Halaman

Minggu, 09 April 2017

Mukmin Masuk Neraka, Mustahil Masuk Surga Bagai Unta Masuk Lubang Jarum?

Ada kalangan di negeri kita yang menjadikan dalil surat Al-A’raf ayat 40 sebagai pendukung keyakinannya bahwa orang muslim yang sudah masuk neraka tidak akan keluar-keluar lagi.
Dalilnya,

إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.” (QS. Al-A’raf: 40)

Kesimpulan kalangan tersebut, orang mukmin yang sudah masuk neraka tidak akan keluar-keluar darinya bagaikan unta yang masuk dalam lubang jarum.

Benarkah itu?


Ada lima sanggahan tentang keyakinan tersebut.

Pertama: Rujuk dahulu kitab tafsir tentang surat Al-A’raf ayat 40, ternyata yang dimaksud dalam ayat adalah orang kafir

Coba kita rujuk pada Tafsir Al-Jalalain, kitab tafsir sederhana yang sudah sangat ma’ruf. Dalam kitab tersebut disebutkan,

“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan dan menyombongkan diri pada ayat-ayat Allah, yang dimaksud adalah tidak beriman padanya, maka sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit ketika mereka mati. Orang-orang kafir tersebut akan kembali ke Sijjin. Sedangkan orang beriman akan dibukakan pintu langit bagi mereka dan ruh mereka akan diangkat ke langit yang ketujuh sebagaimana disebutkan dalam hadits. Orang kafir tadi tidak akan masuk surga sampai unta masuk dalam lubang jarum, artinya mustahil masuk surga. Demikianlah balasan untuk orang-orang yang berbuat kekafiran.” (Tafsir Al-Jalalain, hlm. 164)

Dalam kitab tafsir karya Ibnul Jauzi, Zaad Al-Masiir disebutkan bahwa pengibaratan dengan unta masuk dalam jarum dimaksudkan untuk kemustahilan masuk dalam surga selamanya.

Kesimpulannya, ayat tersebut yang tepat ditujukan pada orang kafir, bukan orang mukmin.

Kedua: Mengatakan bahwa orang yang masuk neraka tidak akan keluar selama-lamanya adalah keyakinan firqah sesat yaitu Khawarij dan Mu’tazilah.

Pemahaman yang benar menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yang akan memasuki neraka ada dua golongan, yaitu:
  • orang-orang kafir, mereka kekal di dalam neraka,
  • orang-orang mukmin yang berbuat dosa besar, mereka akan keluar dari neraka dan akan masuk surga.


Ketiga: Menyatakan orang mukmin yang masuk neraka tidak akan keluar lagi bertentangan dengan prinsip akidah Islam.

Murid terkemuka Imam Asy-Syafi’i (wafat: 204 H) yaitu Imam Al-Muzani (Isma’il bin Yahya bin Isma’il bin ‘Amr bin Muslim Al-Muzani, wafat: 264 H) mengatakan,

وَأَهْلُ الجَحْدِ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوْبُوْنَ، وَفِي النَّارِ يُسْجَرُوْنَ … خَلَا مَنْ شَاءَ اللهُ مِنَ المُوَحِّدِيْنَ إِخْرَاجَهُمْ مِنْهَا

“Orang yang kafir yang menentang Rabbnya, di hari kiamat mereka akan terhalang dari melihat Allah dan mereka akan diseret ke neraka. … Kecuali yang Allah kehendaki dari kalangan ahli tauhid, maka mereka akan keluar dari neraka.” (Syarh As-Sunnah karya Imam Al-Muzani, hlm. 86)

Keempat: Cerita tentang orang yang terakhir keluar dari neraka dan terakhir kali masuk surga jadi dalil bantahan terhadap pemahaman keliru di atas.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنِّى لأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولاً الْجَنَّةَ رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ حَبْوًا فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأَى. فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ – قَالَ – فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأَى فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا أَوْ إِنَّ لَكَ عَشَرَةَ أَمْثَالِ الدُّنْيَا – قَالَ – فَيَقُولُ أَتَسْخَرُ بِى – أَوْ أَتَضْحَكُ بِى – وَأَنْتَ الْمَلِكُ » قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ. قَالَ فَكَانَ يُقَالُ ذَاكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً

“Sesungguhnya aku tahu siapa orang yang paling terakhir dikeluarkan dari neraka dan paling terakhir masuk ke surga. Yaitu seorang laki-laki yang keluar dari neraka dengan merangkak.

Kemudian Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau, masuklah engkau ke surga.”

Ia pun mendatangi surga, tetapi ia membayangkan bahwa surga itu telah penuh.

Ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.”

Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga.”

Ia pun mendatangi surga, tetapi ia masih membayangkan bahwa surga itu telah penuh.

Kemudian ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.”

Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga, karena untukmu surga seperti dunia dan sepuluh kali lipat darinya.”

Orang tersebut berkata, “Apakah Engkau memperolok-olokku atau menertawakanku, sedangkan Engkau adalah Raja Diraja?”

Ibnu Mas’ud berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai tampak gigi geraham beliau. Kemudian beliau bersabda, “Itulah penghuni surga yang paling rendah derajatnya.” (HR. Bukhari, no. 6571, 7511; Muslim, no. 186).

Hadits di atas menunjukkan bahwa jika orang beriman yang masih memiliki iman walaupun kecil, ketika masuk neraka, tidak akan kekal di dalamnya.

Kelima: Akhirnya menolak syafa’at

Hadits berikut menunjukkan ada penduduk neraka yang dapat syafa’at sehingga diangkat ke surga.
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَمَّا أَهْلُ النَّارِ الَّذِينَ هُمْ أَهْلُهَا فَإِنَّهُمْ لَا يَمُوتُونَ فِيهَا وَلَا يَحْيَوْنَ وَلَكِنْ نَاسٌ أَصَابَتْهُمُ النَّارُ بِذُنُوبِهِمْ أَوْ قَالَ بِخَطَايَاهُمْ فَأَمَاتَهُمْ إِمَاتَةً حَتَّى إِذَا كَانُوا فَحْمًا أُذِنَ بِالشَّفَاعَةِ فَجِيءَ بِهِمْ ضَبَائِرَ ضَبَائِرَ فَبُثُّوا عَلَى أَنْهَارِ الْجَنَّةِ ثُمَّ قِيلَ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ أَفِيضُوا عَلَيْهِمْ فَيَنْبُتُونَ نَبَاتَ الْحِبَّةِ تَكُونُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ

“Adapun penduduk neraka yang mereka merupakan penduduknya, maka sesungguhnya mereka tidak akan mati di dalam neraka dan tidak akan hidup. Tetapi orang-orang yang dibakar oleh neraka dengan sebab dosa-dosa mereka, maka Allah akan mematikan mereka. Sehingga apabila mereka telah menjadi arang, diizinkan mendapatkan syafa’at. Maka mereka didatangkan dalam keadaan kelompok-kelompok yang berserakan. Lalu mereka dimasukkan dalam sungai-sungai di surga, kemudian dikatakan, “Wahai penduduk surga tuangkan (air) kepada mereka!” Maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya bijian yang ada pada sisa-sisa banjir.” (HR. Muslim, no. 185)

Dan memang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memberikan syafa’at bagi pelaku dosa besar dari umat beliau. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

شَفَاعَتِى لأَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ أُمَّتِى

Syafa’atku bagi pelaku dosa besar dari umatku.” (HR. Abu Daud, no. 4739; Tirmidzi, no. 2435; Ibnu Majah, no. 4310; Ahmad, 3: 213. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Orang yang masuk neraka (Jahannamiyyin) akan dimasukkan dalam surga dengan syafa’at Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنَ النَّارِ بِشَفَاعَةِ مُحَمَّدٍ – صلى الله عليه وسلم – فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ، يُسَمَّوْنَ الْجَهَنَّمِيِّينَ

Ada suatu kaum keluar dari neraka dengan Syafa’at Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, lalu ia memasuki surga. Mereka disebut dengan Jahannamiyyin.” (HR. Bukhari, no. 6566)

Semoga bermanfaat, moga Allah terus menguatkan iman dan akidah kita.
@ DS, Panggang, Gunungkidul, Selasa, 7 Rajab 1438 H
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

https://rumaysho.com/15533-mukmin-masuk-neraka-mustahil-masuk-surga-bagai-unta-masuk-lubang-jarum.html

3 komentar:

  1. maaf nih anak kecil mau ikut wedangan bareng. anda ( Abu Faris Bambang Surono ) mempermasalahkan keyakinan/pendapat saudara kita yang di MTA. neraka sementara atau selamnya bukankah itu menjadi kekuasaan allah yang penting kan manusia itu berbuat sebaik-baiknya agar terjauh dari api neraka. kalo sampean bahas tema begini malah saya jadi berpikir sampean itu tersinggung dengan pendapat saudara kita ( MTA ) itu. ya kalo mereka berpendapat seperti itu apakah salah.? inti dari tema anda ini "mau dineraka sementara atau selamanya intinya ya kalo bisa tanpa masuk neraka kenapa tidak?
    maturnuhun semoga blog anda tetap axis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saudara : "berbuat sebaik2nya agar terhindar dari api neraka" apa saudara yakin perbuatan baik saudara bisa membeli surga Allah? Apa saudara yakin layak mendapat surga Allah dan terhindar dari neraka Allah?

      Hapus
  2. Rukun iman termasuk didalamnha Iman pada akhirat, surga dan neraka termasuk didalamnya jahanammiyyun. Bagaimana kalo kita salah berkeyakinan/ tidak beriman ttg akhirat? Akankah amal Sholeh kita sia2 tidak berarti?

    BalasHapus