sekarang saya tidak masuk menjadi anggota.
BalasHapussaya telah mengumpulkan brosur pengajian mta pagi minggu, dari tahun 1995 sampai tahun 2013 bulan ini dalam format html dan pdf.
Setelah saya pelajari dan simak secara seksama yang dikaitkan dengan pendapat-pendapat atau tuduhan2 yang ada di blok ini tak satupun terbukti.
perlu diketahui saya tingal di ciledug tangerang sebelumnya telah lama ikut kajian as sunnah di mesjid abubakar pondok kacang, mesjid assunah di bintaro belakang BP, di rumah online dengan selalu dengan kajian-kajian pada radio rodja, radio almuslim jakarta/yogyalkarta, radio al-iman surabaya, radio assunah cirebon, radio suara al-qur'an solo, tv rodja.
kesimpulan, antara mta dan assunah dengan manhaj salafnya tidak ada perbedaan. kedua-duanya punya dasar qur'an dan hadist-hadist shoheh.
bagi saya ternyata assunnah dan mta sama2 punya pemahan yang sama.
kedua-duanya sama-sama menyampaikan qur'an dan sunnah dengan benar dan menjauhi bid'ah.
justru lembaga-lembaga sprti ini perlu salaing mendukung dan ditumbuhkembangkan demi menegakkan islam secara bersama-sama.
Antum yang merasa sudah bertabayun, tanyakan kepada siswa khususi (bukan di pengajian umum ahad pagi), ADAKAH BAI'AT DI MTA?, APAKAH MTA MENGIMANI JAHANAMIYYUN?, APAKAH MTA MENGIMANI ADANYA KESURUPAN JIN?,.... itu saja sementara, semoga antum mendapat pencerahan dan mengenali manhaj mereka! Ahsan antum inbox di FB. Barakallahu fiikum
Hapushal yang kurang bagus dari orang mta ketika coment yaitu tidak pernah menyentuh substansi diskusi..
Hapustidak bisa menyangkal namun komennya "jangan men fitnah","tabayun dulu"
oknum orang MTA kebanyakan tidak mampu beragumen secara ilmiah..
kebanyakan hanya akan bilang "jangan menfitnah" tanpa menjawab argumen
Oiiiii...kalo mau masuk neraka jangan ngajak2 orang laen dong...
BalasHapusMantan ustad kok lebih mirip setan....
Saya org biasa , muslim dari lahir. Melihat kasus diatas, btul kta pepatah jawa, wong pinter keblinger.. merasa taw, merasa ngerti jadi lupa diri dan tinggi hati. Sunan kalijogo itu tauladan yg sbnr2nya ( yg trdekat dgn kita di jawa). Tnpa mngesampingkn junjungn kita nabi Muhammad saw..sekian dari saya...trmksh. lbh bgs terlihat bodoh tp pintar daripada sok pintar...slm sukses dunia akhirat mas bambang surono...
BalasHapusBijaksana ada tempatnya, anda setuju yang mana..? jangan sampai anda memakai kalimat yang seakan baik namun salah penempatan.
Hapusmenarik diskusinya, keterbukaan pendapan yang bisa menjadi berkah. Semoga allah selalu menunjukkan kebenaran pada diri kita semua. Ilmu allah sangat luas, banyak yang tidak bisa dimengerti. Kita cuma punya kewajiban untuk belajar, semoga mendapat bimbingan kebijaksanaan.
BalasHapusMenarik diskusi ini, semoga menjadi berkah bagi semua. Manusia memiliki baanyak keterbatasan, kekurangan dan ilmu yang terbatas. Allahah yang memiliki segalanya. Semoga kita dapat bimbingan kebenaran dan kebijaksanaan.
BalasHapusAssalamu'alaikum.saya orang awam,maaf saya mau tanya kepada orang MTA disini,bagaimana anda memandang muslim lain diluar MTA?apakah boleh orang muslim yang bukan MTA sholat di masjid MTA?
BalasHapus