Halaman

Rabu, 15 Agustus 2012

Orang mukmin tidak kekal di neraka

Dalil yang menunjukan adanya syafaat pasti terjadi di akhirat antara lain:

Kemudian al minhal berkata, Abdullah bin al harits meriwayatkan kepadaku juga bahwa Rasulullah bersabda:“segolongan dari umatku telah diperintahkan untuk masuk neraka, maka mereka berkata,”wahai Muhammad kami mengharapkan syafaatmu”. Maka aku menyuruh malaikat agar menghentikan mereka. Lalu aku pergi & dan memimta izin kepada Tuhan Yang Mahamulia lagi Maha Agung. Maka Dia mengizinkan dan akupun bersujud seraya berkata, “Wahai Tuhanku, segolongan dari umatku telah diperintahkan untuk dibawa ke neraka.” Maka Allah berkata, “Pergilah dan keluarkan orang-orang dari mereka sesuai yang dikehendaki Allah untuk engkau keluarkan.” Kemudian sisanya memanggil, “wahai Muhammad kami mengharap syafaat darimu..” akupun kembali kepada Tuhan dan meminta izin dan Dia memberiku izin, lalu akupun bersujud dan dikatakan, “Angkatlah kepalamu, mintalah dan akan diberi, dan mintalalah syafaat niscaya engkau diberi syafaat!” maka akupun memuji Allah dengan pujian yang belum ada seorangpun memuji dengan pujian yang seperti itu, lalu aku berkata, “Segolongan dari umatku diperintahkan untuk dibawa ke neraka”, ”Maka Allah berkata:  Pergi & keluarkan dari mereka orang yang pernah berkata LA ILAHA ILLALLAH” Maka aku berkata “Dan orang yang dalam hatinya ada seberat biji dari iman.” Lalu Allah berkata, “Wahai Muhammad itu bukan milikmu, sesungguhnya itu untukku”. Rasulullah berkata “maka aku pergi dan mengeluarkan orang yang Allah menghendaki untuk aku keluarkan. Dan tinggalah segolongan orang maka mereka masuk neraka, maka penduduk neraka menghina mereka dan berkata, “kalian dulu menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya dan Dia telah memasukan kalian ke neraka. Maka mereka bersedih karenanya”. Rasulullah mengatakan, kemudian ALLAH mengutus malaikat Malik untuk membawa segenggam air dan menyiramkannya ke dalam neraka maka tidak ada lagi seorangpun dari ahli LA ILAHA ILLALLAH kecuali tetesan itu mengenai wajahnya”. Rasulullah mengatakan, “Maka merekapun dikenali dengannya dan membuat penduduk neraka merasa iri terhadap mereka. Kemudian mereka dikeluarkan dan dimasukan surga dan dikatakan, “Berangkatlah dan bertamulah kepada orang-orang.” Kalaulah mereka bertamu kepada satu orang, pastilah mereka mendapati tempat yang luas dan mereka disebut al-Muhararin (orang yang dibebaskan).”

Hadist ini diambil dari kitab yang ditulis oleh Ibnu Katsir yang berjudul MALAPETAKA AKHIR ZAMAN, dimana hadist-hadist dalam kitab ini kedudukannya shahih menggunakan hadist yang sudah diteliti hingga ulama terakhir saat ini Syeikh Muhammad Nashiruddin Al Bani, belaiu adalah ulama hadist kelas dunia.

6 komentar:

  1. Syeikh Muhammad Nashiruddin Al Bani ini adalah ahli hadis juga manusia sekarang tapi banyak juga buku yang mereka susun itu perlu banyak di koreksi saya banyak beli buku hadis maupun tentang shalat susunan beliau tapi sering diedit-edit dengan alasan macem-macem

    BalasHapus
    Balasan
    1. mohon gunakan forum dengan dengan bertanggung jawab, kalau mau mengritik buku karangan beliau sebutkan buku apa, terbitan mana bagian mana yang sering diedit. baraokallahu fiikum semoga Allah membuka hidayah untuk mengenal sunnah kepada saudara.

      Hapus
  2. benar, jadi ilmiah, saya sangat setuju usulan abu Rofah

    BalasHapus
  3. assalamualaikum..
    dlm qur'an kok orang yang sudah masuk neraka itu kekal, tapi dlm hadist kok tidak kekal?? qur'an kan tidak diragukan kebenarannya..
    wassalaamualaikum..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumussalaam warahmatullahi wabarakaatuh,
      Benar Al-quran tidak diragukan kebenarannya. Antum juga harus tahu bahwa selamanya hadits (shahih) tidak pernah bertentangan dengan quran. Kalau ada yang melihat/memahami bertentangan, maka akal dan fahamnyalah yang rusak!
      Kalau antum membaca (tafsir) quran juga jangan setengah-setengah, lihatlah ayat-ayat yang lain, kemudian bagaimana para salaf memahami ayat tersebut. Berikut ayat-ayat yang menetapkan adanya syafa'at (dengan Izin Allah), semoga antum sadar dan taubat dari kekeliruan dan syubuhat yang membelenggu antum:

      “Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada IZIN-Nya.” (QS. Yunus : 3)

      “Pada hari itu tidak berguna syafa'at, kecuali (syafa'at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi IZIN kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya.” (QS. Thaha : 109)

      “…Dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah…” (QS. Al-Anbiya’ : 28)

      “Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah MENGIZINKAN bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).” (QS. An-Najm : 26)

      “Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa'at, kecuali (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya).” (QS. Az-Zukhruf : 86)
      .................
      Dengan ayat-ayat tersebut apakah antum juga akan mengatakan ayat al-quran saling bertentangan?

      Saudaraku Anonim, bermajlislah dengan orang/ustadz yang lurus manhajnya, jelas kapasitas ilmunya, yang memahami agama tidak mengandalkan akalnya semata. Barakallahu fiik

      Hapus