Ada sekelompok ummat Islam yang mentahrif syafa'at sehingga berfahaman bila seseorang (muslim) masuk neraka karena beratnya dosa, maka ia kekal selamanya (tidak ada jahanamiyyun, orang yang masuk surga yang sebelumnya diazab di neraka).
Disini keadaan seorang muslim sama dengan orang kafir, sama-sama kekal di neraka. Hadits-hadits berikut dianggap bertentangan dengan Al-Quran, semoga Allah menunjuki mereka. Wallahu a'lam.
”Apabila penduduk jannah telah masuk jannah dan penduduk neraka telah masuk neraka, Allah akan berfirman, ”Barang siapa di hatinya ada seberat biji sawi keimanan, keluarlah ia (dari neraka)! ” Maka mereka akan keluar dalam keadaan hangus dan menghitam legam, kemudian mereka akan dilemparkan ke nahrul hayah (sungai kehidupan), lalu mereka akan tumbuh seperti tumbuhnya biji yang dibawa aliran air.” Lalu beliau melanjutkan, ”Tidaklah kalian tahu bahwa biji tumbuh berwarna kuning dan meliuk.” (HR. Bukhari dan Muslim)
”Akan kaluar dari neraka satu kaum setelah mereka terjilat oleh apinya, lalu mereka masuk ke dalam jannah. Para penghuni jannah menamai mereka dengan al-jahanamiyyun (mantan penghuni jahannam).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ubadah bin Shamit menuturkan, Rasulullah bersabda :
" من شهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأن محمدا عبده ورسوله،
وأن عيسى عبد الله ورسوله، وكلمته ألقاها إلى مريم وروح منه والجنة حق
والنار حق أدخله الله الجنة على ما كان من العمل " أخرجاه
“Barang siapa yang bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang
hak (benar) selain Allah saja, tiada sekutu bagiNya, dan Muhammad
adalah hamba dan RasulNya, dan bahwa Isa adalah hamba dan RasulNya, dan
kalimatNya yang disampaikan kepada Maryam, serta Ruh dari padaNya, dan
surga itu benar adanya, neraka juga benar adanya, maka Allah pasti memasukkanya kedalam surga, betapapun amal yang telah diperbuatnya”. ( HR. Bukhori & Muslim )Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula hadits dari Itban bahwa Rasulullah bersabda :
" فإن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله "
“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang orang yang mengucapkanلا إله إلا الله dengan ikhlas dan hanya mengharapkan ( pahala melihat ) wajah Allah”.
Diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri bahwa Rasulullah bersabda :
" قال موسى يا رب، علمني شيئا أذكرك وأدعوك به، قال : قل يا موسى : لا
إله إلا الله، قال : يا رب كل عبادك يقولون هذا، قال موسى : لو أن السموات
السبع وعامرهن – غيري – والأرضين السبع في كفة، ولا إله إلا الله في
كفـة، مالت بهـن لا إله إلا الله " ( رواه ابن حبان والحاكم وصححه ).
“Musa berkata : “Ya Rabb, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk
mengingatMu dan berdoa kepadaMu”, Allah berfirman :” ucapkan hai Musa
لا إله إلا الله ”, Musa berkata : “ya Rabb, semua hambaMu mengucapkan
itu”, Allah menjawab :” Hai Musa, seandainya ketujuh langit serta
seluruh penghuninya – selain Aku - dan ketujuh bumi diletakkan dalam
satu timbangan dan kalimat لا إله إلا الله diletakkan dalam timbangan
yang lain, niscaya kalimat لا إله إلا الله lebih berat timbangannya.”
( HR. Ibnu Hibban, dan imam Hakim sekaligus menshahihkannya ).Imam Tirmidzi meriwayatkan hadits (yang menurut penilaianya hadits itu hasan) dari Anas bin Malik ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda :
" قال الله تعالى : يا ابن آدم، لو أتيتني بقراب الأرض خطايا، ثم لقيتني لا تشرك بي شيئا، لأتيتك بقرابها مغفرة "
“Allah berfirman : “Hai anak Adam, jika engkau datang kepadaKu dengan
membawa dosa sejagat raya, dan engkau ketika mati dalam keadaan tidak
menyekutukanKu dengan sesuatupun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan
membawa ampunan sejagat raya pula”.1881.Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Sesungguhnya saya niscayalah mengetahui orang dari golongan ahli neraka yang terakhir sekali keluarnya dari neraka itu dan ia pulalah orang dari golongan ahli syurga yang terakhir sekali masuknya dalam syurga. Yaitu seorang lelaki yang keluar dari neraka
dengan merangkak, lalu Allah 'Azzawajalla berfirman padanya: "Pergilah - menjauhi dari neraka - dan masuklah dalam syurga." Orang itu mendatangi syurga kemudian tampak di matanya, seolah-olah syurga itu sudah penuh sesak. la kembali lalu berkata: "Ya Tuhanku, saya mendapatkan syurga itu sudah penuh sesak." Allah 'Azzawajalla berfirman lagi padanya: "Pergilah dan masuklah dalam syurga." Sekali lagi ia mendatangi syurga itu dan tampak pula dalam pandangannya, seolah-olah syurga itu sudah penuh sesak. Ia kembali pula
lalu berkata: "Ya Tuhanku, saya mendapatkan syurga itu sudah penuh sesak." Allah 'Azzawajalla berfirman pula: "Pergilah, sesungguhnya untuk bagianmu itu adalah seperti sedunia luasnya dengan tambahan sepuluh kali lagi yang seperti itu. Jadi untukmu adalah sepuluh kali seluas dunia." Orang itu berkata: "Adakah Tuhan mengejek padaku atau menertawakan diriku, sedangkan Tuhan adalah Maha Merajai."
Ibnu Mas'ud berkata: "Sungguh-sungguh saya melihat Rasulullah s.a.w. ketawa, sehingga tampaklah gigi-gigi gerahamnya, kemudian beliau bersabda: "Yang sedemikian itu tingkat yang terendah sekali dari golongan para ahli syurga." (Muttafaq 'alaih)
1526. Dari 'Itban bin Malik radhiyallahu 'anhu. dalam Hadisnya yang panjang lagi masyhur yang telah dulu uraiannya dalam bab Harapan - lihat Hadis no. 416, katanya: "Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam berdiri untuk bersembahyang, lalu bersabda: "Manakah Malik bin Addukhsyum?" Lalu ada seorang yang berkata: "la adalah seorang munafik yang tidak mencintai Allah dan RasulNya." Kemudian Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah engkau berkata demikian, tidakkah engkau melihat bahwa ia juga telah mengucapkan La ilaha illallah, yang dengan membacanya ia menghendaki keridhaan Allah. Sesungguhnya Allah telah mengharamkan kepada neraka orang yang mengucapkan La ilaha illallah yang dengan mengucapkannya itu ia mengharapkan keridhaan Allah itu." (Muttafaq 'alaih)
“Sesungguhnya akan menimpa suatu kaum siksaan dari api neraka karena dosa-dosa yang mereka lakukan sebagai suatu balasan, kemudian Allah memasukan mereka ke dalam surga karena rahmat-Nya, lalu dikatakan kepada mereka al-jahanamiyyun“.[orang-orang yang masuk surga setelah sebelumnya diazab di neraka]. [HR. Bukhari dari Anas (7450)].
Mereka masuk surga setelah sebelumnya diazab di neraka karena pada diri mereka masih ada ashlul iman yang merupakan lawan dari kekafiran, sebagaimana sabda Rasul Shallahu ‘Alaihi Wasallam : “……Hingga apabila Allah telah selesai memutuskan perkara di antara hamba-hamba-Nya dan mau mengeluarkan mereka dari neraka sebagai penghuni neraka dengan rahmat-Nya, maka Allah menyuruh para malaikat-Nya untuk mengeluarkan mereka dari neraka yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, dari orang yang Allah ingin menyanginya, yaitu orang yang bersaksi bahwa tidak ada ilah yang hak disembah melainkan Allah dan mereka dikenali di neraka dengan tanda-tanda bekas sujudnya.” [HR. Bukhari dari Abu Hurairah (7427)].
“Itu Jibril datang kepada saya, dan berkata : “Barangsiapa dari umatmu yang mati dalam keadaan tidak sedang menyekutukan Allah dengan sesuatu maka dia masuk surga”. Lalu Abu Dzar bertanya : Walaupun dia berzina dan mencuri?, Nabi SAW., menjawab, walaupun dia berzina dan mencuri! [HR. Bukhari (644?,4)],
INGKAR HADIST = KAFIR
BalasHapusImam as-Suyuthi berkata: “Ketahuilah –semoga Alloh merahmatimu– bahwa orang yang mengingkari hadits Nabi yang shohih sebagai hujjah, baik yang berupa ucapan maupun perbuatan, maka dia telah kufur, keluar dari Islam dan dikumpulkan bersama orang-orang Yahudi, Nashoro dan kelompok-kelompok kafir lainnya.”[7]
Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata: “Ketahuilah bahwa akan ada suatu kaum setelah kalian yang mendustakan hukum rajam, dajjal, syafa’at, adzab kubur dan suatu kaum yang dikeluarkan dari neraka setelah hitam kelam.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya 1/24 dan Ad-Dani dalam Al-Fitan 2/23. Dihasankan Syaikh Albani dalam Qishotul Masihid Dajjal wa Nuzul Isa hal. 30 dan dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dalam Musnad Ahmad)
BalasHapusImam Ahmad mengatakan: “Beriman dengan syafaat Nabi dan beriman dengan adanya suatu kaum yang telah masuk neraka dan telah terbakar serta menjadi arang, kemudian mereka diperintah menuju sebuah sungai yang berada di pintu surga –seperti disebutkan dalam riwayat tentang hal ini– dan (kita imani) bagaimana dan kapan terjadinya. Terhadap yang demikian kita hanya beriman dan mempercayai.” (Ushulus Sunnah oleh Imam Ahmad hal. 32)
Ibnu Abi Hatim Ar-Razi berkata: “Syafaat adalah benar (adanya). Dan bahwa sebagian ahli tauhid keluar dari neraka lantaran adanya syafaat, adalah benar.” (Ushulus Sunnah Wa I’tiqad Din oleh Ibnu Abi Hatim masalah ke-13)
Abu Ja’far Ath-Thahawi berkata: “Para pelaku dosa besar di kalangan umat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam (bisa) masuk neraka, namun mereka tak akan kekal di dalamnya kalau mereka mati dalam keadaan bertauhid. Meskipun mereka belum bertaubat namun mereka menemui Allah (mati) dengan menyadari dosa mereka. Mereka diserahkan kepada kehendak dan keputusan Allah. Kalau Dia menghendaki, maka mereka dapat diampuni dan dimaafkan dosa-dosa mereka dengan keutamaan-Nya, sebagaimana yang difirmankan Allah ‘Azza wa Jalla: “Dan Dia mengampuni dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS. An-Nisa’: 48, 116). Dan jikalau Dia menghendaki, mereka diadzab-Nya di neraka dengan keadilan-Nya. Kemudian Allah akan mengeluarkan mereka dari dalamnya dengan rahmat-Nya dan syafa’at orang yang berhak memberi syafa’at di kalangan hamba-Nya yang ta’at. Lalu mereka pun diangkat ke surga-Nya.” (Al-Aqidah Ath-Thahawiyyah masalah ke-79)
Abu Hasan Al-Asyari berkata: “Mereka (ahli bid’ah-pen) menyatakan bahwa orang-orang yang masuk neraka tersebut tidak akan dikeluarkan lagi dari sana, dan anggapan ini jelas bertentangan dengan riwayat yang dikutip dari Rasulullah saw bahwa Allah SWT niscaya mengeluarkan para penghuni neraka setelah disiksa dan merupakan arang.” (Al-Ibanah An-Ushul Ad-Diyanah oleh Abu Hasan Al-Asyari)
Ibnu Qudamah Al-Maqdisi mengatakan: “Nabi kita Muhammad akan memberikan syafaat kepada para pelaku dosa besar yang telah masuk neraka agar mereka bisa keluar setelah mereka terbakar dan menjadi arang, kemudian masuk ke dalam surga. Dan para nabi, orang-orang yang beriman serta malaikat akan memberikan syafaat (dengan seizin Allah). Allah berfirman: “Dan mereka tidak akan sanggup memberikan syafaat melainkan untuk orang yang Allah ridhai, dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada Allah.” (QS. Al-Anbiya`: 28) Adapun orang-orang kafir, tidak akan bisa merasakan syafaat orang yang memberi syafaat.” (Syarah Lum’atil I’tiqad, hal. 128)
Ibnu Abi Al Izz Al Hanafi (murid Ibnu Katsir) berkata: “Maksud para salaf ketika menyingkat hadits sampai batas ini adalah, untuk membantah kaum Khawarij serta orang-orang yang mengikuti faham Khawarij dari kalangan Mu’tazilah. Yaitu orang-orang yang mengingkari keluarnya seseorang dari neraka setelah ia masuk ke dalamnya. Untuk itu, para salaf menyebutkan hadits hanya sebatas ini, yang di dalamnya terdapat nash tegas yang membantah kaum Khawarij dan Mu’tazilah tersebut.” (Syarh Aqidah Thahawiyah oleh Ibnu Abi Al Izz Al Hanafi, tahqiq Jamaah min Al Ulama dan takhrij Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, Al Maktab Al Islami, Cet. IX tahun 1408 H / 1988 M, hal. 231)
http://manhaj-ahlussunnah.blogspot.com/2013/01/orang-mukmin-yang-berdosa-yang-masuk-ke.html
Para ulama hanya menyatakan pendapat tanpa menyebut ulama sebelumnya atau sezamannya yang berbeda paham. yang berpendapat masuk kekal selamanya adalah Syaich Sayyid Quthub. kenapa mas Bambang dan kawan-kawan selalu menyebut MTA ketika berbeda pendapat?!?!. tirulah ulama-ulama tsb ketika berbeda pendapat, tidak meyebut orang atau lembaga
BalasHapusastaghfirulloh, ust. Bambang dan ust. Noviandi berarti mengkafirkan seluruh warga MTA? dengan mengatakan INKAR HADITS = KAFIR. Syaikh Sayyid Kutub dan diikuti MTA tidak mengingkari hadits tersebut tetapi memahimi dengan pemahaman yang berbeda. semoga Alloh mengampuni hamba-Nya yang bertaubat.
BalasHapusInilah kekeliruan yang berat ketika orang tidak tahu gampang berkomentar! Antum tidak bisa membedakan antara takfir mutlak dan muayyan, dan lagi pada komentar akh. Noviandi di atas adalah nukilan perkataan 'ulama (bukan ungkapan pribadi). Semoga antum tidak berhenti untuk mau belajar!
HapusDan saya yakin seyakin2nya, bahwa tidak semua warga MTA mengingkari adanya Jahanamiyyun. Hanya saja mereka terdiam dalam belenggu...! Semoga Allah menunjuki dan menguatkan mereka untuk bertaubat!
Wah menarik ini, mohon tanya, kalau begitu jama'ah MTA kafir apa ya pak bambang, mutlak atau muayyan?!? Kalau tidak taubat sampai mati tentang jahanamiyyun ini, apa masuk neraka?!? . Jazakumullah
BalasHapus