By Abu Zuhriy Rikiy Dzulkifliy
Sudah menjadi kebiasaan orang-orang yang memiliki PENYAKIT didalam hatinya, adalah MENCARI-CARI DALIL untuk MEMBENARKAN apa yang sejalan dengan hawa nafsunya. Maka ketahuilah! membawakan perkataan yang UMUM, kemudian dibawa kepada perkara yang KHUSUS adalah ciri dari seorang yang MENYIMPANG. Maka berhati-hatilah dengannya!
Karena Allah Ta’ala berfirman,
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca surat Ali Imron ayat 7 di atas, lalu ‘Aisyah mengatakan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ibnu Katsir menafsirkan ayat diatas
“Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, yaitu keluar dari kebenaran menuju pada kebatilan, maka mereka mengikuti ayat yang masih mutasyabih (masih samar).
Mereka mengambil ayat mutasyabih tersebut yang mampu mereka selewengkan sesuai maksud mereka yang keliru dan dijadikan sebagai pembela mereka karena makna yang masih bisa diselewengkan sesuka mereka.
Adapun ayat-ayat yang muhkam (yang sudah jelas maknanya), seperti itu tidak dijadikan rujukan mereka. Mereka tidak mau berpegang pada ayat yang muhkam karena itu bisa menyangkal dan menjatuhkan pendapat mereka sendiri. ”
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3/9; dinukil darisini: http://www.rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/2900-menyanggah-buku-ternyata-akhirat-tidak-kekal.html)
Contoh Kasus Asal Comot
1. Seseorang yang ASAL COMOT AYAT UMUM, kemudian ia membawa ayat yang umum tersebut kepada PERKARA KHUSUS.
Seperti orang-orang yang membawakan ayat:
(lihat bantahan terhadap mereka disini: http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150159372727077 atau dsini: http://abuzuhriy.com/?p=2833)
2. Seseorang yang ASAL COMOT HADITS UMUM, kemudian ia membawakan hadits yang UMUM tersebut, kepada perkara yang KHUSUS.
Seperti orang-orang yang membawakan hadits:
3. Seorang yang ASAL COMOT ATSAR (perkataaan salafush shalih) UMUM, kemudian ia membawakan ATSAR UMUM tersebut, kepada PERKARA YANG KHUSUS.
Seperti orang-orang yang membawakan perkataan:
Lantas ini pun diikuti oleh sebagian GHULAT kaum muslimin lainnya, dalam perkara BID’AH. Mereka berpemahaman:
Sehingga mereka pun membawakan atsar, dari ibnu ‘aun
Demikianlah ketika telah terbutakan dengan FANATISME, ASHABIYYAH, dan MENGIKUTI HAWA NAFSU. maka jadilah ia membenci orang-orang yang tidak sejalan denganya, walaupun orang-orang yang tidak sejalan dengannya juga memiliki dasar yang kuat yang juga dalam perkara ini perkara yang memang memiliki KELUASAN dan KELAPANGAN.
Semua ini akbiat JELEKNYA NIAT, atau JELEKNYA PEMAHAMAN seseorang terhadap perkara ini. jika seseorang memahami perkara ini dengan benar, namun SENGAJA DITERAPKAN secara SERAMPANGAN, maka ia telah teracuni VIRUS HASAD, diakibatkan NIATNYA yang RUSAK dalam menuntut ilmu. jika seseorang SALAH PAHAM dalam perkara ini, sehingga ia bertindak bodoh, maka ia telah menyelisihi pemahaman salafush shalih DALAM PERKARA INI, karena ia telah BERPEMAHAMAN TANPA ILMU, BERKATA TANPA ILMU, dan BERAMAL TANPA ILMU.
Semoga Allah memberikan kita KEIKHLASHAN NIAT, dan KELURUSAN PEMAHAMAN. aamiiin
Sudah menjadi kebiasaan orang-orang yang memiliki PENYAKIT didalam hatinya, adalah MENCARI-CARI DALIL untuk MEMBENARKAN apa yang sejalan dengan hawa nafsunya. Maka ketahuilah! membawakan perkataan yang UMUM, kemudian dibawa kepada perkara yang KHUSUS adalah ciri dari seorang yang MENYIMPANG. Maka berhati-hatilah dengannya!
Karena Allah Ta’ala berfirman,
هُوَ الَّذِي أَنزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُّحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ
“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara
(isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an
dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat.
فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا
تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا
يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ
Adapun orang-orang yang dalam HATINYA CONDONG KEPADA KESESATAN, maka
mereka MENGIKUTI sebahagian ayat-ayat yang MUTASYAABIHAAT UNTUK
MENIMBULKAN FITNAH UNTUK MENCARI-CARI TA’WILNYA, padahal tidak ada yang
mengetahui ta’wilnya melainkan Allah.
وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada
ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Rabb kami.” Dan
tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang
berakal.” (QS. Ali Imron: 7)Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca surat Ali Imron ayat 7 di atas, lalu ‘Aisyah mengatakan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَأَيْتُمُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ سَمَّى اللَّهُ فَاحْذَرُوهُمْ
“Jika kalian melihat orang-orang yang sering mengikuti ayat-ayat yang
mutasyabih (yang masih samar), maka merekalah yang Allah sebut (dalam
surat Ali Imron ayat 7). Oleh karenanya, Waspadalah terhadap mereka.” (HR. Muslim no. 2665)Ibnu Katsir menafsirkan ayat diatas
“Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, yaitu keluar dari kebenaran menuju pada kebatilan, maka mereka mengikuti ayat yang masih mutasyabih (masih samar).
Mereka mengambil ayat mutasyabih tersebut yang mampu mereka selewengkan sesuai maksud mereka yang keliru dan dijadikan sebagai pembela mereka karena makna yang masih bisa diselewengkan sesuka mereka.
Adapun ayat-ayat yang muhkam (yang sudah jelas maknanya), seperti itu tidak dijadikan rujukan mereka. Mereka tidak mau berpegang pada ayat yang muhkam karena itu bisa menyangkal dan menjatuhkan pendapat mereka sendiri. ”
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3/9; dinukil darisini: http://www.rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/2900-menyanggah-buku-ternyata-akhirat-tidak-kekal.html)
Contoh Kasus Asal Comot
1. Seseorang yang ASAL COMOT AYAT UMUM, kemudian ia membawa ayat yang umum tersebut kepada PERKARA KHUSUS.
Seperti orang-orang yang membawakan ayat:
وَمَن لَّمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُوْنَ
“Barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah maka mereka itulah orang-orang yang kafir.” (Al-Maidah: 44)
Kemudian ia membawanya kepada PERKARA YANG KHUSUS, ia berkata: “maka
PENGUASA yang tidak berhukum dengan hukum Allah, maka ia kafir dan
thaghut!”
Padahal ayat tersebut UMUM, bukan hanya untuk penguasa saja, TAPI
untuk SETIAP MANUSIA. maka SETIAP MANUSIA wajib menegakkan hukum Allah
pada dirinya dan keluarganya. bukan hanya penguasa, kepada negaranya.
dan kata “kafir” disini, TIDAK MUTLAK kufrun akbar, tapi juga
bermakna kufrun ASHGHAR, bahkan HUKUM ASAL ayat ini adalah KUFUR
ASHGHAR, yang dirinci perkaranya.(lihat bantahan terhadap mereka disini: http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150159372727077 atau dsini: http://abuzuhriy.com/?p=2833)
2. Seseorang yang ASAL COMOT HADITS UMUM, kemudian ia membawakan hadits yang UMUM tersebut, kepada perkara yang KHUSUS.
Seperti orang-orang yang membawakan hadits:
مَنْ مَاتَ بِغَيْرِ إِمَامٍ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
“Barang siapa yang mati sedang ia tidak memiliki imam maka matinya dalam keadaan jahiliyyah.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Muqbil)
Kemudian, mereka membawakan hadits diatas kepada JAMA’AHnya. dengan
memaknai hadits diatas, “barangsiapa yang tidak membai’at IMAM
JAMA’AHku, maka ia mati dalam keadaan jahiliyyah.
Padahal maksud ayat ini tidaklah demikian, maksud ayat ini,
sebagaimana dijelaskan para ulamaa’, adalah seseorang yang mati yang ia
BERLEPAS DIRI dari penguasa dinegerinya, dengan tidak membai’atnya
(taat dan patuh dalam perkara ma’ruf), kemudian ia mati dalam kondisi
demikian, maka ia mati seperti bangkai jahiliyyah. bangkai jahiliyyah
maknanya BERDOSA BESAR, bukan mati dalam keadaan kafir.
(baca disini: http://abuzuhriy.com/?p=2688)3. Seorang yang ASAL COMOT ATSAR (perkataaan salafush shalih) UMUM, kemudian ia membawakan ATSAR UMUM tersebut, kepada PERKARA YANG KHUSUS.
Seperti orang-orang yang membawakan perkataan:
من لم يكفر الكافر فهو كافر
Barangsiapa yang tidak mengkafirkan orang-orang kafir, maka ia kafir
Kemudian mereka mengatakan, “maka barangsiapa, yang tidak mengkafirkan orang-orang yang AKU KAFIRKAN, maka ia kafir”
Mereka mengkafirkan SECARA SERAMPANGAN, kemudian mereka pun juga
menghukumi kaafir, orang-orang yang tidak mengkafirkan orang-orang yang
mereka ANGGAP kaafir.
Lantas ini pun diikuti oleh sebagian GHULAT kaum muslimin lainnya, dalam perkara BID’AH. Mereka berpemahaman:
من لم يبدع المبتدع فهو مبتدع
Barangsiapa yang tidak meng-ahlul bid’ah-kan ahlul bid’ah, maka ia adalah ahlul bid’ah.Sehingga mereka pun membawakan atsar, dari ibnu ‘aun
الذي يجالس أهل البدع أشد علينا من أهل البدع
“Orang yang bermajelis dengan ahlul bida’ itu lebih buruk bagi kami daripada ahlul bida’.”
Sehingga orang-orang yang bermajelis dengan orang-orang yang mereka
ANGGAP “ahlul bid’ah”, mereka sikapi LEBIH KERAS, dan LEBIH KASAR
daripada ahlul bid’ah yang sudah jelas-jelas kebid’ahannya.
Inna lilaahi wa inna ilayhi raaji’uun!!
Demikianlah ketika telah terbutakan dengan FANATISME, ASHABIYYAH, dan MENGIKUTI HAWA NAFSU. maka jadilah ia membenci orang-orang yang tidak sejalan denganya, walaupun orang-orang yang tidak sejalan dengannya juga memiliki dasar yang kuat yang juga dalam perkara ini perkara yang memang memiliki KELUASAN dan KELAPANGAN.
Semua ini akbiat JELEKNYA NIAT, atau JELEKNYA PEMAHAMAN seseorang terhadap perkara ini. jika seseorang memahami perkara ini dengan benar, namun SENGAJA DITERAPKAN secara SERAMPANGAN, maka ia telah teracuni VIRUS HASAD, diakibatkan NIATNYA yang RUSAK dalam menuntut ilmu. jika seseorang SALAH PAHAM dalam perkara ini, sehingga ia bertindak bodoh, maka ia telah menyelisihi pemahaman salafush shalih DALAM PERKARA INI, karena ia telah BERPEMAHAMAN TANPA ILMU, BERKATA TANPA ILMU, dan BERAMAL TANPA ILMU.
Maka hendaknya kita senantiasa MELURUSKAN NIAT dan PEMAHAMAN KITA.
menjadikan niat kita IKHLASH, dan meluruskan pemahaman kita agar SESUAI
dengan pemahaman salafush shalih (sehingga kita BENAR dalam
mengamalkannya)
Semoga Allah memberikan kita KEIKHLASHAN NIAT, dan KELURUSAN PEMAHAMAN. aamiiin
amin, semoga kita bisa seperti orang di atas,
BalasHapus