Para ahli bid’ah mengingkari hadits-hadits tentang tersihirnya Nabi. Mereka berdalil dengan ayat berikut:
“Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir.” (QS. Al-Isra’: 47)
Mereka beranggapan bahwa Allah telah membantah prasangka orang kafir bahwa Nabi terkena sihir. Seandainya Nabi dapat disihir, secara tidak langsung hal itu membenarkan perkataan orang kafir sebagaimana diterangkan dalam Firman Allah: “Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir.” Selain itu, peristiwa penyihiran yang menimpa Nabi akan mengguncang makna kenabiannya dan menimbulkan keraguan. Ketika mengusung pendapat bahwa Nabi berimajinasi melihat Jibril, tapi bukan Jibril atau dia merasa diwahyukan sesuatu tapi tidak ada wahyu itu. Tidak pantas Nabi Muhammad terkena sihir.