Pertanyaan:
Bolehkah seseorang menafsirkan Al Qur’an tanpa ilmu dan tanpa merujuk pada keterangan para ulama? Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan.
Bolehkah seseorang menafsirkan Al Qur’an tanpa ilmu dan tanpa merujuk pada keterangan para ulama? Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan.
Syaikh Muhammad Al Imam hafizhahullah menjawab:
Seseorang tidak boleh berbicara tentang hal yang tidak ia ketahui. Dan tidak boleh juga berbicara tentang ilmu agama padahal ia tidak memiliki ilmu. Ini merupakan kejahatan yang besar, dan berbahaya bagi orang yang melakukannya. Ini juga merupakan kejahatan terhadap kalam Allah, dan bahaya yang besar bagi orang yang melakukannya.
Seseorang tidak boleh berbicara tentang hal yang tidak ia ketahui. Dan tidak boleh juga berbicara tentang ilmu agama padahal ia tidak memiliki ilmu. Ini merupakan kejahatan yang besar, dan berbahaya bagi orang yang melakukannya. Ini juga merupakan kejahatan terhadap kalam Allah, dan bahaya yang besar bagi orang yang melakukannya.
Maka, hendaknya orang-orang suka bermudah-mudah ini bertaqwa kepada Allah, dan jauhi berbicara mengenai kalamullah
padahal ia tidak memiliki ilmu yang mencukupi yang membuat ia bisa
menafsirkan dengan benar. Karena perbuatan ini merupakan penyimpangan
dan kejahatan terhadap Allah dan terhadap agama Allah dan juga terhadap
Rasul-Nya. Dan ini juga merupakan keburukan yang besar, sebagaimana
sudah saya katakan.
Maka takutlah kepada Allah dengan tidak melakukan hal seperti ini,
yang menyebabkan sebagian orang yang mengikutinya melakukan kebid’ahan,
berdalil dengan ayat ini dan ayat itu, ayat ini menyuruh perbuatan ini
dan itu, padahal bukan demikian maksud ayat tersebut dan dia bukan orang
yang ahli dalam menafsirkan ayat Qur’an.
Ada riwayat shahih dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu, beliau melewati seorang lelaki yang sedang mengajarkan orang-orang Al Qur’an. Beliau berkata:
أتعرف الناسخ والمنسوخ ؟ قال : لا ، قال : هلكت وأهلكت
“Apakah engkau sudah paham nasikh dan mansukh? Lelaki tadi
berkata: ‘Saya belum paham’. Ali berkata: ‘Sungguh engkau ini binasa dan
membuat orang lain binasa’“
Demikian, hendaknya hal ini dipahami.
—
http://kangaswad.wordpress.com
Sumber: http://www.sh-emam.com/show_fatawa.php?id=570
Tentang rujukan ahli untuk setiap ilmu, saya pernah mengusulkan via pengajian rutin agar di MTA ada yg kuliah mendalami masing2 wasilah ilmu memahami AlQuran. Dan beberapa hal lain. Tentang reasilasinya, wallahu a'lam. Rasanya pak Bambang perlu juga memberi masukan ke ust.Sukino tentang membentuk kader yang paham benar ilmu agama dengan belajar ke ahlinya. Siapa tahu dengan adanya tambahan ahli ilmu itu, beberapa hal yang saat ini sebagaimana adanya bisa berubah mengikuti kaidah
BalasHapus