Bai’at-bai’at yang dilakukan oleh pengikut kelompok-kelompok itu telah memecah-belah kaum muslimin dan menjadikan mereka terkotak-kotak.
كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
"Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka". [Ar Rum:32].
Sehingga standar pemberlakuan wala’ dan bara’ (kapan memberikan kasih-sayang dan kapan melakukan permusuhan) tergantung pada para pengikut jama’ah/kelompok. Padahal pada asalnya, kaum muslimin adalah umat yang satu, senasib sepenanggungan dan saling tolong menolong satu sama lain.