Halaman

Selasa, 31 Desember 2019

Mereka Yang Keluar dari Neraka

Ada lagi keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah, yang sudah masuk neraka asalkan masih memiliki iman atau bertauhid akan keluar dan masuk surga. Demikian pemahaman yang sama dari Imam Al-Muzani dalam Syarhus Sunnahnya.

Rabu, 21 November 2018

Cara Berdalil Yang Benar

Berikut penulis tuliskan penjelasan Syaikh Ibrahim bin Amr Ar-Ruhaily mengenai cara berdalil yang benar, yang disampaikan dalam Tabligh Akbar, Istiqomah di Atas Sunnah, yang dilaksanakan pada Ahad 14 Januari 2018 di Masjid Agung Karanganyar. Tulisan ini merupakan transkrip dari penerjemahan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A.

Poin ini (berpegang teguh di atas sunnah dalam berdalil) merupakan hal yang sangat vital dalam kehidupan seorang muslim. Bahkan poin-poin setelahnya merupakan cabang dari poin yang pertama. Para ulama bersepakat bahwa 3 pokok dalil adalah Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma’ Ulama.

Kamis, 25 Oktober 2018

KEWAJIBAN PASRAH TERHADAP DALIL

Bagaimanakah sikap kita sebagai seorang muslim bila menerima dalil? Dipikirkan dulu kah? Ditimbang dengan akal dulu? Atau bagaimana? Agar lebih faham berikut penulis tuliskan penjelasan Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi mengenai kewajiban pasrah terhadap dalil. Materi ini beliau sampaikan dalam audio Kajian Kitab Syarah Akidah Thahawiyah karya Imam Abu Ja’far At-Thahawi rahimahullahu ta’ala

Kamis, 01 Maret 2018

CIRI-CIRI FANATIK KELOMPOK (ASHOBIYAH)

Bagaimana ciri-ciri ashobiyah atau fanatik berlebihan pada kelompok? Boleh jadi kita memilikinya, semoga bisa dijauhi.

Jumat, 08 Desember 2017

APAKAH TERMASUK GHIBAH YANG HARAM DENGAN MEMBONGKAR KEBURUKAN SEORANG DA’I YANG MENYIMPANG..?

Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata :

الإنسان لو اغتاب شخصا داعية سوء وعينه باسمه ليحذر الناس منه، فإن هذا لا بأس به، بل قد يكون واجبا عليه، لما في ذلك من إزالة الخطر على المسلمين، حيث لا يعلمون عن حاله شيئا.

“Seseorang seandainya dia mengghibahi seorang da’i yang jahat (menyimpang) dan menyebutkan namanya agar orang lain mewaspadainya, maka sesungguhnya hal ini tidak mengapa, bahkan bisa menjadi wajib atasnya, karena pada perbuatan tersebut terdapat upaya melenyapkan bahaya yang mengancam kaum muslimin, karena mereka tidak mengetahui tentang keadaan da'i yang jahat tersebut” (Nuurun Alad Darb, kaset no. 158 side A)

Minggu, 09 April 2017

SELEKTIF MENCARI GURU

Ketika seseorang sakit, ia akan mendatangi dokter, tidak mendatangi insinyur, dan dokternya pun sesuai dengan sakit yang diderita, bukan asal dokter dan ia pun akan mencari yang spesialis dari sekian banyak dokter...

Ketika seseorang mencari pasangan hidup, maka ia pun betul-betul memilih calon yang baik...

Ketika seseorang mencari barang, ia pun akan selektif dalam memilih...

Dan seterusnya, memilih, melihat-lihat dan selektif sesuatu yang wajar bahkan ia dituntut ketika untuk sebuah kebaikan...

Tetapi aneh tapi nyata dalam perkara Din (agama), banyak diantara kita yang tidak selektif mencari guru, padahal orang-orang terdahulu sangat selektif mencari guru...

Mukmin Masuk Neraka, Mustahil Masuk Surga Bagai Unta Masuk Lubang Jarum?

Ada kalangan di negeri kita yang menjadikan dalil surat Al-A’raf ayat 40 sebagai pendukung keyakinannya bahwa orang muslim yang sudah masuk neraka tidak akan keluar-keluar lagi.
Dalilnya,

إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.” (QS. Al-A’raf: 40)

Kesimpulan kalangan tersebut, orang mukmin yang sudah masuk neraka tidak akan keluar-keluar darinya bagaikan unta yang masuk dalam lubang jarum.

Benarkah itu?

BOLEHKAH MENJELASKAN KEKELIRUAN SEORANG DAI DI MEDIA UMUM?

Asy-Syaikh DR Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahullah

[ Pertanyaan ]
Ahsanallahu ilaikum, apakah termasuk manhaj salaf apabila salah seorang da’i keliru dan menyelisihi manhaj salaf, untuk dijelaskan kesalahannya melalui media media informasi dan risalah risalah?

Jumat, 28 Oktober 2016

BAI'AT ... syari'at yang disalah tempatkan?

Bai’at-bai’at yang dilakukan oleh pengikut kelompok-kelompok itu telah memecah-belah kaum muslimin dan menjadikan mereka terkotak-kotak.

كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

"Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka". [Ar Rum:32].

Sehingga standar pemberlakuan wala’ dan bara’ (kapan memberikan kasih-sayang dan kapan melakukan permusuhan) tergantung pada para pengikut jama’ah/kelompok. Padahal pada asalnya, kaum muslimin adalah umat yang satu, senasib sepenanggungan dan saling tolong menolong satu sama lain.

SAHABAT, dengarkanlah sejenak...

Diriwayatkan bahwa apabila penghuni surga telah masuk ke dalam surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat mereka yang selalu bersama mereka di dunia.

Mereka bertanya kepada Allah Ta'ala tentang sahabat mereka, "Ya Rabb, kami tidak melihat sahabat-sahabat kami sewaktu di dunia (yang) shalat bersama kami, puasa bersama kami, dan berjuang bersama kami."

Maka Allah Ta'ala berfirman: "Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman walaupun hanya sebesar zarrah." (HR. Ibnul Mubarak dalam kitab "Az-Zuhd")