Halaman

Senin, 15 Oktober 2012

Untuk saudaraku yang ingkar adanya 'Kesurupan"

Assalamualaikum ustadz. Bagaimana hukumnya rukyah pengusiran iblis dan syaitan?… Apakah emang benar ada iblis dan syaitan yg merasuki diri kita?…dan bisa diusir secara permanen?…, ataukah syaitan yg dari diri kita sendiri?…apakah emang benar ada orang kerasukan syaitan?


Abu Fairuz: Ya benar, orang dapat kerasukan syaitan menurut faham Ahlus Sunnah wal jama'ah, Allah mengumpamakan dalam Alquran tentang orang-orang yang makan riba sebagaimana orang-orang kesurupan.
Dalam surat Albaqarah ayat 275, Allah berfirman:”
Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila 

Berkata Ibnu Katsir menafsirkan makna ayat:

yaitu: maksudnya mereka tidak bangkit dari kuburnya melainkan sebagaimana bangkitnya orang kesurupan ketika dia kerasukan syaitan. Berkata Ibnu Abbas:”Orang makan Riba akan dibangkitkan di hari kiamat bagiakan orang gila yang kesurupan.”
Hal ini menunjukkan  bahwa Alquran telah mengkonfirmasikan adanya pristiwa kesurupan.

Adapun dalil dari Sunnah Nabi—shallallah ‘alaihi wa sallam bahwa beliau pernah mengajarkan doa yang berbunyi:”
اللهم إني أعوذ بك من التردي والهرم والغرق والحرق وأعوذ بك أن يتخبطني الشيطان عند الموت
Ya Allah sesungguhnya aku berlindung padamu dari bencana jatuh dari tempat yang tinggi, bencana pikun, bencana tenggelam dan terbakar, Aku berlindung padamu agar jangan dirasuki syaitan ketika akan mati”.

Berkata al Imam Almunawi dalam kitabnya (faidul qadir 2/148):”dalam menafsirkan hadis “Aku berlindung padamu agar jangan dirasuki syaitan ketika akan mati” maksudnya yaitu agar dia (syaitan) tidak merasukiku dan mempermainkanku dan merusak agamaku serta akalku”.

عن عثمان بن أبي العاص قال استعملني رسول الله صلى الله عليه وسلم وأنا أصغر الستة الذين وفدوا عليه من ثقيف وذلك أني كنت قرأت سورة البقرة فقلت يا رسول الله إن القرآن ينفلت مني فوضع يده على صدري وقال ياشيطان اخرج منصدرعثمان فما نسيت شيئا أريد حفظه ) صححه الالباني في السلسلة
Dari Utsman bi Abi al-Ash dia pernah berkata:”Rasulullah—shallallahu ,alaihi wa sallam –menugaskanku menjadi pegawainya padahal aku yang paling kecil dari enam orang yang menjadi utusan Tsaqif, hal itu disebabkan aku hafal surat Al-Baqarah, maka aku berkata:”Wahai Rasulullah, sesungguhnya Al-Quran hilang dariku, maka beliau meletakkan tangannya diatas dadaku dan berkata:”Wahai syaitan, keluarlah dari dada Utsman, maka sejak itu aku tidak lagi lupa hafalanku. Hadis ini di sahihkan al-Alabani dalam silsilah shahihah.

Berkata syeikh Al-Albani mengomentari hadis ini:
وفي الحديث دلالة صريحة على أن الشيطان قد يتلبس الإنسان ويدخل فيه ولو كان مؤمنا صالحا ، وفي ذلك أحاديث كثير
Hadis ini menunjukkan dengan jelas bahwa syaitan terkadang merasuki manusia walaupun orang mukmun yang shalih, dan banyak hadis-hadis yang menyebutkannya.

juga Rasulullah—Shallallahu a’laihi wa sallam pernah meludah seorang anak yg kerasukan utk mengeluarkan syetan yg merasukinya. Berkata Ya’la bin Murrah:”
 رأيت من النبي صلى الله عليه وسلم عجبا خرجت معه في سفر فنزلنا منزلا فأتته امرأة بصبي لها به لمم ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أخرج عدو الله أنا رسول الله ، قال : فبرأ فلما رجعنا جاءت أم الغلام بكبشين وشيء من أقط وسمن ، فقال النبي صلى الله عليه وسلم : يا يعلى ! خذ أحد الكبشين ، ورد عليها الآخر ، وخذ السمن والأقط ، قال : ففعلت ) رواه البخاري في دلائل النبوة
Aku melihat Nabi—shallahu ‘alaihi wa sallam—hal yang aneh, yaitu ketika dalam suatu perjalanan bersamanya, kami singgah di suatu tempat, maka datanglah seorang wanita membawa anaknya yang kecil dalam keadaan sakit. Maka berkata Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—;”Keluarlah –musuh Allah—aku adalah Rasulullah. Berkata (Ya’la): maka seketika dia sembuh. Tatkala kami berangkat pulang, maka ibu anak tersebutkan membawakan untuk kami dua ekor kambing dan sebagian susu kering dan minyak samin. Maka Rasulullah berkata:” Wahai Ya’la !ambillah seekor kambing saja dan kembalikan yang satu lainnya, dan ambillah susu kering dan samin tersebut”. Yala berkata:” Akupun mengambilnya. HR. Bukhari dalam Dalail an-Nubuwwah.

Berkata Syikhul Islam Ibnu Taimiyah:”
 ” ثبوت الجن ثابت بكتاب الله وسنة رسوله واتفاق سلف الأمة وأئمتها ، وكذلك دخول الجني في بدن الإنسان ثابت باتفاق أئمة أهل السنة والجماعة ” مجموع الفتاوى 25/246
Adanya jin adalah perkara yang ditetapkan dalam kitab Allah dan Sunnah NabiNya, serta disepakati oleh para salaf dari umat ini dan para Ulamanya, demikian juga dengan jin yang merasuki badan manusia adalah hal yang disepakati para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah.(Majmu al fatawa 25/246.
Beliau berkata:” Tidaklah mengingkari orang kesurupan jin kecuali orang-orang mu'tazilah seperti Al-Jubba’i dan Abu Bakar Ar Razi.

Berkata Abdullah anak Imam Ahmad:”Kutanyakan pada ayahku bahwa ada sebagian orang yang mengatakan jin itu tidak merasuki badan, maka beliau menjawab:” Mereka berdusta, kenyataannya dia biasa merasuki dan berbicara pada lisannya.(majmu fatawa 19/12)

Berkata ibnul Qayyim:
” وأما جهلة الأطباء وسقطهم ومن يعتقد بالزندقة فضيلةً ؛ فأولئك ينكرون صرع الأرواح ، ولا يقرون بأنها تؤثر في بدن المصروع وليس معهم إلا الجهل ، وإلا فليس في الصناعة الطبية ما يدفع ذلك ، والحس والوجود شاهد به …. ومن له عقل ومعرفة بهذه الأرواح وتأثيراتها ؛ يضحك من جهل هؤلاء وضعف عقولهم …. وبالجملة فهذا النوع من الصرع وعلاجه لا ينكره إلا قليل الحظ من العلم والعقل والمعرفة ” زاد المعاد 4/67 – 69
Adapun para dokter yang jahil yang mengganggap kezindikan adalah keutamaan, maka mereka mengingkari kesurupan ruh, mereka tidak mengakui hal tersebut dapat memiliki efek terhadap orang yang kesurupan, hal ini tidak lain karena kejahilan mereka, pada hakikatnya ilmu kedokteran tidak dapat menolak adanya hal ini, bahkan realita menunjukkan kebenaran hal ini…orang yang memiliki akal dan pengetahuan tentang ruh-ruh jahat(Syetan) dapat mempengaruhi manusia, akan tertawa dari kebodohan mereka dan lemahnya akal mereka…kesimpulannya jenis kesurupan ini dan cara menterapinya adalah hal yang tidak dapat diingkari kecuali segelintir orang yang tidak berilmu dan berakal.(zadul Ma’ad 4/67-69).
adapun pengobatannya adalah dengan cara di ruqyah dari zikir-zikir yang diajarkan Nabi–shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dengan Alquran.

10 komentar:

  1. Dr. Sholeh bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan -anggota komisi fatwa di Saudi Arabia-

    Mengingkari keberadaan jin adalah suatu kekufuran yang membuat seseorang murtad dari Islam. Karena mengingkari keberadaanya berarti mengingkari hal yang telah ditegaskan dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Beriman kepada keberadaan jin termasuk beriman pada yang ghaib yaitu perkara yang tidak bisa kita lihat. Kita hanya beriman atas keberadaannya berdasarkan berita yang valid. Allah Ta’ala menceritakan tentang iblis dan bala tentaranya,


    إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ

    “Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka” (QS. Al A’raf: 27).

    Sedangkan pengingkaran terhadap kesurupan (kerasukan jin pada manusia), itu bukanlah suatu kekufuran. Namun ini jelas keliru karena telah mendustakan perkara yang telah disebutkan dalam dalil syar’i dan realita pun menunjukkan demikian. Akan tetapi, karena perkara ini masih samar, orang yang mengingkari kerasukan jin tidaklah kafir. Ia hanya keliru. Karena ia mengingkarinya tanpa berpegang pada dalil. Yang jadi pegangannya hanyalah akal dan pengetahuannya. Padahal akal itu sendiri tidak bisa menelusuri perkara ghaib. Begitu pula akal tidak bisa mengalahkan dalil syar’i. Yang mengedepankan akal hanyalah orang-orang yang sesat.

    BalasHapus
  2. blog di atas: "Hadis ini menunjukkan dengan jelas bahwa syaitan terkadang merasuki manusia walaupun orang mukmun yang shalih, dan banyak hadis-hadis yang menyebutkannya. ".

    Beberapa pemahamanku ttg amalan dalam islam, ada yg tidak sama dengan saudara muslim yg di MTA.

    Tentang orang kesurupan.. aku punya pendapat, mungkin nyeleneh untuk sebagian orang. Namanya jg pendapat, bs aku salah atau org lain yg salah. Tetapi aku saat ini yakin benarnya:

    Dalam hadits R. Muslim dijelaskan bahwa setiap manusia didampingi makluk pendamping (Qarin) dari JIN. Termasuk Rasulullah, tetapi atas pertolongan Allah jin tersebut telah diislamkan sehingga hanya membisikan kebaikan.

    Manusia juga didampingi malaikat: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. (Ar Ra'd-13:11)"

    Hati (iman) dan naluri (kebiasaan) memberikan bisikan kpd akal pikiran untuk memutuskan, akal mempengaruhi anggota fisik tubuh untuk melakukan.

    Jin & malaikat membisikan lewat hati. Mata, telinga, hidung, kulit.. juga memberikan bisikan (pengaruh) kepada akal pikiran untuk memutuskan sehingga dikenal refleksi.

    Orang berilmu (agama), keimanan (hati) condong menerima bisikan MALAIKAT, amalnya akan shalih. Orang kafir condong menerima bisikan syaiton, amalnya rusak.

    Sedangkan saat kondisi tubuh tidak normal (dikatakan kondisi gila, unNormal) misal: sakit panas sangat tinggi (step), krn stress berat, kondisi lupa (galau), karena tidur, ketika dihipnotis, ketika ketakutan luar biasa..dll. Maka hatinya lemah (kosong), maka pikiran didominasi naluri dan bisikan luar, dan kondisi ini sperti halnya hewan. Maka orang kafir lebih buruk dari hewan, krn punya hati tetapi hatinya tertutup.

    Hewan: aktifitasnya sesuai kebiasaan dan refleksi. Maka, ketika kondisi tidak normal tersebut "pikirannya cenderung mengikuti arahan suara disekitarnya" atau "naluri kebiasanya hariannya".

    Seorang yg steep, ketika sendirian, jika kebiasanya memaki-maki, yg muncul di mulutnya ya "memaki2".. jika kebiasanya menghafal qur'an yg muncul "lantunan qur'an", jika matanya sering melihat filem hantu maka ucapannya hal2 mistik. Maka, seorang yg mulutnya terbiasa istighfar mk potensi ketika skaratulmaut akan banyak istigfar.

    Seorang yg steep, ketika ditunggui orang2 yg percaya JIN PENUNGGU POHON, pembicaraan tentu hal2 mistik, maka pikiran yg step akan mengarah ke hal mistik, maka mulutnya pun MENGIGAU ucapan2 mistik. Seperti hewan ketika naluri makan tanaman muncul tidak peduli itu pohon tetangga majikannya, begitu dengar "teriakan hus hus.." refpleksinya memerintahkan kaki lari menjauh.

    Maka kondisi gila (steep), lupa, tidur, ditekan/dipaksa orang sehingga ketakutan luar biasa.. diangkat penanya. Krn hati (iman) tidak bekerja. Aktifitas nya tidak dihitung amal baik-buruk, apa untungnya syaiton/jin jika tetep nongrong sibuk membisikan hati untuk jahat pd org gila? ya gak ada.

    Tugas syaiton membisikan kegalauan manusia agar menjadi stres dan gila, jk sudah gila mereka tepuk tangan dan meninggalkan. Tugas syaiton memasukan kita ke neraka, setelah masuk dia angkattangan. Bisikan2 syaiton yg sudah tertanam di memori org gila ketika waras, otomatislah yg akan muncul, kecuali memorinya didomonasi kebaikan karena sering kaji ayat2 ilmu Allah.

    Anak bayi yg steep (gila karena panas tinggi) tidak akan pernah mengigau "hal mistik" apalagi "ngigau baca ayat al-qur'an". Krn di memori otaknya tdk pernah tersimpan kebiasaan itu.

    Kesimpulan: jangan otak ini dipenuhi keyakinan tahayul, jangan banyak nonton filem mistik. Maka jika steep dijamin tidur pulas.. tanpa mengigau ttg mistik.

    Wallahu'alam.

    BalasHapus
  3. 1. pendapat antum sudah ada yg mendahului "Tidaklah mengingkari orang kesurupan jin kecuali orang-orang mu'tazilah seperti Al-Jubba’i dan Abu Bakar Ar Razi" Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (majmu fatawa 19/12).

    BalasHapus
  4. kalau orang yang ndak kenal dan ndak pernah berhu bungan dengan mu'tazilah mengingkari kesurupan jin, apa dia juga mu'tazilah mas?

    BalasHapus
  5. ciri2 mutazilah mengedepankan akal daripada Nash yang Jelas..

    BalasHapus
  6. MTA juga mengingkari keberadaan sihir dan peristiwa tersihirnya Nabi.

    BalasHapus
  7. MTA dengan manhaj akalnya memang nekad benar.... nggak sadar jama'ahnya... yang kelihatannya banyak dari kalangan awwam..
    Semoga banyak yang mendapat hidayah melalui blog ini

    BalasHapus
  8. Maaf mas-mas semua, setelah saya teliti MTA juga behujjah menurut ulama-ulama mu'tabar. Antara lain: Syaikh Muh. Abduh, Syaikh Rosyid Ridho, Syaikh Abus Su'ud, Syikh Ibnu Hazm dsb. Apakah mereka ulama sesat? mohon mas Bambang dan kawan-kawan menjawab......Semoga Alloh menghindarkan kita dari sifat sombong, merasa benar dengan dalih memberi nasehat padahal membuat sesama muslim terlihat saling bermusuhan, mohon dipikirkan...., mohon kepada Alloh untuk ditunjukkan sudahkah langkah kita benar?......

    BalasHapus
    Balasan
    1. para Syaikh yang antum sebutkan tidaklah maksum.. bahkan tidak ada manusia selain Rasulullah yang maksum... kewajiban kita mengikuti dalil Quran Sunnah dengan pemahaman salafush sholih..

      kalo para Syaikh yang antum sebutkan mempunyai "ketergelinciran" apakah antum akan tetap melestarikan "ketergelicirannya"... bukankah mta sering mengatakan "jangan taklid pada Nenek Moyang tanpa dalil yang kuat?" ... afwan, barakallohu fiikum..

      Hapus
  9. Lebih baik tabayun lah kpd beliau agar lbih jelas prmasalahannya . Ktemu dgn beliau

    BalasHapus