Halaman

Jumat, 22 Februari 2013

20 Penyimpangan-Penyimpangan MTA Ditinjau Dari Pemahaman Ahlussunah Wal Jama’ah

Abu Mudzir Al Ghifari menulis dalam facebooknya:
  1. Tidak menggunakan qo’idah tafsir yang benar, MTA membuat metode tafsir sendiri sehingga banyak kekeliruan di dalamnya.
  2. Memalingkan makna sifat-sifat Allah dengan tanpa hujjah yg benar.
  3. Membuang sifat AL-HAYAA-U bagi Allah Azza wa Jalla (Q.S Albaqarah:26) dan menggantinya dengan makna “Meninggalkan sesuatu perbuatan” berhujjah dengan hadits lemah bahkan salah dalam penulisan matannya. Padahal Rasulullah menyatakan dalam sabdanya: “innallaha hayiyyun kariimun” Sesungguhnya Allah Pemalu lagi Maha Mulia” (H.R. Abu dawud, Tirmidzi)

Senin, 18 Februari 2013

Syubhat Berbahaya Dr. Abdurrahman Suparno "Ucapan Nabi SAW Sebagai Manusia Biasa Yang Bisa Salah"

Abdurahman suparno menulis status ini dlm akun FB-nya :

BEDA SALAFI DARI MTA (Setahu saya/abdurrahman suparno):

1. Salafi percaya bahwa semua tutur kata rasulullah saw adalah wahyu dg dalil qs 53: 3-4 "dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)," Maka semua yg diharamkan menurut lisan nabi saw juga haram untuk semua umat islam. 

MTA memahami yang namanya wahyu Allah dlm ayat itu adalah Al Qur'an spt dijelaskan oleh QS 69: 40; 38: 29 dll dan hadist qudsi (wahyu dg redaksi bahasa nabi saw), selebihnya adalah UCAPAN NABI SAW SBG MANUSIA BIASA YG BISA SALAH. Perbedaan ini bisa bermuara jauh beda dalam memahami banyak ayat dan hadist. (Jangan bilang mta sama dengan salafi. sama semangat kembali kpd qrn n snh, tp beda cara memahaminya shg beda pula muaranya.)

Rabu, 13 Februari 2013

Masalah Takdir?

Masih banyak orang yang salah kaprah dalam memahami takdir.....
Jika ada seseorang yang mati dengan cara bunuh diri pada jam sekian, tanggal sekian, di tempat A maka sesungguhnya semua hal itu telah ditetapkan dan ditulis oleh Allah sejak 50.000 tahun yang lalu. Kejadian itu pasti akan terjadi, tak akan bisa dicegah dan tak akan bisa berubah. Tak akan ada yang berubah dalam hal yang sudah ditakdirkan Allah dan dicatat Allah di lauhul mahfudz.