Syaikhuna –guru kami- Dr. Sholeh bin Fauzan bin ‘Abdillah Al
Fauzan -anggota komisi fatwa di Saudi Arabia- diajukan pertanyaan,
“Di zaman kita saat ini banyak peristiwa jin yang merasuk
pada tubuh manusia. Sebagian orang ada yang mengingkari hal ini. Bahkan
sebagiannya mengingkari adanya jin secara mutlak. Apakah berprinsip semacam ini
berpengaruh pada akidah seorang muslim? Apakah kita harus beriman pada jin?
Lantas apa beda jin dan malaikat?”
Syaikh hafizhohullah memberikan jawaban,
Mengingkari keberadaan jin adalah suatu kekufuran yang
membuat seseorang murtad dari Islam. Karena mengingkari keberadaanya berarti
mengingkari hal yang telah ditegaskan dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Beriman
kepada keberadaan jin termasuk beriman pada yang ghaib yaitu perkara yang tidak
bisa kita lihat. Kita hanya beriman atas keberadaannya berdasarkan berita yang
valid. Allah Ta’ala menceritakan tentang iblis dan bala tentaranya,
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا
تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari
suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka” (QS. Al A’raf: 27).
Sedangkan pengingkaran terhadap kesurupan (kerasukan jin
pada manusia), itu bukanlah suatu kekufuran. Namun ini jelas keliru karena
telah mendustakan perkara yang telah disebutkan dalam dalil syar’i dan realita
pun menunjukkan demikian. Akan tetapi, karena perkara ini masih samar, orang
yang mengingkari kerasukan jin tidaklah kafir. Ia hanya keliru. Karena ia
mengingkarinya tanpa berpegang pada dalil. Yang jadi pegangannya hanyalah akal
dan pengetahuannya. Padahal akal itu sendiri tidak bisa menelusuri perkara
ghaib. Begitu pula akal tidak bisa mengalahkan dalil syar’i. Yang mengedepankan
akal hanyalah orang-orang yang sesat.
Adapun perbedaan antara jin dan malaikat bisa dilihat dari
beberapa sisi:
Pertama, dilihat dari asal penciptaan. Jin diciptakan dari
api yang beracun. Sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya.
Kedua, malaikat adalah hamba yang sangat taat pada Allah,
hamba yang didekatkan dan dimuliakan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ (26) لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ
وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ (27)
Dan firman Allah Ta’ala (tentang malaikat),
لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا
يُؤْمَرُونَ
“Dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim:
6).
Adapun jin, di antara mereka ada yang beriman dan ada yang
kafir. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ
“Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat
dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran” (QS. Al Jin: 14).
Yaitu ada jin yang taat dan ada jin yang bermaksiat.
Dan firman Allah Ta’ala,
وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ
“Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh
dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya” (QS. Al Jin: 11). Dan
beberapa ayat lainnya.
[Diterjemahkan dari risalah Syaikh Sholeh Al Fauzan, As Sihr
wa Asy Sya’wadzah, 61-62, terbitan Darul Qosim]
@ Ummul Hamam, Riyadh, KSA, 3 Robi’ul Awwal 1433 H
artikel abujauza
artikel abujauza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar