Ada lagi keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah, yang sudah masuk
neraka asalkan masih memiliki iman atau bertauhid akan keluar dan masuk surga.
Demikian pemahaman yang sama dari Imam Al-Muzani dalam Syarhus Sunnahnya.
Imam Al-Muzani rahimahullah berkata,
تَرَىٰ كَثِيرًا مِنْهُمْ
يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ
أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ
لَا يُقْضَىٰ عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا
وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي كُلَّ كَفُورٍ
خَلاَ مَنْ شَاءَ اللهُ مِنَ
المُوَحِّدِيْنَ إِخْرَاجَهُمْ مِنْهَا
“Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong
dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang
mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan
mereka akan kekal dalam siksaan.” (QS. Al-Maidah: 80).
“Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula)
diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang
sangat kafir.” (QS. Fathir: 36)
Kecuali bagi yang Allah kehendaki dari kalangan orang yang
mentauhidkan Allah, Allah keluarkan darinya (neraka).”
Dua golongan yang masuk neraka
Pemahaman yang benar menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yang akan
memasuki neraka ada dua golongan, yaitu:
- orang-orang kafir, mereka kekal di dalam neraka,
- orang-orang mukmin yang berbuat dosa besar, mereka akan keluar dari neraka dan akan masuk surga. Mereka disebut ‘ushotul muwahhidin.
Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
أُخْرِجُوا مِنَ النَّارِ مَن كانَ في
قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إيمَانٍ
“Keluarlah dari neraka siapa saja yang dalam hatinya masih ada
iman seberat biji sawi.” (HR. Bukhari, no. 22)
Sebagian kalangan mengatakan: Yang sudah masuk
neraka tidak akan keluar bagai unta masuk lubang jarum
Ada kalangan di negeri kita yang menjadikan dalil surat Al-A’raf
ayat 40 sebagai pendukung keyakinannya bahwa orang muslim yang sudah masuk
neraka tidak akan keluar-keluar lagi.
Dalilnya,
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا
بِآَيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ
وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ
وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan
menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka
pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke
lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang
berbuat kejahatan.” (QS. Al-A’raf: 40)
Kesimpulan kalangan tersebut, orang mukmin yang sudah masuk neraka
tidak akan keluar-keluar darinya bagaikan unta yang masuk dalam lubang jarum.
Ada empat sanggahan tentang keyakinan tersebut.
Pertama: Rujuk dahulu kitab tafsir tentang surat
Al-A’raf ayat 40, ternyata yang dimaksud dalam ayat adalah orang kafir
Coba kita rujuk pada Tafsir Al-Jalalain, kitab tafsir sederhana
yang sudah sangat makruf. Dalam kitab tersebut disebutkan,
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan dan menyombongkan diri
pada ayat-ayat Allah, yang dimaksud adalah tidak beriman padanya, maka
sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit ketika mereka
mati. Orang-orang kafir tersebut akan kembali ke Sijjin. Sedangkan orang beriman
akan dibukakan pintu langit bagi mereka dan ruh mereka akan diangkat ke langit
yang ketujuh sebagaimana disebutkan dalam hadits. Orang kafir tadi tidak akan
masuk surga sampai unta masuk dalam lubang jarum, artinya mustahil masuk surga.
Demikianlah balasan untuk orang-orang yang berbuat kekafiran.” (Tafsir
Al-Jalalain, hlm. 164)
Dalam kitab tafsir karya Ibnul Jauzi, Zaad Al-Masiir disebutkan
bahwa pengibaratan dengan unta masuk dalam jarum dimaksudkan untuk kemustahilan
masuk dalam surga selamanya.
Kesimpulannya, ayat tersebut yang tepat ditujukan pada orang
kafir, bukan orang mukmin.
Kedua: Menyatakan orang mukmin yang masuk neraka
tidak akan keluar lagi bertentangan dengan prinsip akidah Islam.
Ketiga: Cerita tentang orang yang terakhir
keluar dari neraka dan terakhir kali masuk surga jadi dalil bantahan terhadap
pemahaman keliru di atas.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنِّى لأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ
النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولاً الْجَنَّةَ رَجُلٌ
يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ حَبْوًا فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ
اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى
فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأَى. فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ – قَالَ – فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ
إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأَى
فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ
الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا أَوْ إِنَّ لَكَ عَشَرَةَ أَمْثَالِ
الدُّنْيَا – قَالَ – فَيَقُولُ أَتَسْخَرُ بِى – أَوْ أَتَضْحَكُ بِى – وَأَنْتَ
الْمَلِكُ » قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ضَحِكَ
حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ. قَالَ فَكَانَ يُقَالُ ذَاكَ أَدْنَى أَهْلِ
الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً
“Sesungguhnya aku tahu siapa orang yang paling terakhir
dikeluarkan dari neraka dan paling terakhir masuk ke surga. Yaitu seorang
laki-laki yang keluar dari neraka dengan merangkak.
Kemudian Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau, masuklah
engkau ke surga.”
Ia pun mendatangi surga, tetapi ia membayangkan bahwa surga itu
telah penuh.
Ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi
sepertinya telah penuh.”
Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga.”
Ia pun mendatangi surga, tetapi ia masih membayangkan bahwa surga
itu telah penuh.
Kemudian ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi
surga tetapi sepertinya telah penuh.”
Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga,
karena untukmu surga seperti dunia dan sepuluh kali lipat darinya.”
Orang tersebut berkata, “Apakah Engkau memperolok-olokku atau
menertawakanku, sedangkan Engkau adalah Raja Diraja?”
Ibnu Mas’ud berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam tertawa sampai tampak gigi geraham beliau. Kemudian beliau bersabda,
“Itulah penghuni surga yang paling rendah derajatnya.” (HR. Bukhari, no. 6571,
7511; Muslim, no. 186).
Hadits di atas menunjukkan bahwa jika orang beriman yang masih
memiliki iman walaupun kecil, ketika masuk neraka, tidak akan kekal di
dalamnya.
Keempat: Akhirnya menolak syafaat
Hadits berikut menunjukkan ada penduduk neraka yang dapat syafaat
sehingga diangkat ke surga.
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
أَمَّا أَهْلُ النَّارِ الَّذِينَ
هُمْ أَهْلُهَا فَإِنَّهُمْ لَا يَمُوتُونَ فِيهَا وَلَا يَحْيَوْنَ وَلَكِنْ
نَاسٌ أَصَابَتْهُمُ النَّارُ بِذُنُوبِهِمْ أَوْ قَالَ بِخَطَايَاهُمْ
فَأَمَاتَهُمْ إِمَاتَةً حَتَّى إِذَا كَانُوا فَحْمًا أُذِنَ بِالشَّفَاعَةِ
فَجِيءَ بِهِمْ ضَبَائِرَ ضَبَائِرَ فَبُثُّوا عَلَى أَنْهَارِ الْجَنَّةِ ثُمَّ
قِيلَ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ أَفِيضُوا عَلَيْهِمْ فَيَنْبُتُونَ نَبَاتَ
الْحِبَّةِ تَكُونُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ
“Adapun penduduk neraka yang mereka merupakan penduduknya, maka
sesungguhnya mereka tidak akan mati di dalam neraka dan tidak akan hidup.
Tetapi orang-orang yang dibakar oleh neraka dengan sebab dosa-dosa mereka, maka
Allah akan mematikan mereka. Sehingga apabila mereka telah menjadi arang,
diizinkan mendapatkan syafaat. Maka mereka didatangkan dalam keadaan
kelompok-kelompok yang berserakan. Lalu mereka dimasukkan dalam sungai-sungai
di surga, kemudian dikatakan, “Wahai penduduk surga tuangkan (air) kepada
mereka!” Maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya bijian yang ada pada
sisa-sisa banjir.” (HR. Muslim, no. 185)
Dan memang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memberikan
syafaat bagi pelaku dosa besar dari umat beliau. Dari Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
شَفَاعَتِى لأَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ
أُمَّتِى
“Syafaatku bagi pelaku dosa besar dari umatku.” (HR. Abu Daud, no.
4739; Tirmidzi, no. 2435; Ibnu Majah, no. 4310; Ahmad, 3: 213. Al-Hafizh Abu
Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Orang yang masuk neraka (Jahannamiyyin) akan dimasukkan dalam
surga dengan syafaat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari ‘Imran bin
Hushain radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنَ النَّارِ
بِشَفَاعَةِ مُحَمَّدٍ – صلى الله عليه وسلم – فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ، يُسَمَّوْنَ
الْجَهَنَّمِيِّينَ
“Ada suatu kaum keluar dari neraka dengan Syafaat Muhammad
-shallallahu ‘alaihi wa sallam-, lalu ia memasuki surga. Mereka disebut dengan
Jahannamiyyin.” (HR. Bukhari, no. 6566)
Referensi:
Syarh As-Sunnah. Cetakan kedua, Tahun 1432 H. Imam Al-Muzani. Ta’liq: Dr. Jamal
‘Azzun. Penerbit Maktabah Dar Al-Minhaj.
Ta’liqah ‘ala Syarh As-Sunnah li Al-Imam Al-Muzani. Syaikh ‘Abdur Razaq
bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr.
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar